Kumpulan Lengkap Artikel Asuhan Kebidanan Terbaru 2023

MOTIVASI HIPDUP

INSPIRASI SUKSES.

TERDAPAT PAKET MURAH MERIAH KHUSUS DI HARI TERTENTU

Bersyukurlah bila anda lahir ditanggal spesial, karena Acara Ultah anda Bisa Jadi Gratis.

MOTIVASI HIDUP

INSPIRASI SUKSES.

MOTIVASI SUKSES

INSPIRASI SUKSES.

INSPIRASI SUKSES

INSPIRASI SUKSES.

Bila Mau Punya Anak, Perhatikan Hal Berikut ini

 Tidak semua pasangan suami istri bisa memiliki momongan dalam waktu yang cepat. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari masalah kesuburan, baik pada istri maupun suami, hingga kombinasi gangguan kesehatan yang dimiliki oleh setiap pasangan.

dan kini Tanya Bidan akan merangkum 2 hal yang kebanyakan orang alami yang bisa menyebabkan sulit punya anak.



1. Tingkat stres yang tinggi

Stres yang tidak dikontrol dengan baik dapat mengganggu pelepasan sel telur oleh ovarium. Jadi, kemungkinan terjadinya pembuahan oleh sperma akan semakin kecil.


Selain itu, saat sedang stres, wanita juga cenderung tidak ingin melakukan hubungan seks dan kerap melampiaskannya pada minum minuman berkafein atau beralkohol, serta melakukan gaya hidup yang tidak sehat. Hal-hal ini akan turut mengurangi kemungkinan untuk hamil.


2. Gaya hidup tidak sehat

Kebiasaan merokok, bergadang, dan minum minuman beralkohol, dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Pada pria, merokok dan sering minum minuman beralkohol dapat menurunkan produksi sperma dan memicu disfungsi ereksi.


Sementara itu, wanita yang sering merokok dapat meningkatkan risiko keguguran dan mempercepat menopause. Kalau wanita yang suka mengonsumsi minuman beralkohol, berisiko menyebabkan kecacatan pada janin.


dan semoga kalian yang membaca artikel ini tidak sering mengalami hal diatas ya

semoga yang masih belum punya anak segera memiliki anak. aamiin

Share:

Askeb Metroragia | Artikel Kebidanan Terlengkap

BAB II
PENDAHULUAN
Perdarahan diluar haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Ada dua macam perdarahan di luar haid yaitu metroragia dan menometroragia
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. 
Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.
Beberapa Penyebab Dari perdarahan diluar haid yaitu :
• Polip serviks
• Erosi portio
• Ulkus portio
• Trauma
• Polip endometrium
Penyebab fungsional
Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik, dinamakan perdarahan disfungsional. Perdarahan diluar haid dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi kelainan ini lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium. Dua pertiga wanita dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan diluar haid berumur diatas 40 tahun, dan 3 % dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek dijumpai pula perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di rumah sakit.
BAB II
PEMBAHASAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA PERDARAHAN DI LUAR HAID
I. PENGERTIAN
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks, kelainan fungsional dan penggunaan estrogen )
II. BEBERAPA PENYEBAB PERDARAHAN DILUAR HAID
1. POLIP SERVIKS

a) Pengertian 
Polip adalah tumor bertangkai yang kecil dan tumbuh dari permukaan mukosa (Denise tiran : 2005 ).
Servikal polip adalah polip yang terdapat dalam kanalis servikalis (Denise tiran:2005 )

b) Gejala umum bentuk abnormal tersebut, yaitu :

 Tanpa gejala(
Polip serviks bias saja dialami seseorang tanpa ia tau kalau sebenarnya ia memiliki polip serviks, 
 Leukorea yang sulit disembuhkan( 
Jika sudah digunakan berbagai macam obat, dan personal hygine telah dijaga tetapi leokorea belum juga sembuh
 Terasa discomfort dalam vagina(
Yaitu perasaan tidak nyaman dalam vagina, baik setelah buang air maupun dalam kondisi biasa.
 Kontak berdarah(
Misalnya , vagina selalu mengeluarkan darah setelah melakukan hubungan seks. Perlu dijurigai adanya polip serviks.
 Terdapat infeksi(
c) Dasar diagnosis
 Berdasarkan keluhan yang dikemukakan.(
 Diagnosis karena kebetulan memeriksakan.(
 Pada pemeriksaan inspekulum dijumpai :(
• Jaringan bertambah
• Mudah berdarah
• Terdapat pada vagina bagian atas.
d) Penatalaksanaannya
Polip hanya dipelintir sampai putus, kemudian tangkainya di kuret. Tindakan dilakukan dalam pembiusan umum (general anasthesia). Selanjutnya jaringan polip dikirim ke laboratorium patologi guna memastikan bahwa histologis-nya jinak/sesuai dengan gambaran jaringan polip serviks. Kemungkinan ganasnya kecil.
2. EROSI PORSIO
a) Pengertian Erosi Porsio
Erosio porsiones (EP) adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada daerah porsio serviks uteri (mulut rahim). Penyebabnya bisa karena infeksi dengan kuman-kuman atau virus, bisa juga karena rangsangan zat kimia /alat tertentu; umumnya disebabkan oleh infeksi. 
Erosi porsio atau disebut juga dengan erosi serviks adalah hilangnya sebagian / seluruh permukaan epitel squamous dari serviks. Jaringan yang normal pada permukaan dan atau mulut serviks digantikan oleh jaringan yang mengalami inflamasi dari kanalis serviks. Jaringan endoserviks ini berwarna merah dan granuler, sehingga serviks akan tampak merah, erosi dan terinfeksi. Erosi serviks dapat menjadi tanda awal dari kanker serviks.
Erosi serviks dapat dibagi menjadi 3:
1) Erosi ringan : meliputi ≤ 1/3 total area serviks
2) Erosi sedang : meliputi 1/3-2/3 total area serviks
3) Erosi berat : meliputi ≥ 2/3 total area serviks.

b) Penyebab erosi serviks :
1. Level estrogen : erosi serviks merupakan respons terhadap sirkulasi estrogen dalam tubuh.
a) Dalam kehamilan : erosi serviks sangat umum ditemukan dalam kehamilan karena level estrogen yang tinggi. Erosi serviks dapat menyebabkan perdarahan minimal selama kehamilan, biasanya saat berhubungan seksual ketika penis menyentuh serviks. Erosi akan menghilang spontan 3-6 bulan setelah melahirkan.
b) Pada wanita yang mengkonsumsi pil KB : erosi serviks lebih umum terjadi pada wanita yang mengkonsumsi pil KB dengan level estrogen yang tinggi.
c) Pada bayi baru lahir : erosi serviks ditemukan pada 1/3 dari bayi wanita dan akan menghilang pada masa anak-anak oleh karena respon maternal saat bayi berada di dalam rahim
d) Wanita yang menjalani Hormon Replacement Therapy (HRT): karena penggunaan estrogen pengganti dalam tubuh berupa pil, krim , dll.

2. Infeksi: teori bahwa infeksi menjadi penyebab erosi serviks mulai menghilang. Bukti-bukti menunjukkan bahwa infeksi tidak menyebabkan erosi, tapi kondisi erosi akan lebih mudah terserang bakteri dan jamur sehingga mudah terserang infeksi. 
3. Penyebab lain : infeksi kronis di vagina, douche dan kontrasepsi kimia dapat mengubah level keasaman vagina dan sebabkan erosi serviks. Erosi serviks juga dapat disebabkan karena trauma (hubungan seksual, penggunaan tampon, benda asing di vagina, atau terkena speculum) 
c) Gejala erosi serviks: 
(1) Mayoritas tanpa gejala
(2) Perdarahan vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi) yang terjadi :
 Setelah berhubungan seksual (poscoital)(
 Diantara siklus menstruasi(
 Disertai keluarnya cairan mucus yang jernih / kekuningan, dapat berbau jika disertai infeksi vagina(
(3) Erosi serviks disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi serviks meningkat secara signifikan, berbentuk mucus, mengandung banyak sel darah putih, sehingga ketika sperma melewati serviks akan mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan perjalanan sperma. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita.
d) Penanganan erosi porsio/erosi serviks
1) Memberikan albotyl di sekitar Erosio pada portio.
2) Melakukan penatalaksanaan pemberian obat.
 Lyncopar 3 x 1 untuk infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri /streptokokus pneomokokus stafilokokus dan infeksi kulit dan jaringan lunak.(
 Ferofort 1 x 1 berfungsi untuk mengobati keputihan( 
 Mefinal 3 x 1 berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit(
Gambar 1 : Serviks Normal

Gambar 2 : Serviks yang terkena Erosi


3. ULKUS PORSIO
a) Pengertian 
Ulkus portio adalah suatu pendarahan dan luka pada portio berwarna merah dengan batas tidak jelas pada ostium uteri eksternum . 
b) Etiologi 
Penggunaan IUD, pemakaian pil, perilaku seksual yang tidak sehat, trauma. 
c) Patofisiologi 
Proses terjadinya ulkus portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya IUD.IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi / koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi portio. Bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah ulkus portio dan akhir nya menjadi ulkus. Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio.Dari semua kejadian ulkus portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim. 
d) Gejala 
a. Adanya fluxus 
b. Portio terlihat kemerahan dengan batas tidak jelas 
c. Adanya kontak berdarah 
d. Portio teraba tidak rata 
e) Penanggulangan 
1) Membatasi hubungan suami istri 
Adanya ulkus porsio membuat porsio mudah sekali berdarah setiap kali mengalami gesekan sekecil apapun, sehingga sebaiknya koitus dihindari sampai ulkus sembuh.
2) Menjaga kebersihan vagina 
Bila kebesihan vagina tidak dijaga, maka akan dapat memperburuk kondisi porsio, sebab akan semakin rentan terkena infeksi lainnya.
3) Lama pemakaian IUD harus diperhatikan.

4. TRAUMA
a) Pengertian 
Trauma adalah dari aspek medikolegal sering berbeda dengan pengertian medis. 
Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukaan adalah hilangnya diskontinuitas dari jaringan. 
Sedangkan dalam pengertian medikolegal trauma adalah pengetahuan tentang alat atau benda yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seseorang. Artinya orang yang sehat, tiba-tiba terganggu kesehatannya akibat efek dari alat atau benda yang dapat menimbulkan kecederaan.
b) Penyebab 
Trauma yang menyebabkan perdarahan di luar haid contohnya yang sering terjadi pada akseptor IUD dan usai berhubungan intim (utamanya pada wanita yang telah menopause )
Tempat perlukaan yang paling sering akibat koitus adalah dinding lateral Vagina, vorniks posterior dan kubah Vagina (setelah histerektomi). 
c) Gejala 
Nyeri vulva dan vagina, perdarahan dan pembengkakkan merupakan gejala-gejala yang paling khas. Kemungkinan gejala lainnya adalah kesulitan dalam urinasi dan ambulasi
d) Penanganannya
Penanganannya sesuai dengan penyebabnya , misalnya trauma yang disebabkan translokasi IUD, maka IUD nya harus dicabut, dan diganti dengan alat kontrasepsi lain.Sedangkan buat para wanita yang menopause yang mengalami perdarahan setelah koitus, bisa diberi terapi hormon.
5. POLIP ENDOMETRIUM
a) Pengertian
Polip endometrium juga disebut polip rahim. Ia adalah pertumbuhan kecil yang tumbuh sangat lambat dalam dinding rahim. Mereka memiliki basis datar besar dan mereka melekat pada rahim melalui gagang bunga memanjang. Bentuknya dapat bulat atau oval dan biasanya berwarna merah. Seorang wanita dapat memiliki polip endometrium satu atau banyak, dan kadang-kadang menonjol melalui vagina menyebabkan kram dan ketidaknyamanan. Polip endometrium dapat menyebabkan kram karena mereka melanggar pembukaan leher rahim. Polip ini dapat terjangkit jika mereka bengkok dan kehilangan semua pasokan darah mereka. Ada kejadian langka saat ini polip menjadi kanker. Wanita yang telah mengalaminya terkadang sulit untuk hamil. 
b) Gejala 
Tidak ada penyebab pasti dari polip endometrium, tetapi pertumbuhan mereka dapat dipengaruhi oleh kadar hormon, terutama estrogen. Seringkali tidak ada gejala, tetapi beberapa gejala dapat diidentifikasi terkait dengan pembentukannya. 
* Sebuah kesenjangan antara perdarahan haid 
* Tidak teratur atau perdarahan menstruasi yang berkepanjangan 
* Perdarahan haid yang terlalu berat 
* Rasa sakit atau dismenore (nyeri dengan menstruasi)
c) Diagnosa dan Pengobatan 
Polip endometrium dapat dideteksi melalui pelebaran dan kuretase (D & C), CT scan, ultrasound atau histeroskopi. Histeroskopi adalah prosedur dimana lingkup kecil dimasukkan melalui leher rahim ke dalam rongga rahim untuk mencari polip atau kelainan rahim lainnya.
Polip endometrium dapat dihapus dan diobati melalui operasi dengan menggunakan kuretase atau histerektomi. Jika kuretase dilakukan, polip dapat terjawab tapi untuk mengurangi risiko ini, rahim biasanya dieksplorasi oleh histeroskopi pada awal proses bedah. Sebuah polip besar dapat dipotong menjadi bagian-bagian sebelum sepenuhnya disingkirkan. Jika ditemukan polip menjadi kanker, histerektomi harus dilakukan. Ada probabilitas tinggi kekambuhan polip bahkan dengan perawatan di atas. 
d) Komplikasi dan Faktor Risiko 
Polip endometrium biasanya sel jinak. Mereka dapat menjadi prakanker atau kanker. Sekitar 0,5 persen dari polip endometrium mengandung sel-sel adenokarsinoma. Sel-sel ini akhirnya akan berkembang menjadi kanker. Polip dapat meningkatkan risiko keguguran pada wanita yang menjalani fertilisasi in vitro dalam perawatan. Jika mereka berkembang dekat saluran telur, mereka dapat menjadi penyebab kesulitan dalam menjadi hamil. 
Polip rahim biasanya terjadi pada wanita di usia 40-an dan 50-an. Wanita yang memiliki faktor risiko tinggi adalah mereka yang mengalami obesitas, memiliki tekanan darah tinggi. dan memiliki sejarah polip serviks dalam keluarga mereka. 
Terapi penggantian hormon dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya polip endometrium. Wanita yang menggunakan hormonal Intra Uterine Device yang tingkat tinggi levonorgestrel dapat mengurangi kejadian polip. Satu dari setiap sepuluh perempuan dapat memiliki polip endometrium, dan diperkirakan bahwa sekitar 25 persen dari mereka yang mengalami pendarahan vagina abnormal memiliki polip endometrium. 
IV. MERAWAT PERDARAHAN VAGINA YANG TIDAK BERATURAN
Perawatan untuk perdarahan vagina yang tidak teratur tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Setelah penyebabnya ditentukan, dokter memutuskan apakah perawatan sebenarnya perlu. Adakalanya, semua yang diperlukan adalah mengesampingkan penyebab-penyebab yang membahayakan dan untuk menentukan bahwa perdarahan vagina yang tidak teratur tidak cukup mengganggu wanitanya untuk diberikan obat atau perawatan. Jika persoalan-persoalan tiroid, hati, ginjal, atau pembekuan darah ditemukan, perawatan diarahkan menuju kondisi-kondisi ini. 
Obat-obat untuk perawatan dari perdarahan vagina yang tidak teratur tergantung pada penyebabnya. Contoh-contoh digambarkan dibawah: 
• Jika penyebab dari perdarahan adalah ketiadaan dari ovulasi (anovulation), dokter-dokter mungkin meresepkan progesterone untuk diminum pada interval-interval yang teratur, atau obat pencegahan kehamilan oral, yang mengandung progesterone, untuk mencapai keseimbangan hormon yang tepat. Perawatan sejenis ini secara dramatis mengurangi risiko kanker kandungan pada wanita-wanita yang tidak berovulasi. 
• Jika penyebab dari perdarahan vagina yang tidak teratur adalah perubahan prakanker pada lapisan kandungan, obat-obat progesterone mungkin diresepkan untuk mengurangi pembentukan dari jaringan-jaringan lapisan kandungan yang prakanker dalam usaha untuk menghindari operasi. 
• Jika seorang wanita telah berada tanpa mens-mens untuk kurang dari enam bulan dan berdarah secara tidak teratur, penyebabnya mungkin adalah transisi menopause. Selama transisi ini, seorang wanita adakalanya ditawarkan obat pencegah kehamilan oral untuk menegakan pola perdarahan yang lebih teratur, untuk menyediakan kontrasepsi sampai ia menyelesaikan menopause, dan untuk membebaskan rasa panas (hot flashes). Seorang wanita yang ditemukan menopause sebagai penyebab dari perdarahan yang tidak teraturnya mungkin juga menerima nasehat menopause jika ia mempunyai gejala-gejala yang menyusahkan. 
• Jika penyebab dari perdarahan vagina yang tidak teratur adalah polip-polip atau pertumbuhan-pertumbuhan jinak lainnya, ini adakalanya dikeluarkan secara operasi untuk mengontrol perdarahan karena mereka tidak dapat dirawat dengan obat. 
• Jika penyebab dari perdarahan adalah infeksi, antibiotik-antibiotik adalah perlu. Perdarahan selama kehamilan memerlukan evaluasi darurat oleh seorang dokter kandungan (obstetrician). Endometriosis dapat dirawat dengan obat-obat dan/atau operasi (seperti laparoscopy). 
• Adakalanya, penyebab dari perdarahan yang berlebihan tidak nyata setelah penyelesaian pengujian (dysfunctional uterine bleeding). Pada kasus-kasus ini, obat-obat pencegah kehamilan oral dapat memperbaiki kontrol siklus dan mengurangi perdarahan. 
• Jika perdarahan berlebihan dan tidak dapat dikontrol dengan obat, prosedur operasi yang disebut dilation and curettage (D&C) mungkin adalah perlu. Sebagai tambahan pada pengurangan perdarahan yang berlebihan, D&C menyediakan informasi tambahan yang dapat mengesampingkan kelainan-kelainan dari lapisan kandungan. 
• Adakalanya, hysterectomy adalah perlu ketika obat-obat hormon tidak dapat mengontrol perdarahan yang berlebihan. Bagaimanapun, kecuali penyebabnya adalah prakanker atau kanker, operasi ini harus adalah hanya opsi (pilihan) setelah solusi-solusi lain telah dicoba. 
Banyak prosedur-prosedur baru sedang dikembangkan untuk merawat tipe-tipe tertentu dari perdarahan vagina yang tidak teratur. Contohnya, studi-studi sedang dalam perjalanan untuk mengevaluasi teknik-teknik yang secara selektif menghalangi pembuluh-pembuluh darah yang terlibat pada perdarahan. Metode-metode yang lebih baru ini mungkin adalah pilihan-pilihan yang kurang rumit untuk beberapa pasien-pasien dan ketika mereka dievaluasi lebih jauh mereka akan mungkin menjadi lebih secara luas tersedia. 





BAB III
STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN NY “ S ”AKSEPTOR AKDR DENGAN EROSI PORTIO DI RS TINGKAT II PELAMONIA MAKASSAR
TANGGAL 19 S/D 21 MEI 2010


No Rekam Medis : 15 67 57
No Seri Kartu : 01441
Tanggal Kunjungan : 19 Mei 2010
Tanggal Pengkajian : 19 Mei 2010, Jam : 10. 30 Wita 

A. LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR
1. Identitas Istri / Suami
Nama : NY “S” / TN “A”
Umur : 29 Th n / 30 Thn
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / PNS
Alamat : Jln.Sudirman

2. Data Biologis / Fisiologis
a. Keluhan utama : Banyak keputihan dan kadang disertai nyeri dan bercak darah
b. Riwayat keluhan :
1) Keluhan timbul dirasakan sejak 3 hari yang lalu 
(16 Mei 2010)
2) Sebelumnya ibu tidak pernuh mengalami hal tersebut
3) Ibu nampak cemas dan selalu bertanya tentang keadaannya
4) Hubungan seksual terakhir dilakukuan 16 Mei 2010
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit Yang Lalu dan Sekarang
a. Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, DM, dan penyakit menular
b. Tidak ada riwayat operasi
c. Tidak ada riwayat alergiterhadap makanan maupun obat-obatan.
4. Riwayat Reproduksi
a. Riwayat Haid
1. Manarche : 14 tahun
2. Siklus : 28 – 30 hari
3. Lamanya : 5 – 6 hari
4. Tanpa dismenorhoe
b. Riwayat Obstetri
1. PII AO
2. Riwayat kehamilan dan Nifas yang lalu
a) Anak pertama pada tahun 1992 dengan persalinann spontan PBK, jenis kelamin laki-laki BB : 3200 gram, PB : 50 cm ditolong oleh bidan.
b) Anak kedua pada tahun 1998 dengan persalinan spontan PBK, jenis kelamin perempuan BB 3000 gram, PB : 50 cm ditolong oleh bidan.
5. Riwayat KB
a. Ibu pernah menjadi akseptor KB Suntik selama 4 bulan, berhenti karena sakit kepala.
b. Ibu mulai memakai AKDR pada tgl 21-5-2009. Tidak dalam keadaan haid.
c. Ibu terakhir haid pada tanggal 26-4-2009
d. Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya
e. Ibu mengatakan tidak pernah mengalami gangguan keputihan yang banyak dan bercampur darah selama memakai AKDR.


6. Riwayat Ginekologi
a. Ibu tidak pernah mengalami penyakit infeksi pada sistem reproduksi
b. Ibu tidak ada riwayat PMS tidak ada gangguan haid.

7. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi 
1. Makan 3x sehari, nasi, sayur, lauk pauk serta buah
2. Minum 6 gelas sehari
3. Nafsu makan baik
b. Eliminasi 
1. BAB I kali sehari
2. BAK 5 – 6 kali sehari
c. Personal hygiene
1. Mandi 2x sehari
2. Sikat gigi setiap mandi dan sehabis makan
3. Cuci rambut 3x seminggu
4. Ganti pakaian setiap hari
d. Istirahat / Tidur
1. Tidur siang ± 1 jam
2. Tidur malam ± 7 – 8 jam
8. Riwayat Psiokologis
Ibu cemas dengan keadaannya.

9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum dan tanda-tanda vital
1. Kesadaran : Compesmentis




2. TTV : 
TD : 110 / 80 mmHg
N : 80x / menit
P : 20x / menit.
S : 36,4 0C
3. BB Sekarang : 53 kg
4. Inspeksi, palpasi 
a. wajah
• Wajah tidak ada oedama dan tidak ada cloasma
• Wajah tidak pucat
• Ekspresi ibu tampa cemas.
b. Mata
• Konjungtiva merah muda
• Sklera berwarna putih
c. Hidung 
• Hidung tidak ada kelainan
• Tidak ada sekret
d. Mulut
• Tidak ada gigi karies
• Tidak ada gigi cabut
e. Telinga
• Simetris kiri dan kanan
f. Leher
• Tidak ada pembesaran kelenjan tyroid
• Tidak ada pembesaran vena jugularis
• Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
g. Payudara
• Semetris kiri dan kanan
• Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa atau benjolan
h. Abdomen
• Nampak striae albacan
• Tidak ada nyeri tekan
• Tidak teraba adanya massa
i. Vulva, perineum, dan vagina serta portio
• Tidak nampak oedama pada vulva
• Tidak nampak varices pada vulva
• Tidak nampak jaringan parit pada perineum
j. Pemeriksaan inspekulo
• Nampak pengeluaran sekret bercampur dengan nanah
• Nampak portio kemerahan
• Tidak ada benjolan pada portio
• Nampak benang AKDR yang memiliki jangkah waktu 8 -10 tahun, benang tidak berwarna.


B. LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA
1. Diagnosa : Akseptor AKDR Dengan Masalah Erosi Portio dan disertai dengan kecemasan
a. Akseptor AKDR
Data Subjektif :
1. DS : - Ibu mengatakan ingin mengontrol AKDR
- Ibu mengatakan menggunakan AKDR Cupper T 380 A
2. DO : - Nampak di status rekam medis dan kartu K4 Ibu akseptor AKDR Cupper T 380 A
- Di kartu K4 itu mulai memakai AKDR sejak tgl 21-5-2009
- Inspeksi pada portio nampak benang AKDR
Analisa dan interpretasi
1. AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi oleh tubuh dengan timbunan – timbunan leukosit, makrofag, dan lipatan limphosi serta menimbulkan pengeluaran cairan oleh prostaglandin sehingga lendir serviks menjadi kental yang menghalangi kapasitas spermatazoa. (Manuaba, I. B. G, : 1999. 
Hal 455)
2. Salah satu jenis AKDR / IUD adalah Cupper T 380 A, jenis IUD ini dapat menghambat kemampuan sperma ke tuba fallopi, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri dan terutama AKDR ini berkerja mencegah sperma dan ovum bertemu sehingga tidak terjadi implantasi telur dalam uterus (Hartanto, : 2004 Hal. 207). 
3. Dari data di atas ibu mengatakan ingin kontrol AKDR serta nampak di status rekam medis dan di kartu K4 ibu akseptor AKDR jenis Cupper T 380 A sejak tanggal 21-5-2009 serta inspeksi pada portio nampak benang AKDR.
Hal ini menunjukan ibu adalah akseptor AKDR
b. Erosi Portio

DS :
 Ibu mengatakan banyak pengeluaran keputihan kadang bercampur darah sedikit.(

DO :
 Nampak pengeluaran sekret bercampur dengan nanah.(
 Nampak portio kemerahan(

Analisa dan Interpretasi
Erosi portio adalah adanya lesin disekitar ostium uteri eksternum suatu daerah berwarnah merah menyalah dan agar mudah berdarah. (Winkjosastro, : 2005 Hal 167).
Dari data di atas dimana ibu mengatakan keluar keputihan banyak dan bercampur darah sedikit dan inspeksi terjadi pengikisan pada portio sehingga pembuluh darah dampak jelas dengan merah menyala dan mudah berdarah dan adanya pengeluaran sekret bercampur nanah menunjukkan keadaan ibu tersebut terjadi Erosi Portio.
c. Kecemasan
Data subjektif
1. DS : 
 Ibu mengatakan khawatir dan mencemaskan selalu keadaannya(
 Ibu mengatakan tidak pernah mengalami gangguan ini selama memakai AKDR( 
2. DO : 
 Ekspresi wajah ibu tampak cemas(
 Ibu selalu bertanya tentang keadaannya(
Analisa dan interpretasi
Ibu yang belum pernah mengalami gangguan ini akan menimbulkan kekhawatiran yang diekspresikan dengan perasaan cemas.

C. LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadi : Antisipasi ibu droup out dan servicits
a. Droup out AKDR
Data subjektif
1) DS :
 Ibu mengatakan tidak pernah mengalami hal tersebut selama menjadi akseptor AKDR(
 Ibu mengatakan khawatir dengan keadaannya(
 Ibu pernah menjadi akseptor KB suntik(
2) DO :
Ibu nampak cemas dan selalu bertanya tentang keadaannya.

Analisa dan interpretasi data
Sesuai dengan data diatas dimana ibu selalu bertanya-tanya tentang keadaannya dan ibu nampak cemas setelah ditunjang pendidikan ibu yang masih kurang tentang masalah yang dialami dan memungkinkan ibu droup out dari alat kontrasepsi yang digunakan.


b. Servicitis
Data subjektif
1) DS : 
 Nampak pengeluaran sekret bercampur dengan nanah( 
2) DO : 
 Nampak pengeluaran sekret bercampur dengan nanah(
 Nampak portio kemerahan.(
 Nampak benang AKDR yang memiliki jangkah waktu 8-10 tahun(

Analisa dan interpretasi data
Cervicitis disebabkan karena erosi portio adalah keadaan ostium uteri eksternum terjadi pengisikan yang mudah berdarah.

D. LANGHAH IV TINDAKAN EMERGENCY / KOLABORASI
Kolaborasi dengan dokter dalam pelatalaksanaan pemberian albotil dan pemberi obat
1. Lyncopar 3x1 mg
2. Ferofort 1x1 mg 
3. Mefinal 3x1 mg
E. LANGKAH V RENCANA TINDAKAN
1. Diagnosa : Akseptor AKDR
2. Masalah aktual : a. Erosi Portio
b. kecemasan
Masalah potensial :
a. Droup out dari alat kontrasepsi yang digunakan yaitu AKDR
b. Servicitis 
Tujuan : a. Erosi porsio dengan kecemasan teratasi
Kriteria :
1. Klien tidak mengalami erosi portio.
2. Klien tidak mengalami cervicitis.
3. TTV dalam batas normal :
TD : 90/60 – 130/90 mmHg N : 60 – 100 x/menit
S : 36,5 – 37,5 °C P : 20 – 24 x/menit
4. Ekspresi wajah klien tampak tenang dan ceria
Rencana tindakan
1. Jelaskan kepada ibu tentang penyebab erosi portio
Rasional : dengan penjelasan tentang erosi portio ibu akan bersikap kooperatif dan mau menerima anjuran petugas dan dokter
2. Jelaskan pada ibu tentang :
a) Personal hygiene yaitu utamanya pada daerah kewanitaan.
Rasional : memberi rasa nyaman dan mencegah terjadi infeksi lebih lanjut
b) Gizi yang cukup 
Rasional : dengan memakan makanan yang cukup gizi membantuh memulihkan stamina dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak
c) Istirahat dan tidur yang cukup
Rasional : istirahat dan tidur yang cukup membuat memulihkan stamina
3. Beri dukungan moral 
Rasional : agar ibu merasa tenang serta kecemasan itu merasa berkurang 
4. Beri albothyl pada daerah porsio pada portio
Rasional : dengan pemberian albothyl akan mempercepat penyembuhan dengan harapan Nekrose epitel silinderis diganti dengan epitel gepeng berlapis banyak
5. Penatalaksanaan pemberian obat
Rasional : dengan pemberuian obat pada klien agar masalah dapat teratasi dan menjadi sembuh. 
6. Anjurkan ibu datang kembali untuk kontrol AKDR kapan saja atau setiap ada keluhah
Rasional : agar ibu dapat teratasi masalahnya serta meradsa puas dengan pelayanan yang diberikan.

F. LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal 19 Mei 2010
1. Jam 10.30 wita, Menjelaskan kepada ibu adanya infeksi pada portio
2. Jam 10.35 wita, Memberi penyuluhan tentang
a. Personal hygiene yaitu utamanya pakaian dalam menggantinya setiap kali kotor atau basah
Hasil : ibu bersedia melakukannya
b. Gizi yang cukup yaitu yang memenuhi kebutuhan dengan cukup karbohidrat, protein dan vitamin
Hasil : ibu bersedia melakukannya
c. Istrihat dan tidur yang cukup
Hasil : ibu mengerti
3. Jam 10.40 wita, Menberi dukungan moral dengan memberi support dengan menyerahkan diri pada Allah SWT.
Hasil : ibu mengerti
4. Jam 10.45 wita, Memberikan albotyl di sekitar Erosio pada portio
Hasil : telah diberikan
5. Jam 10.50 wita, Melakukan penatalaksanaan pemberian obat
Hasil : pemberian obat :
- Lyncopar 3 x 1 untuk infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri /streptokokus pneomokokus stafilokokus dan infeksi kulit dan jaringan lunak.
- Ferofort 1 x 1 berfungsi untuk mengobati keputihan 
- Mefinal 3 x 1 berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit
6. Jam 10.55 wita, Menganjurkan ibu datang kembali untuk kontrol AKDR atau kapan saja setiap ada keluhan.
Hasil : ibu bersedia
G. LANGKAH VII EVALUASI
Tanggal, 19 Mei 2010, Jam 10.30 Wita
1. TTV dalam batas normal yang di tandai dengan TD : 110/80 mmHg, N:80x/menit, P:20x/menit, S:36,40C.
2. Sampai tanggal pengkajian klien tidak mengalami Cervicitis dan ibu tidak droup out dari alat kontrasepsi yang digunakan yaitu AKDR Copper T
3. Klien lebih tenang dan tampak ceria.
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN NY “N” AKSEPTOR AKDR DENGAN MASALAH EROSI PORTIO
DI RS. TINGKAT II PELAMONIA MAKASSAR
TANGGAL 19 MEI 2010


No . Rekam Medis : 15 67 57
Tgl kunjungan : 19 Mei 2009
Tgl pengkajian : 19 Mei 2009 Jam 10.30 wita
Oleh : SITI HAJAR
1. Identifikasi istri / suami
Nama : NY “S” / TN “A”
Umur : 29 Th n / 30 Thn
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / PNS
Alamat : Jln.Sudirman

2. Data subjektif ( S )
a. Ibu mengatakan sakit bagian atas syimphisis banyak keputihan dan kadang disertai darah sedikit
b. Keluhan ini dirasakan sejak 3 hari yang lalu (16 mei 2010)
c. Ibu bertanya-tanya tentang keadaannya.
d. Ibu khawatir dengan keadaannya
e. Hubungan seksual dilakukan terakhir pada tgl 17 Mei 2010
f. Ibu mengatakan ingin kontrol AKDR
3. Data Objektif ( O )
a. Keadaan umum dan tanda-tanda vital
• Kesadaran : Compesmentis
• TTV : 
TD : 110 / 80 mmHg
N : 80x / menit
P : 20x / menit.
S : 36,4 0C
b. BB Sekarang : 53 kg
c. Ekspresi ibu tampak cemas
d. Wajah tidak pucat
e. konjungtiva merah muda, sklera putih
f. Tidak ada oedema pada vulva
g. Kondiloma tidak ada
h. Pemeriksaan inspekulo
• Nampak pengeluaran sekret bercampur nanah
• Nampak portio kemerah-merahan
• Nampak benang AKDR
4. Asesment ( A )
a. Diagnosa : Akseptor AKDR 
b. Masalah aktual : a. Erosi Porsio
b. kecemasan
c. Masalah potensial : Doup out dengan penggunaan kontrasepsi AKDR dan servicitis
5. Planning ( P )
Tanggal 19 Mei 2010
a. Jam 10.30 WITA, Menjelaskan pada ibu penyebab erosi portio, bahwa disebabkan oleh keterpaparan suatu benda pada pemasangan AKDR, hubungan seksual, adanya infeksi dan personal hygiene yang kurang
b. Jam 10.35 wita, Memberi penyuluhan tentang
1. Personal hygiene yaitu utamanya pakaian dalam menggantinya setiap kali kotor atau basah.
Hasil : ibu bersediah melakukannya
2. Istirahat dan tidur yang cukup
Hasil : ibu mengerti
c. Jam 10.40 wita, Memberikan dukungan moral dengan memberi support dengan menyerahkan diri kepada Allah SWT
Hasil : ibu mengerti
d. Jam 10.45 wita, Memberi albotyl disekitar erosi pada portio
Hasil : sudah diberikan
e. Jam 10.50 wita, Melakukan penatalaksanaan pemberian obat
Hasil : diberikan obat : 
- Lyncopar 3x1 mg
- Ferofort 1 x 1 mg
- Mefinal 3 x 1 mg
f. Jam 10.55 wita, Menganjurkan ibu untuk datang kembali untuk kontrol AKDR atau kapan saja setiap ada keluhan 
Hasil : ibu bersedia


















PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN
NY “S” DENGAN MASALAH EROSI PORTIO
DI RS TK II PELAMONIA MAKASSAR
TANGGAL 20 MEI 2010
1. Data Subjektif (S)
a. Ibu mengatakan masih sakit bagian atas symphisis dan keputihan berkurang
b. Ibu bertanya-tanya tentang keadaannya
c. Wajah ibu nampak cemas dengan keadaannya
2. Data Objektif (O)
a. Keadaan umum dan tanda-tanda vital
b. TTV :
 TD : 110/80 mmHg.(
 N : 80x/menit(
 P : 20x/menit(
 S : 36,40C(
c. BB sekarang : 53 kg
d. Ekspresi ibu tampak ceria
e. Pemeriksaan inspekulo
1. Nampak pengeluaran sekret bercampur nanah
2. Nampak portio kemerah-merahan
3. Nampak benang AKDR
3. Assesment (A)
Akseptor AKDR dengan masalah Erosi Portio
4. Planning (P) 
Tanggal 20 Mei 2010
a. Jam 10.30 wita, Menjelaskan pada ibu penyebab erosi portio, bahwa disebabkan oleh keterpaparan suatu benda pada pemasangan AKDR, hubungan seksual, adanya infeksi dan personal hygiene yang kurang
b. Jam 10.35 wita, Memberi penyuluhan tentang
1. Gizi yang cukup yaitu memenuhi kebutuhan dengan cukup karbohidrat, protein dan vitamin.
Hasil : ibu bersediah melakukannya
2. Istirahat dan tidur yang cukup
Hasil : ibu mengerti
3. Memberikan dukungan moral dengan memberi supportdengan menyerahkan diri kepada Allah SWT
Hasil : ibu mengerti
4. Memberi albotyl disekitar erosi pada portio
Hasil : sudah diberikan
5. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat
Hasil : diberikan obat : - Lyncopar 3x1 mg
- Ferofort 1 x 1 mg
- Mefinal 3 x 1 mg


















PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN NY “S” AKSEPTOR AKDR DENGAN EROSI PORTIO
DI RS TK II PELAMONIA MAKASSAR
TANGGAL 21 MEI 2010

1. Data Subjektif (S)
a. Ibu mengatakan sakit dibagian atas symphisis sudah berkurang.
b. Ibu mengatakan ingin kontrol AKDR 
2. Data Objektif (O)
Keadaan umum dan tanda-tanda vital
a. TTV : 
 TD : 110/80 mmHg.(
 N : 80x/menit(
 P : 20x/menit(
 S : 36,40C(
b. BB sekarang : 53 kg
c. Ekspresi ibu tampak ceria
d. konjungtiva merah muda, sklrea putih
e. Pemeriksaan inspekulo
- Tidak nampak lagi sekret bercampur nanah
- Nampak portio merah mudah
- Nampak benang AKDR

3. Assesment (A)
Akseptor AKDR

4. Planning (P)
Tanggal 21 Mei 2010
a. Mengingatkan kembali ibu tentang :
1. Personal hygiene yaitu utamanya pakaian dalam menggantinya setiap kali kotor atau basah.
Hasil : ibu bersediah melakukannya
2. Gizi yang cukup yaitu memenuhi kebutuhan dengan cukup karbohidrat, protein dan vitamin.
Hasil : ibu bersediah melakukannya
3. Istirahat dan tidur yang cukup
Hasil : ibu mengerti
Memberi albotyl disekitar portio
Hasil : sudah diberikan albotyl
c. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat
Hasil : diberikan obat : - Lyncopar 3x1 mg
- Ferofort 1 x 1 mg
- Mefinal 3 x 1 mg
d. Menganjurkan ibu untuk datang kembali untuk kontrol AKDR atau kapan saja setiap ada keluhan 
Hasil : ibu bersedia datang terutama ada keluhan











BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid.
• Beberapa penyebab perdarahan di luar haid antara lain yaitu : polip serviks, erosi porsio, ulkus porsio, trauma, dan polip endometrium.
• Penanganan dari perdarahan di luar haid tergantung dari penyebabnya
B. Saran
• Bagi para mahasiswa agar banyak membaca dan terus belajar agar dapat member asuhan kebidanan yang tepat dlam menangani klien di lahan praktek
• Bagi dosen, agar dalam pemberian tugas mohon diberikan gambaran utamanya tentang penjelasan yang ada di silabus, karena terkadang materinya sangat sulit untuk dicari.







DAFTAR PUSTAKA
Amir Amri. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Kedua. 1995. Medan : Ramadhan. 
Manuaba, Ida bagus.2004.Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Gynekologi edisi II .Jakarta;EGC.
Wiknjosastro, Hanifa.2005. Ilmu kandungan.Jakarta :yayasan bina pustaka sarwono prawirihardjo.
Sylvia A.Drice.Lorraine M Wilson.2005.Patofisiologi Volume II.Konsep Klinis Proses Proses Penyakit.Jakarta ;EGC.

Tiran, Denise.2005.Kamus Saku Bidan.Jakarta :EGC.

http://leynamuja.blogspot.com/2010/04/gangguan-dan-masalah-haid-dalam-sistem.html diakses tanggal 20 november 2010

http://www.scribd.com/doc/41392558/MAKALAH-ULKUS-PORSIO diakses tanggal 21 november 2010

http://www.drdidispog.com/2008/07/polyp-cervix-polip-serviks.html
Share:

Laporan Pendahuluan ANC } Artikel Kebidanan Terbaru 2023

 BAB I

TINJAUAN TEORI



PENGERTIAN KEHAMILAN


Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 250 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal hal 89)

Kehamilan merupakan pertemuan sel telur dan sperma, nidasi, tumbuh kembang dalam rahim merupakan mata rantai yang berkesinambungan.

( Ilmu kebidanan,yayasan bina pustaka Sarwono prawiroharjo, Jakarta 2005) 

Kehamilan adalah keadaan yang diawali dengan bertemunya sel sperma dan ovum kemudian membentuk zigot, dalam proses selanjutnya zigot akan berubah menjadi morulla, blastula, blastokist, yang akan melakukan nidasi pada endometrium. Kemudian hasil konsepsi (janin dan plasenta) akan tumbuh dan berkembang sampai aterim dan di akhiri persalinan. (Sastrawinata, 1983:100)


PENGERTIAN KEHAMILAN TM I

1.      Kehamilan trimester pertama usia 0 – 14 minggu. (Kapita Selekta Kedokteran)

2.      Kehamilan trimester pertama usia 0 – 12 minggu. (Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan)

3.      Kehamilan TM I = Kehamilan antara 0 – 12 minggu. (Synopsis Obstetri, 43)


FISIOLOGI KEHAMILAN TRIMESTER I

Tanda – tanda kemungkinan hamil :

         Amenorrhea 

         Mual dan muntah 

         Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri

         Anoreksia 

         Sering kencing

         Obstipasi

         Pigmentasi kulit

         Tanda hegar

         Tanda chadwick

         Tanda piscasect

         Perut membesar



Tanda-tanda pasti hamil :

         Teraba ballotement

         DJJ

         Adanya pergerakan janin

         Adanya bayangan janin (USG)

         Teraba bagian anak


PERUBAHAN FISIOLOGIS WANITA HAMIL 

1. Vulva dan Vagina

 Karena pengaruh estrogen terjadi perubaha pada vulva dan vagina. Akibatnya   hiervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan yang sering disebut tanda chadwick. 

Selama masa hamil pH sekresi vagina menjadi lebih asam, keasaman berubah dari 4  minggu 6,5. Hal ini dapat menyebabkan keputihan.


2. Servik Uteri

Servik menjadi lunak yang disebut tanda Goodell. 

Sekresi kelenjar menjadi lebih banyak dan meneluarkan pervaginam lebih banyak. Sebab pelunankan servik karena pembuluh darah dalam servik bertambah.

Keadaan serviks pada kehamilan TM I terjadi peningkatan hormone estrogen sehingga terjadi Lochorea.



3. Uterus

Uterus membesar yang disebabkan oleh hipertrofi dan hiperplasi otot-ptot polos rahim, serabus – serabut kologen yang ada menjadi higrokopik. 

Uterus yang mengalami perubahan berat, bentuk dan posisi menekan kandung kemih menyebabkan wanita hamil nocturia (sering kencing)

Pada minggu ke 8 uterus membesar sebesar telur bebek.

Pada kehamilan 0 – 12 minggu, kavum uteri masih berisi gumpalan darah/tegangan, besarnya kira-kira 2-3 jari di atas sympisis. Untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kelagennya menjadi higroskopik. Endometrium menjadi desidua.

Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim seperti buah alpukat.

Berat uterus akan naik secara luas bisa dari 300 gram sampai 1000 gram pada akhir kehamilan (40 minggu).

Rahim pada kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek dan kehamilan 3 bulan sebesar telur angsa.

Pada minggu pertama isthmus rahim mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang sehingga bila diraba terasa lunak, disebut tanda hegar.

Posisi rahim dalam awal kehamilan dalam letak antefleksi atau retrofleksi.



4. Ovarium

Ovulasi terhenti. Masih terdapat karpus luteum graviditas sampai terbentuknya plasenta yang mengalami alih pengeluaran estrogen dan progresteran

Terjadi pembentukan plasenta dan akan sempurna pada usia 16 minggu.

Corpus luteum menghasilkan hormon estrogen progesteron serta relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm.




5. Metabolisme

 Pada wanita hamil Basal Metabolisme Rate (BMR) meningkat, sistem endokrin juga meningkat. 

 Berat badan wanita hamil meningkat akan naik kira-kira  6,5 – 16,5 kg rata-rata 12,5 kg. Pada triwulan I penambahan berat badan + 1 kg. 

Metabolisme lemak juga terjadi kadar kolesterol meningkat sampai 350 mg/lebih per 100 cc.

Kalsium dibutuhkan rata-rata 1,5 mg per hari.

Fosfor : rata-rata 2 gram/hari

 Zat besi + 800 mg atau 30-50 mg/hari

 Air : wanita hamil cenderung mengalami retensi air.


6. Mammae

Terjadi peningkatan estrogen mempengaruhi pembesaran mammae disebabkan hypertrofi dari alveoli.Hal ini sering menyebabkan hypersentsitivitas pada mammae.

Terjadi hiperpigmentasi menyebabkan papila mammae membesar lebih tegang dan hitam dan areola menjadi  lebih hitam dan lebar serta glandula montgomery lebih jelas dan menonjol.

Timbul strie pada payudara.Dapat teraba noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveolus.

Bayangan vena-vena lebih membiru.


7. Sistem Pencernaan

 Pengeluaran asam lambung meningkat menyebabkan darah lambung terasa panas. 

Akibat peningkatan HC6 dan estrogen menyebabkan pengeluaran air liur terasa berlebihan (hipersalivasi).

Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran pencernaan.

Resorbsi makanan baik, namun akan menimbulkan obstipasi.

Gejala muntah (emesis gravidarum) sering terjadi, biasanya pada pagi hari disebut morning sickness.


8. Sirkulasi Darah

 Volume plasma meningkat rata-rata 50% sementara masa RBC meningkat hanya 18 – 30% maka terjadi penurunan hematokrit selama kehamilan normal sehingga disebut anmeia fisiologis. 

Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi penurunan dalam periver.

 Hidung tersumbat / berdarah karena pengaruh hormon estrogen dan progresteran. 

(Sinopsis obsteri, 1998: 35- 40)


9. Sistem Integumen

Mulai muncul linea nigra.

Meningkatkan sirkulasi dan aktivitas vasomotor, jaringan elastis kulit mudah pecah menyebabkan strie gravidarum.

Biasanya terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum.

Vulva terjadi hiperpigmentasi merah kebiruan disebut tanda Chadwick.


10. Tulang dan Gigi

Persendian panggul akan terasa lebih longgar.

Terjadi pelebaran pada ruang persendian.

Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini.

Bila konsumsi kalsium cukup, gizi tidak akan kekurangan kalsium menurunkan risiko gingivitis.




11.  Sistem Pernapasan

 Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek nafas.

Seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam.

Yang lebih menonjol adalah pernafasan dada (thorack breathing).


12. Sistem Perkemihan

 Ginjal bekerja lebih berat

Pada TM I ibu mengeluh sering kencing karena vesika urinaria tertekan uterus.


                   (Kusmiati, yuni SST, dkk. 2009. Perawatan ibu hamil (Asuhan ibu hamil).       Jakarta: Fitramaya)



PERKEMBANGAN JANIN KEHAMILAN TRIMESTER I

Minggu ke-1

Minggu ini merupakan proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah memiliki segala bekal genetik, sebuah kombinasi unik berupa 46 jenis kromosom manusia.


Minggu ke-2

Perubahan terjadi pada akhir minggu ke dua.Sel telur yang telah dibuahi membelah dua.Sambil terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morulla. Pada hari ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada endometrium.


Minggu ke-3

Sampai usia kehamilan 3 minggu, sel telur membelah menjadi ratusan  dan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil berdiameter 0,1-0,2 mm.



Minggu ke-4

Bayi membentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan  ( Chorionic Gonadotropin – HCG 0.Saat ini terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta.


Minggu ke-5

Terbentuk 3 lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. Endoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin tersebut dan seterusnya mambentuk otak,tulang belakang,kulit serta rambut. Lapisan mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kecil.


Minggu ke-6

Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak hingga bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah tertutup. Sistem pernapasan dan pencernaan mulai terbentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki mulai tampak.


Minggu ke-7

Akhir minggu ke 7, panjangnya sekitar 5 – 13 mm dan beratnya 0,8 gram. Kira-kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru.


Minggu ke-8

Panjang kira-kira 14-20 mm. Bayi sudah mulai berbentuk, diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah. Anggota tangan serta kaki juga berbentuk walaupun belum sempurna.



Minggu ke-9

Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang, berikut jari kaki dan tangan mulai tampak.DJJ mulai terdengar, panjang sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.


Minggu ke-10

Semua organ penting mulai bekerjasama,pertumbuhan otak meningkat dengan cepat hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Bayi mulai seperti manusia kecil dengan panjang 32-40 mm dan berat 7 gram.


Minggu ke-11

Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm, baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Posisi bayi mulai berputar dan bisa dirasakan ibu.

Minggu ke-12

Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil, jari-jari tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada di dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram.


PERUBAHAN PSIKOLOGI DALAM KEHAMILAN TRIMESTER I 


   Pengaruh hormon estrogen dan prograsteran yang meningkat pada tubuh ibu akan mempengaruh perubahan pada fisik sehingga banyak ibu hamil yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.

  Ibu hamil akan mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan

    Hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada trimester pertama berbeda-beda. Namun kebanyakan mereka mengalami penurunan libidio (gairah seksualitas) karena dipengaruhi kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan, kekuatiran.Sehingga dalam hal ini membutuhkan komunitas secara terbuka dan jujur.

                            (Kusmiati, yuni SST, dkk. 2008. Perawatan ibu hamil. Yogjakarta: Fitramaya)

KEBUTUHAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I


a.      Oksigen (O2)

Konsumsi keseluruhan O2 meningkat sekitar 15% sampai 20% dalam kehamilan sekitar setengah dari peningkatan ini disebabkan oleh rahim dan isinya. Sisanya disebabkan terutama oleh peningkatan kerja ginjal dan jantung ibu. Penambahan yang lebih kecil adalah akibat kerja otot pernafasan dan payudara.

                              (Esensial Obstetric dan Ginecologi edisi 2 hal. 72-73)


b.      Nutrisi

Untuk mengkondisikan perubahan yang terjadi selama kehamilan, banyak nutrient yang digunakan dalam jumlah besar dari pada jumlah yang dibutuhkan orang dewasa normal. Recomendasi untuk meningkatkan asupan nutrisi tertentu selama kehamilan telah diatur oleh national Research Concil (1989) dalam bentuk RDA. Nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan antara lain:

1.      Energi

      Sumber utama energi adalah karbohidrat.

2.      Cairan

Asupan cairan yang cukup memperbaiki BAB yang kadang-kadang menjadi masalah selama hamil. Jumlah masukan cairan yang direkomendasikan dalam sehari sekitar 6-8 gelas (1500 sampai 2000 ml).

3.      Vitamin

Terdapat peningkatan kebutuhan vitamin A, D, E, K selama hamil serta B6 dan    B12.

4.      Zat Besi

Kebutuhan wanita hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah) sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil adalah 1040 mg.

5.      Kalsium

Asupan kalsium yang dianjurkan kurang lebih 1200 mg/hari. Bagi ibu hamil yang berusia diantara 25 tahun cukup 800 mg.

6.      Asam folat

Merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya selama hamil berlipat dua kali.

7.      Seng

Jumlah seng yang direcomendasikan selama hamil ialah 15 mg sehari. Dapat diperoleh dari daging, kerang, roti, gandum utuh dan sereal.

8.      Natrium

Selama hamil konsumsi natrium di bawah 35 gr/hari.


c.       Personal Hygiene

1.     Kebersihan tubuh

Memberikan rasa nyaman dan memberikan ketenangan karena tubuh yang dirawat akan menghindari dari infeksi penyakit.

2.     Mulut (gusi dan gigi)

Memeriksa gigi dengan teratur dan merawat dengan baik pada masa hamil sangat penting karena perubahan hormonal selama kehamilan dapat menyebabkan masalah gigi.

3.     Payudara

Menjaga putting susu selama hamil sangat penting untuk persiapan pada saat laktasi.

4.     Mandi

Mandi minimal 2x sehari

5.     Vulva

Merupakan pintu gerbang bagi kelahiran anak. Kebersihan vula harus dijaga betul-betul dengan lebih serius membersihkannya.


d.      Kebutuhan istirahat.

Kebutuhan istirahat pada ibu hamil trimester I meningkat dikarenakan pada kehamilan trimester I banyak ketidaknyamanan yang menyebabkan kebutuhan istirahat bertambah.Untuk memenuhi kebutuhan istirahat maka istirahat pada siang hari juga ditingkatkan.

KETIDAKNYAMANAN PADA TRIMESTER I SERTA CARA MENGATASINYA


a.      Ngidam

Penyebab :

Mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah.

Cara meringankan : 

Tidak seharusnya menimbulkan kekhawatiran asal cukup berganti dan makanan yang diidamkan bukan makanan yang tidak sehat.

Menjelaskan tentang bahaya makanan yang tidak baik.

Mendiskusikan makanan yang dapat diterima yang meliputi makanan yang bergizi dan memuaskan ngidam atau kesukaan tradisional.


b.      Morning sickness

Penyebab :

         Peningkatan kadar HCG, estrogen / progesteron

         Relaksasi otot-otot halus

         Perubahan metabolisme karbohidrat yang berlebih.

         Alergis

Cara meringankan:

Minum teh hangat dan gula saat bangun tidur sebelum berjalan.

Makanan porsi kecil sering, yang bergizi.

Hindari makanan yang berlemak.

Hindari bau atau faktor penyebab.

Duduk tegak setiap kali selesai makan.

Makan makanan kering dengan minum diantara waktu makan.

Minum minuman berkarbonat

Bangun secara berlahan dan hindari melakukan gerakan tiba-tiba

Hindari menggosok gigi segera setelah makan

Istirahat sesuai kebutuhan dengan posisi kaki ditinggikan saat berbaring.

Hindari tempat tertutup dan cari tempat dengan udara sejuk.


c.       Hipersalivasi

Penyebab :

Peningkatan hormone kehamilan yang menyebabkan peningkatan pengeluaran saliva.

Cara meringankan : 

Gunakan pembersih mulut jika diperlukan.

Kunyahlah permen karen dan hisap permen yang keras.

Hindari kebiasaan meludah.


d.      Sering berkemih/ Nocturia

Penyebab :

Tekanan kandung kemih karena pembesaran uterus.

Cara meringankan:

Berkemihlah segera setiap ada keinginan untuk berkemih.

Tingkatkan asupan cairan siang hari dan kurangi asupan cairan malam hari, hindari cafein.

  Tingkatkan kebersihan genetalia.


e.       Nyeri ulu hati

Penyebab :

Tekanan ulu hati karena pembesaran uterus.

Cara meringankan:

Tekuk lutut kearah abdomen

Mandi dengan air hangat

Gunakan bantalan hangat pada area yang nyeri.

Topang uterus dengan bantal saat berbaring miring.


f.       Keringat bertambah

Penyebab :

Penurunan metabolism tubuh.

Cara meringankan:

Pakailah pakaian yang tipis dan longgar.

Banyak minum dan bukalah jendela.

Hindari tempat tertutup dengan suhu tinggi.

Mandi dan berendam air hangat

Carilah tempat yang sejuk saat istirahat.


g.      Sakit kepala

Penyebab :

Pengumpulan darah pada tungkai yang menghambat aliran balik vena dan menurunkan output cardiak.

Cara meringankan:

Lakukan latihan nafas dalam dan teknik relaksasi supaya bisa rileks.

Minum banyak air supaya tidak mengalami dehidrasi.

Istirahat yang cukup dan makan teratur.

Bangun perlahan dari posisi istirahat.

Hindari waktu berdiri lama.

Hindari posisi berbaring telentang lama, tetapi miring ke kiri.


h.      Keputihan

Penyebab :

Perubahan hormon kehamilan yang meningkatkan ekskresi vagina.

Cara meringankan:

Tingkat kebersihan genetalia.

Hindari pencucian vagina dengan bahan kimia yang membahayakan.

Hindari celana dalam yang terlalu ketat.

Pakai celana dalam berbahan katun.

 Sering ganti celana dalam setiap kali basah.




i.        Anemia

Penyebab :

Dalam kehamilan terjadi perubahan volume darah atau hydraemia (peningkatan sel  darah merah 20-30% sedangkan plasma darah 50%).

Cara meringankan:

Konsumsi tablet Fe 1 x 1 selama 90 hari pada kehamilan.

Konsumsi makanan berupa sayuran hijau.

Konsumsi makanan dengan pola gizi seimbang.


10 T DALAM KEHAMILAN


1.      Timbang berat badan

2.      Ukur lingkar lengan atas

3.      Ukur tekanan darah

4.      Ukur tinggi fundus uteri

5.      Hitung DJJ

6.      Tentukan presentasi janin

7.      Berikan imunisasi TT

8.      Berikan tablet tambah darah

9.      Periksa laboratorium :

         Pemeriksaan hemoglobin darah (Hb)

         Pemeriksaan protein dalam urin

         Pemeriksaan golongan darah

         Pemeriksaan kadar gula darah

         Pemeriksaan tes sífilis

         Pemeriksaan HIV

         Pemeriksaan BTA

10.   Tatalaksana / penanganan khusus




TABULASI

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN FISIOLOGIS



NAMA : IRMA AFIANTI

NIM : 104.12.072

No. Judul Askeb TTD

  Pembimbing Akademik Mahasiswa

1. Pada Ny.”H” Umur 34 Tahun G2P1001Ab000     UK 2- 4 Minggu Dengan Keadaan Umum Ibu Baik

2 Pada Ny.”S” Umur 31 Tahun G2P1001Ab000     UK 6- 8 Minggu Dengan Keadaan Umum Ibu Baik

3 Pada Ny.”F” Umur 25 Tahun G2P1001Ab000     UK 6- 8 Minggu Dengan Keadaan Umum Ibu Baik

4 Pada Ny.”H” Umur 34 Tahun G2P1001Ab000     UK 6- 8 Minggu Dengan Keadaan Umum Ibu Baik

5 Pada Ny.”R” Umur 27 Tahun G1P0000Ab000     UK 6- 8 Minggu Dengan Keadaan Umum Ibu Baik

6 Pada Ny.”F” Umur 25 Tahun G2P1001Ab000     UK 6- 8 Minggu Dengan Keadaan Umum Ibu Baik

7 Pada Ny.”S” Umur 31 Tahun G3P2011Ab000     UK 8- 10 Minggu Dengan Keadaan Ibu Dan Janin Bayi

8 Pada Ny.”W” Umur 04 Tahun G2P1001Ab000     UK 8- 10 Minggu Dengan Keadaan Umum Ibu Baik

9 Pada Ny.”H” Umur 34 Tahun G2P1001Ab000     UK 8- 10 Minggu Dengan Keadaan Ibu dan Janin Baik

10 Pada Ny.”U” Umur 27 Tahun G2P1001Ab000     UK 9- 11 Minggu Dengan Keadaan Umum Ibu Baik

11 Pada Ny.”K” Umur 23 Tahun G1P0000Ab000     UK 12- 14 Minggu Dengan Keadaan Ibu dan Janin Baik

   


No. Judul Askeb TTD

  Pembimbing Akademik Mahasiswa

12. Pada Ny.”L” Umur 21 Tahun G1P0000Ab000     UK 12- 14 Minggu Dengan Keadaan Ibu Dan Janin Baik

13 Pada Ny.”U” Umur 32 Tahun G2P1001Ab000     UK 12- 14 Minggu Dengan Keadaan Ibu dan Janin Baik









Share:

Gangguan Haid Menometoragia } Artikel Kebidanan

 BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang


Manusia  adalah mahkluk bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang utuh serta unik, yang memiliki kebutuhan dasar bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangannya. Wanita / ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat secara jasmani dan rohani serta sosial sangat diperlukan. Wanita/ ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan dan kondisi seorang wanita dalam keluarga. Para wanita dalam masyarakat adalah penggerak dan pelopor penigkatan kesejahteraan keluarga. 

Reproduksi adalah suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.

 Menstruasi terjadi karena sel telur yang diproduksi ovarium tidak dibuahi oleh sel sperma dalam rahim. Sel telur tersebut menempel pada dinding rahim dan membentuk lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah, kemudian menipis dan luruh keluar melalui mulut rahim dan vagina dalam bentuk darah, yang biasanya terjadi antara 3-7 hari. Jarak antara satu haid dengan haid berikutnya tidak sama pada setiap orang. Adakalanya 21 hari atau bisa juga 35 hari. 



A.    Tujuan.

  Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan/perawatan pada Remaja ( wanita atau laki-laki ), ibu hamil/tidak dan masyarakat setempat. 


B.     Manfaat 

o   Manfaat Bagi Penulis 

Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama pendidikan. 

o   Manfaat Bagi Klien 

Klien mendapatkan asuhan kebidanan/ perwatan yang bermutu, menerima penyuluhan yang sehat serta dapat menerapkan hak-hak yang seharusnya di dapatkan klien . 


BAB II

PEMBAHASAN

A.   Pengertian


Reproduksi adalah suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka wanita sebagai penerima kesehatan, anggota keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat sampai dewasa sebagai generasi muda. Oleh sebab itu wanita, seyogyanya diberi perhatian sebab :

1. Wanita menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak dihadapi pria berkaitan dengan fungsi reproduksinya

2. Kesehatan wanita secara langsung mempengaruhi kesehatan anak yang dikandung dan dilahirkan.

3. Kesehatan wanita sering dilupakan dan ia hanya sebagai objek dengan mengatas namakan “pembangunan” seperti program KB, dan pengendalian jumlah penduduk.

4. Masalah kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda Intemasional diantaranya Indonesia menyepakati hasil-hasil Konferensi mengenai kesehatan reproduksi dan kependudukan (Beijing dan Kairo).

5. Berdasarkan pemikiran di atas kesehatan wanita merupakan aspek paling penting disebabkan pengaruhnya pada kesehatan anak-anak. Oleh sebab itu pada wanita diberi kebebasan dalam menentukan hal yang paling baik menurut dirinya sesuai dengan kebutuhannya di mana ia sendiri yang memutuskan atas tubuhnya sendiri. 

Menstruasi terjadi karena sel telur yang diproduksi ovarium tidak dibuahi oleh sel sperma dalam rahim. Sel telur tersebut menempel pada dinding rahim dan membentuk lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah, kemudian menipis dan luruh keluar melalui mulut rahim dan vagina dalam bentuk darah, yang biasanya terjadi antara 3-7 hari. Jarak antara satu haid dengan haid berikutnya tidak sama pada setiap orang. Adakalanya 21 hari atau bisa juga 35 hari. 


Amenorrhea adalah gangguan dalam sistem reproduksi wanita, sehingga membuatnya tidak mengalami menstruasi secara rutin setiap bulannya. Amenorrhea terbagi menjadi dua jenis, yaitu amenorrhea primer dan sekunder.


Pada amenorrhea primer, menstruasi sama sekali tidak terjadi. Padahal normalnya seorang remaja putri mengalami menstruasi yang pertama kali (menarche) pada usia 9-18 tahun. Seorang remaja putri akan divonis mengalami amenonhea primer jika pada usia lebih dari 16 tahun masih belum juga mengalami menstruasi.


Adapun amenorrheo sekunder terjadi pada wanita yang sebelumnya pernah mengalami menstruasi, tetapi kemudian siklus tersebut berhenti tanpa alasan yang diketahuinya.


B.     Tanda-Tanda


Siklus menstruasi terhenti baik secara langsung maupun bertahap.





C.     Penyebab

Penurunan berat badan secara drastis (akibat kemiskinan, diet yang salah, anoreksia nervosa, bulimia nervosa, aktivitas fisik yang sangat berat dan penyebab lainnya).

Obesitas yang ekstrem.

Penyakit kronis yang diderita dalam jangka waktu yang lama.

Abnormalitas organ genital wanita (tidak adanya uterus, vagina, septum vagina, stenosis servikal, dan selaput dara yang terlalu tebal).

Tubuh mengalami kelainan seperti hipoglikemia (kadar gula darah secara abnormal rendah), hipotiroidisme (kelenjar tiroid kurang aktif), hipertiroidisme (kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan), cystic fibrosis (penyakit yang diturunkan atau diwariskan dari kelenjar-kelenjar lendir dan keringat), atau cushing’s disease (kadar kortikosteroid berlebihan).

Wanita yang pernah mengalami kelainan penyakit polikistik ovarium mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit Amenorrhea.

Adanya penyakit akibat kelainan kromosom seperti Sindrom Turner atau Sindrom Sawyer.

Kadar hormone prolaktin di dalam tubuh cukup tinggi (hiperprolaktinemia).

Kehamilan.

Stres.

Ketidakseimbangan mekanisme sistem hormon reproduksi wanita.


D.    Gejala


Gejala amenore sekunder adalah sebagai berikut:

Pernah mengalami haid.

Tidak mengalami haid selama 6 bulan atau lebih.

Sakit kepala.

Galaktore.

Peningkatan atau penurunan berat badan.

Vagina kering.

Hirsutisme.

Penglihatan kabur atau kehilangan penglihatan (disebabkan oleh tumor pituitari).


E.     Prognosis

Prognosis tergantung pada penyebabnya.


F.      KemungkinanKomplikasi

          Kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat amenore sekunder tergantung dari penyebabnya.

Misalnya: penyebab dari amenore sekunder adalah kelainan pada rahim, maka kemungkinan dapat menyebabkan kanker rahim.


G.    Pemeriksaan dan Tes

              Pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul maupun tes kehamilan harus dilakukan untuk menjauhkan dari diagnosa kehamilan. Tes darah yang dapat dilakukan untuk mengecek kadar hormon, antara lain:

Follicle stimulating hormone (FSH).

Luteinizing hormone (LH).

Prolactin hormone (hormon prolaktin).

Serum hormone (seperti kadar hormon testoteron).

Thyroid stimulating hormone (TSH).

Tes lain yang dapat dilakukan, meliputi:

Biopsi endometrium.

Tes genetik.

MRI.

CT scan.

H.    Pencegahan

1.      Jika amenorrhea terjadi karena penyakit bawaan seperti Sindrom Turner dan Sindrom Sawyer atau karena abnormalitas organ genital, maka penyakit ini tidak dapat dicegah.

2.      Menjaga keseimbangan berat badan agar tidak terlalu gemuk (obesitas) atau terlalu kurus.

3.      Melakukan pola hidup yang sehat baik dengan cara mengonsumsi makanan yang sehat, melakukan olahraga secara teratur, dan hidup dengan bahagia.

4.      Jauhi penyebab stres.

Program untuk membantu para wanita agar memiliki status kesehatan reproduksi yang baik, melalui :

•      Pemberian Informasi 

•      Pelayanan Konseling 

•      Pendidikan Keterampilan Hidup. 



BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Reproduksi adalah suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup. 

Menstruasi terjadi karena sel telur yang diproduksi ovarium tidak dibuahi oleh sel sperma dalam rahim. 

Amenorrhea adalah gangguan dalam sistem reproduksi wanita, sehingga membuatnya tidak mengalami menstruasi secara rutin setiap bulannya.

            Amenorrhea terbagi menjadi dua jenis, yaitu :

  amenorrhea primer.

  sekunder.


amenorrhea primer adalah menstruasi sama sekali tidak terjadi. Sedangkan amenorrhea sekunder adalah pada wanita yang sebelumnya pernah mengalami menstruasi, tetapi kemudian siklus tersebut berhenti tanpa alasan yang diketahuinya.


Tanda-tandanya yaitu Siklus menstruasi terhenti baik secara langsung maupun bertahap. Penyebabnya banyak beberapanya yaitu : 

  Penurunan berat badan secara drastis (akibat kemiskinan, diet yang salah, anoreksia nervosa, bulimia nervosa, aktivitas fisik yang sangat berat dan penyebab lainnya). 

  Obesitas yang ekstrem. 

  Penyakit kronis yang diderita dalam jangka waktu yang lama. 

  Abnormalitas organ genital wanita (tidak adanya uterus, vagina, septum vagina, stenosis servikal, dan 

  selaput dara yang terlalu tebal).


Cara pencegahannya salah satunya yaitu :

  Menjaga keseimbangan berat badan agar tidak terlalu gemuk (obesitas) atau terlalu kurus.

  Jauhi penyebab stres.


B.     Saran 

Kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan – kekurangan yang perlu disempurnakan. Oleh karena itu kami sangat berterima kasih apabila para pembaca dan dosen pembimbing menyampaikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan isi makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, khususnya mahasiswi akdemi kebidanan STIkes Getsempena Lhoksukon. Akhirnya hanya kepada ALLAH jualah kami memohon dan berdoa. Amin...


DAFTAR PUSTAKA

advancedfertility.com/amenor

medicastore.com/penyakit/563/Amenore_tidak_menstruasi.




Share:

ANC Patologis Pada Anemia | Artikel Kebidanan Terbaru 2022

 MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “A” G1POA0H0 USIA KEHAMILAN 15-16 MINGGU DENGAN ANEMIA RINGAN DIPUSKESMAS IKUR KOTO PANJANG PADA TANGGAL 7 JUNI 2013



BAB I

PENDAHULUAN

1.       Latar Belakang Masalah

Menurut WHO kejadian anemia saat hamil berkisar antara 20% sampai 89% dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. (Manuaba.I.B.G)

 

Menurut sistem kesehatan nasional (SKN ) tahun 2001 angka anemia pada ibu hamil sebesar 40%, kondisi ini mengatakan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia bila di perkirakan pada tahun 2003-2010 prevalensi anemia masih tetap di atas 40% maka angka kematian ibu sebanyak 18.000 pertahun yang disebabkan perdarahan setelah melahirkan. Hal ini terlihat dari tingginya angka kematian ibu (AKI) di Asia Tenggara pada tahun 2005 yaitu berkisar 290,8 per 100.000 kelahiran hidup. (anonim, 2010).

 

Angka anemia pada kehamilan di Indonesia cukup tinggi sekitar 67% dari semua ibu hamil dengan variasi tergantung pada daerah masing-masing. Sekitar 10-15% tergolong anemia berat yang sudah tentu akan mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam rahim (Manuaba, I.B.G, 2007) Anemia dalam kehamilan merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami dan cukup tinggi yang berkisar antara 10-20% (Sarwono Prawiharjo, 2010 hal).

 

Dari hasil survey di Indonesia maka di ketahui angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini berkisar antara 300-400 kematian ibu per 100.000kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Indonesia menunjukkan masih buruknya tingkat kesehatan ibu dan bayi baru lahir. (anonym,2010).

 

Menurut catatan dan perhitungan Dep.Kes R.I di Indonesia sekitar 67% Bumil mengalami anemia dalam berbagai jenjang. Sebagian besar anemia adalah anemia defisiensi fe yang dapat disebabkan oleh konsumsi fe dari makanan yang kurang atau terjadi pendarahan menahun akibat parasit, seperti ankilostomiasis. Berdasarkan fakta tersebut dapat dikemukakan bahwa dasar utama anemia pada Bumil adalah kemiskinan sehingga tidak mampu memenuhi standar makanan dan situasi lingkungan yang buruk  (I.B.G Manuaba 2007).

 

Berdasarkan dari data yang di peroleh dari puskesmas ikur koto panjang, padang pada bulan juni tahun 2013 dari 16 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya terdapat 4 diantara ibu hamil tersebut mengalami anemia. Dari  4 ibu hamil yang mengalami anemia tersebut rata-rata diantaranya mengalami anemia ringan dan 2 dari 16 ibu yang memeriksakan kehamilannya dikatakan tidak anemia dan 10 diantaranya belum memeriksakan Hbnya

 

Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian anemia ini adalah ; kurang gizi, selain itu anemia pada ibu hamil disebabkan karena kehamilan berulang dalam waktu singkat, cadangan zat besi ibu sebenarnya belum pulih, terkuras oleh keperluan janin yang di kandung berikutnya serta faktor kemiskinan karna tidak tercukupi kebutuhan zat makanan bagi tubuh.  

 

Anemia yang menimpa ibu hamil memberikan dampak negatife terhadap janin yang di kandung dari ibu dalam kehamilan, persalinan maupun nifas yang di antaranya akan lahir janin dengan berat badan lahir rendah (BBLR), partus premature, abortus, pendarahan post partum, partus lama dan syok.  Hal ini tersebut berkaitan dengan banyak factor antara lain ; status gizi, umur, pendidikan, dan pekerjaan ( Sarwono Prawirohardjo, 2010).

 

Karena masalah anemia pada anemia pada ibu hamil merupakan masalah penting yang erat hubungannya dengan masalah mortalitas maternal, maka dianggap penting untuk dilakukannya suatu identifikasi mengenai gambaran karakteristik anemia pada ibu hamil yang dibatasi pada masalah paritas dan status gizi.

 

 

 

 

 

 

 

2.      Tujuan

a.      Tujuan Umum

Mampu melakukan asuhan kebidanan pada Ny. “A” dengan anemia ringan dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Varney dan pendokumentasian Varney.

 

b.      Tujuan Khusus

1)      Mampu melakukan pengkajian pada Ny. A kehamilan dengan anemia ringan .

2)      Mampu melakukan interpretasi  data pada Ny.  A kehamilan dengan anemia ringan 

3)      Mampu menegakan diagnosa dan masalah potensial pada Ny. A kehamilan dengan anemia ringan dipuskesmas ikur koto panjang.

4)      Mampu mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera pada Ny.A kehamilan dengan anemia ringan dipuskesmas ikur koto panjang.

5)      Mampu merencanakan asuhan kebidanan pada Ny. A kehamilan dengan anemia ringan. 

6)      Mampu melakukan tindakan asuhan kebidanan pada Ny. A kehamilan  dengan anemia ringan. 

7)      Mampu mengevaluasi setelah melakukan tindakan asuhan kebidanan pada Ny. A kehamilan dengan anemia ringan. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

A.    Tinjauan Tentang Anemia Pada Ibu Hamil

a.      Defenisi Anemia

Kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan  dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. (Sarwono, 2008 : hal 213). Kehamilan, persalinan dan nifas pada dasarnya merupakan proses alamiah yang di alami oleh seorang  wanita.

 

Anemia adalah Kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan.(Wasnidar, 2007.hal 20).

Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin atau sel darah merah < 11 gr % atau suatu keadaan dengan junlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun (Maimunah 2005 ).

 

Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11 gr %. Bahaya anemia pada ibu hamil tidak hanya berpengaruh pada keselamatan dirinya saja, tetapi juga pada janin yang dikandungnya (wibisono, Hermawan,dkk 2009).

 

Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi, hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia pada kunjungan pertama kehamilan bahkan jika tidak mengalami anemia pada saat kunjungan pertama, masih mungkin terjadi anemia untuk kunjungan berikutnya (Proverawati 2011).

Anemia juga disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi atau adanya gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh (Wibisono,Hermawan dkk,2009).

 

 

b.      Etiologi

a)      Penyebab anemia diantaranya adalah :

Kekurangan gizi (malnutrisi)

Kurang zat besi dalam diet

Mal absorpsi

Kehilangan darah banyak, persalinan yang lalu, dan Iain-lain.

Penyakit-penyakit kronik : TBC, Paru, cacing usus, malaria, dan

Iain-lain.

 Dua penyebab yang paling sering ditemukan adalah anemia akibat

defisiensi besi dan perdarahan

                                    

b)      Faktor penyebab defisiensi zat besi adalah :

Pendarahan

1)      Pendarahan   dari   uterus   (menstruasi,   persalinan,   kelainan ginekologis).

2)      Gastrointestinal dapat menghambat suplai makanan dalam lambung sehingga kadar zat besi yang dikandung didalam makanan tidak dapat diserap dengan baik oleh tubuh.

Kebutuhan meningkat

1)      Prematuritas

2)      Pertumbuhan 

3)      Kehamilan

Mal absorbsi

Apabila terjadi malabsorbsi didalam tubuh mengakibatkan kandungan zat besi yang dikandung dalam makanan tidak dapat dicerna atau diserap oleh tubuh dengan baik sehingga mengakibatkan zat besi yang diproduksi didalam tubuh berkurang.

 

c.       Tanda dan gejala

 

Berkurangnya konsentrasi hemoglobin selama masa kehamilan mengakibatkan suplay oksigen keseluruh jaringan tubuh berkurang sehingga menimbulkan tanda dan gejala anemia secara umum, sebagai berikut : Lemah, Mengantuk,Pusing, Lelah,  Malaise, Sakit kepala,Nafsu makan turun, Mual dan muntah, Konsentrasi hilang dan nafas pendek ( pada anemia yang parah ).

 

Pada pemerikasaan tanda-tanda dan gejala anemia dapat meliputi :

Kulit pucat

Konjungtiva pucat

Gusi

Kuku-kuku jari pucat

Takikardi ( pada anemia yang parah )

Rambut dan kuku rapuh ( pada anemia yang parah )

Dan juga lidah licin ( pada anemia yang parah ).

 

Gejala awal anemia zat besi berupa badan lemah, lelah, kurang energi, kurang nafsu makan, daya konsentrasi menurun, sakit kepala, mudah terinfeksi penyakit, stamina tubuh menurun, dan pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu, wajah, selaput lendir kelopak mata, bibir dan kuku penderita tampak pucat.Apabila anemia sangat berat, dapat berakibat penderita sesak napas, bahkan lemah jantung (Depkes RI, 2007).

 

Tanda dan gejala anemia menurut Varney, (2007) adalah:

Letih, sering mengantuk, malaise.

Pusing, lemah.

Nyeri kepala.

Luka pada lidah

Kulit pucat.

Membran mekosa pucat (misalnya konjungtiva)

 Bantalan kuku pucat.

Tidak ada nafsu makan, mual dan muntah.

 

d.      Klasifikasi Anemia dalam kehamilan

Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu : (Manuaba I.B.G,2010.HAL 38)

Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal)

Hb 9-10 gr% Anemia ringan

Hb 7-8 gr% Anemia sedang

Hb <7 gr% Anemia berat

 

Macam-macam anemia (Sarwono,2010)

Anemia Defisiensi Besi

Anemia yang paling sering di jumpai yang di sebabkan karena kekurangan unsur zat besi dalam makanan, karena gangguan absorpsi, kehilangan zat besi yang keluar dari badan yang menyebabkan perdarahan.

Anemia megaloblastik

Anemia karena defisiensi asam folik, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12 Hal ini erat hubungannya dengan defisiensi makanan.

 Anemia Hipoplastik

Disebabkan oleh karena sum-sum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar roentgen, racun dan obat-obatan.

Anemia hemolotik

Disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil maka anemianya biasa menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula pada kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.

 

e.       Patofisiologi

      Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia). Hypervolemia merupakan  hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga member efek yaitu konsentrasi hemoglobin berkurang dari 12 g/100 ml. (Sarwono,2010 hal 450-451).pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah 18%-30% dan hemoglobin 19%. Secara fisiologis hemodilusi untuk membantu meringankan kerja jantung.

Hemodulusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil berkisar 11 gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10 gr%.

 

f.       Faktor  Predisposisi Anemia Pada Ibu Hamil

 Umur

Umur ibu adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan sampai ibu tersebut hamil. Ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi pada masa kehamilan diantaranya adalah umur ibu pada saat hamil. Jika umur ibu terlalu muda yaitu usia kurang dari 20 tahun, secara fisik dan panggul belum berkembang optimal sehingga dapat mengakibatkan resiko kesakitan dan kematian pada masa kehamilan, dimana pada usia kurang dari 20 tahun ibu takut terjadi perubahan pada postur tubuhnya atau takut gemuk. Ibu cenderung mengurangi makan sehingga asupan gizi termasuk asupan zat besi kurang yang berakibat bisa terjadi anemia. Sedangkan pada usia di ats 35 tahun, kondisi kesehatan ibu mulai menurun, fungsi rahim mulai menurun, serta meningkatkan komplikasi medis pada kehamilan sampai persalinan (Anonim, 2010).

 

Paritas

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah di alami oleh ibu baik lahir hidup maupun lahir mati. Paritas 1-3 merupakan paritas I paling aman di tinjau dari sudut kematian maternal paritas I dan parits tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian lebih tinggi. Resiko pada paritas 1 dapat di kurangi atau di cegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan. ( Sarwono, 2010 ).

Setelah kehamilan yang ketiga resiko anemia (kurang darah) meningkat. Hal di sebabkan karena pada kehamilan yang berulang menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah dan dinding uterus yang biasanya mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin.

 

 

 

Status Gizi Ibu Hamil

Anemia merupakan salah satu masalah utama penyebab angka kematian ibu di Indonesia dan sering terjadi pada ibu hamil. Biasanya Anemia di temukan pada wania hamil yang jarang mengkonsumsi sayuran segar, khususnya jenis daun-daunan hiaju yang mentah ataupun makanan yang kandungan protein hewani.

Status gizi dinilai berdasarkan perhitungan Antropometri WHO NCHS ( National Center Of Health Statistic ), yaitu pengukuran dan berbagai dimensi fisik tubuh seperti barat terhadap umur (BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U) dan berat badan terhadap tinggi badan terhadap tinggi badan (BB/TB) dan di kelompokkan. Menurut klasifikasi Departemen Kesehatan Indonesia menjadi gizi buruk (BB/U < 60 %), gizi kurang (BB/U 60-80%) dan gizi lebih (BB/U > 110%).

Ibu hamil memerlukan jumlah zat gizi yang relative besar. Hal ini berkaitan dengan pertumbuhan janin di dalam kandungan. Peningkatan kebutuhan zat gizi ini terutama berupa vitamin B1, (Thiamin), Vitami E2 (Riboflapin), Vitamin A,D dan B1, Mineral,La, dan Fe.

Kondisi gizi dan komsumsi ibu hamil yang kurang akan menyebabkan anemia dan berpengaruh terhadap kondisi janin dan bayi yang di lahirkan. Kekurangan gizi pada saat hamil akan menimbulkan berbagai kesulitan. Oleh karena itu, kecukupan gizi yang dianjurkan bayi ibu hamil harus dapat terpenuhi. ( Hadju Veni, 2004 hal 11 ).

 

Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan lebih bersifat pengenalan suatu benda secara subjektif.  Keadaan anemia ini bisa disebabkan karena pengetahuan ibu hamil tentang gizi yang rendah, sehingga masalah konsumsi dari menu makanaan masih rendah dan tidak teratur.  Selain memang jumlah zat besi yang dapat di serap dari bahan makanaan hanya sedikit.  Kurangnya pengetahuan dan salah konsep tentang kebutuhan gizi dan nilai pangan adalah  umum dijumpai setiap negara di dunia. Kemiskinan dan kekurangan persediaan pangan yang bergizi merupakaan faktor penting masalah kurang gizi. Sebab lain yang penting dari gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan gizi atau kemampuan untuk menerapkan informasi dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian  ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, menurut Roger (1974).

 

Jarak Kehamilan Yang Terlalu Dekat

Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada wanita hamil adalah jarak kehamilan yang pendek. Hal ini disebabkan kekurangan nutrisi yang merupakan mekanisme biologis dan pemulihan faktor hormonal dan adanya kecendrungan bahwa semakin dekat jarak kehamilan maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.

 

Pemeriksaan Antenatal Care

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional yaitu Dr. Gynekologi dan Bidan serta memenuhi syarat 5T ( TB, BB, TD, Tinggi fundus uteri, TT dan Tablet Fe). Jika pemeriksaan antenatal care kurang atau tidak ada sama sekali maka akan tinggi angka kejadian anemia.

 

Pola Makan dan Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe.

Gizi seimbang adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Agar sasaran keseimbangan gizi dapat dicapai, maka setiap orang harus mengkonsumsi 1 jenis makanan dari tiap golongan makanan yaitu karbohidrat,protein hewani dan nabati sayuran buah dan susu. Kepatuhan meminum tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi  perharinya. Suplementasi tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan zat besi. Ibu hamil yang kurang patuh konsumsi tablet Fe mempunyai resiko untuk mengalami anemia dibanding yang patuh konsumsi tablet Fe.

g.      Pengaruh Anemia pada Kehamilan,Persalinan,Nifas, dan Janin ( Manuaba, 2010. Hal. 38 ).

a.      Bahaya Anemia dalam Kehamilan

Resiko terjadi abortus

Persalinan permaturus

Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim

Mudah menjadi infeksi

Ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr %)

Mengancam jiwa dan kehidupan ibu

Mola hidatidosa

Hiperemesis gravidarum

Perdarahan anterpartum

Ketuban pecah dini (KPD)

 

Bahaya pada Trimester I

Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus atau keguguran.

Bahaya pada Trimester II

Pada trimester II, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus prematur, pada antepartum,gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian janin, gestosis dan mudah terkena infeksi dan dekompensasi kordis hingga kematian ibu. 

 

b.      Bahaya Anemia dalam Persalinan

Gangguan kekuatan his

Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar

Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan.

Kala tiga dapat di ikuti retensio placenta dan perdarahan post partum karena atonia uteri.

Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.

 

 

c.       Bahaya anemia dalam masa nifas

Perdarahan post partum karena atonia uteri dan involusio uteri memudahkan infeksi puerperium

Pengeluaran ASI berkurang

Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan

Mudah terjadi infeksi mammae

 

d.      Bahaya anemia terhadap janin

       Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai keutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolism tubuh sehingga menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan dan bentuk :

1.Abortus

2.Terjadi kematian intra uteri

3.Persalinan prematuritas tinggi

4.Berat badan lahir rendah (BBLR)

5.Kelahiran dengan anemia

6.Dapat terjadi cacat bawaan

7.Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal

8.Intelengensi rendah, oleh karena kekurangan oksigen dan nutrisi yang menghambat pertumbuhan janin

 

h.      Diagnosa anemia pada ibu hamil

Diagnosa anemia dalam kehamilan dapat di tegakkan dengan :

1)      Anamnesa

Pada anemnese akan didapatkan keluhan lelah, sering pusing, mata berkunang -kunang dan keluhan mual, muntah lebih berat pada hamil muda.  (Manuaba, I.B.G, 2010). Bila terdapat keluhan lemah, Nampak pucat, mudah pingsan,sementara masih dalam batas normal, maka perlu dicurigai anemia defesiensi zat besi ( Saifuddin A.B, 2002 hal.282 ).

2)      Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah Hb dan darah tepi  akan memberikan kesan pertama. Pemeriksaan Hb dengan Spektofotometri merupakan standar, kesulitan adalah alat ini hanya tersedia di kota. Di Indonesia penyakit kronik seperti : malaria dan tuberculosis (TBC) masih relatife sering dijumpai sehingga pemeriksaan khusus darah tepi dan sputum perlu dilakukan.

 

i.        Tujuan pencegahan anemia pada ibu hamil

   Tujuan pencegahan anemia selama kehamilan adalah untuk menjaga keseimbangan jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel darah ibu untuk mencegah kekurangan bahan pembentuk protein sel darah merah pada bayi.

 

j.        Pencegahan dan penanganan Anemia pada ibu hamil

a.      Pencegahan Anemia

Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat di ketahui data dasar kesehatan ibu tersebut, dalam pemeriksaan kesehatan di sertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja sehingga di ketahui adanya infeksiparasit. (Manuaba, I. B. G. 2010)

b.      Penanganan pada Anemia sebagai berikut :

Anemia Ringan

Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10 gr% masih di anggap ringan sehingga hanya perlu di perlukan kombinasi 60 mg/hari zat besi dan 500 mg asam folat peroral sekali sehari. ( Arisman, 2004 Hal. 150 – 151 ).

Anemia Sedang

Pengobatan dapat di mulai dengan preparat besi feros 600-1000 mg/hari seperti sulfat ferosus atau glukonas ferosus. ( Wiknjosastro, 2005 Hal. 452 ).

Anemia Berat

Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg, 6 bulan selama hamil, dilanjutkan sampai 3 bulan setelah melahirkan. ( Arisman, 2004 hal 153 ).

 

Untuk mencegah anemia pada ibu hamil menurut Depkes RI, (2007) yang harus dilakukan adalah:

Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dari daging, (terutama daging merah seperti sapi dan kambing), telur, ikan dan ayam, serta hati. Pada sayuran zat besi dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan lain. Perlu diperhatikan bahwa zat besi pada daging lebih mudah diserap oleh tubuh dari pada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi. Hal ini dikarenakan bentuk zat besi didalam sayuran adalah dalam bentuk non heme, juga karena adanya pitat dan pektin, sehingga diperlukan zat pemicu seperti vitamin C untuk membantu mempermudah penyerapan didalam usus.

 

Makan-makanan yang banyak mengandung bahan pembentuk protein sel darah merah  seperti:

1)       Telur

2)      Susu

a). Ibu hamil 0-3 bulan = 1 gelas

b). Ibu hamil 4-7 bulan = 1 gelas

c). Ibu hamil 7-9 bulan = 1 gelas

3)      Ikan

a). Ibu hamil 0-3 bulan = 11/2  potong

b). Ibu hamil 4-7 bulan = 2 potong

c). Ibu hamil 7-9 bulan = 3 potong

4)      Daging

5)      Tempe

a). Ibu hamil 0-3 bulan = 3 potong

b). Ibu hamil 4-7 bulan = 4 potong

c). Ibu hamil 7-9 bulan = 5 potong

6)      Sayuran yang berwarna hijau tua (kankung, bayam, daun katuk, daun singkong)

a). Ibu hamil 0-3 bulan = ½ mangkok

b). Ibu hamil 4-7 bulan = 3 mangkok

c). Ibu hamil 7-9 bulan = 3 mangkok

 

7)      Buah-buahan (jeruk,jambu biji, pisang,tomat)

a). Ibu hamil  0-3 bulan = 2 buah

b). Ibu hamil 4-7 bulan = 2 buah

c). Ibu hamil 7-9 bulan = 2 buah

 

3. Berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan, karena kombinasi tertentu dapat mempengaruhi proses penyerapan zat besi oleh tubuh. Misalnya minum teh atau kopi bersamaan dengan makan akan mempesulit penyerapan zat besi, untuk itu tablet zat besi sebaiknya diminum tidak bersamaan waktunya dengan minum susu, teh, kopi, atau antasida.

4. Mengkonsumsi tablet besi, pada wanita hamil dan menyusui disarankan 18mg suplemen zat besi perhari.

5. Periksa secepat mungkin apabila terdapat tanda-tanda anemia agar langkah-langkah pencegahan bisa segera dilakukan.

 

c.       Pengobatan

           Pengobatan efektif anemia pada ibu hamil dilakukan dengan menghilangkan penyebabnya atau memperbaiki kelainan primernya. Suplemen besi, asam folat, dan vitamin B12 bisa diberikan pada penderita anemia akibat pendarahan dan defisiensi besi. Hasil penelitian Sood, S K membuktikan bahwa wanita hamil yang mendapat pil besi ditambah dengan asam folat dan vitamin B12 kadar Hbnya naik lebih tinggi dari pada wanita hamil yang mendapatkan pil besi saja.

           Seorang wanita hamil memerlukan 18-21 mg zat besi per hari. Wanita dengan anemia kekurangan zat besi harus diberikan 60-120 mg zat besi per hari. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi menurut Varney, (2007) adalah :

Minumlah zat besi  diantara waktu makan atau 30 menit sebelum makan.

Hindari mengkonsumsi kalsium bersama zat besi (susu, antasida, makanan tambahan prenatal).

Minumlah vitamin C (jus jeruk, tambahan vitamin C).

Masak makanan dalam jumlah air minimal supaya waktu maemasak sesingkat mungkin.

Makanlah daging, unggas, dan ikan. Zat besi yang terkandung dalam bahan makanan ini lebih mudah diserap dan digunakan dibanding zat besi dalam bahan makanan lain.

Makanlah berbagai jenis makanan. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr% / bulan (Saifuddin, 2006).

 

k.      Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada ibu hamil dengan anemia :

Memeriksakan kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan pertama pada trimester pertama dan trimester III untu mengetahui kadar Hb ibu dibawah 11 gr%.

Pemenuhan kalori 300 kalori/hari dan suplemen zat besi 60 mg/hari.

Pada anemia defisiensi zatbesi yaitun dan preparat besi: fero sulfat, guconat atau Na-feri bisitrat. Pemberian preparat 60 mg/hari.

Beri penyuluhan gizi pada setiap kunjungan antenatal tentang perlunya mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan perlunya minum tablet Fe.

Sarankan ibu untuk tetap minum tablet Fe 1 x 1 perhari.

 

 

l.        Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

a.      Pengumpulan Data

Untuk mengetahui siapa yang melakukan pengkajian, kapan waktunya dilakukan, dimana dan mulai masuk sarana kesehatannya kapan.

1. Identifikasi

a).  Nama              :Untuk  membedakan  pasien  yang  satu dengan pasien           yang lain dan mengenal pasien.

b). Umur            :   Merupakan faktor resiko, salah satunya adalah umur terlalu muda (< 16 tahun) dan terlalu tua (> 35 tahun)

c). Sukubangsa      :   Untuk mengetahui adat istiadat, budaya, suku dan ras.

d). Agama             :   Untuk membimbing ibu dalam proses persalinan, sesuai agama yang dianut.

e). Pendidikan      :   Untuk    mengetahui    pengetahuan    ibu tentang hasil pemeriksaan dan sejauh mana ibu dapat mengerti apa yang telah dijelaskan.

f). Pekerjaan          :   Untuk  menentukan  status  ekonominya dan juga untuk mengetahui beban tugasnya.

g). Alamat           : Untuk memudahkan tenaga kesehatan untuk menghubungi klien dan memberikan petunjuk keadaan lingkungan tempat tinggal.

 

2).   Anamnesa

a). Alasan kunjungan       :   Untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin didalam kandungan keluhan dan asuhan yang akan diberikan.

 b).  Riwayat kehamilan sekarang

 c).  Riwayat menstruasi

 d). HPHT untuk memperhitungkan tanggal tafsiran persalinan.

 e). Taksiran persalinan : Menurut hukum Naegle

1)      siklus 28 hari = HPHT +  (+7)(-3)(+1) = Tanggal persalinan

2)      siklus 35 hari = HPHT + (+14)(-3)(+1) = Tanggal persalinan.

3)      Lamanya        : lamanya tergantung pada tipe wanitanya.

4)      Menarche       : Adalah terjadinya haid pertama kali. Terjadi pada  usia pubertas sekitar 10-16 tahun. (Prawirohardjo, 1999)

5)      Banyaknya     : Jumlah perdarahan sekitar 50 cc (2 – 3 x ganti pembalut) tanpa terjadinya bekuan darah karena mengandung banyak gumpalan darah menunjukan perdarahan menstruasi cukup banyak (Manuaba, 1998 : 93).

6)      Siklus              : Panjangnya   siklus   haid   yang normal adalah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas. Panjang siklus yang biasa pada manusia ialah 25 – 32 hari.

7)      Konsistensi      :   Normal encer

                                  

f). Tanda-tanda kehamilan

Untuk memastikan apakah ibu tersebut hamil dengan melakukan PP test (+)

g).  Pergerakan janin          

Untuk mengetahui pergerakan janin normal atau tidak normalnya dalam 1 jam 10 x dan dirasakan pada primigravida dalam usia kehamilan  20 minggu dan pada multigravida  usia kehamilan 16 minggu.

 

 

h).  Keluhan yang dirasakan

Untuk  mengetahui  apakah  ibu  mempunyai  faktor resiko tinggi yang dapat mempengaruhi kehamilan, pada anemia ditemukan gejala seperti pucat, cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang. Pada kehamilan   muda   keluhan   mual-mual   lebih   hebat.

 

i). Diet / makan

Makan 3x sehari dengan lauk (nasi, sayuran, tempe dan tahu).

j). Pola eliminasi

Untuk mengetahui apakah ada gangguan saluran pencernaan atau saluran kencing.

k). Aktifitas sehari-hari

Istirahat  : Ibu hamil memerlukan istirahat yang cukup. Tidur siang 1 – 2 jam dan tidur malam ± 8 jam, selain itu ibu hamil mengalami insomnia / sulit tidur mulai pertengahan masa kehamilan

 

l). Seksualitas       : Coitus jarang dilakukan, karena ibu merasa tidak nyaman dengan keadaan perut yang semakin membesar.

m). Pekerjaan       : Ibu hanya melakukan pekerjaan yang ringan dan tidak terlalu berat.

n). Imunisasi

Selama hamil diberikan 2x dengan interval 1 bulan / 4 minggu setelah TTi. Gunanya mencegah terjadinya tetanus neonatorum. Lama perlindungan 3 tahun 

o). Kontrasepsi

Untuk mengetahui riwayat kontrasepsi yang pernah digunakan oleh pasien.

p).Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu untuk mengetahui apkah ibu mempunyai komplikasi saat kehamilan atau riwayat penyakit saat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

q). Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita untuk mengetahui ada tidaknya tentang riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita seperti hepar, jantung, anemia berat,malaria, DM,TBC dan lain-lain

 r). Riwayat penyakit keluarga

Digunakan untuk mengetahui adakah penyakit keturunan dalam keluarga, apakah ada keturunan kembar atau penyakit menular yang dapat mempengaruhi kehamilan dan persalinan.

s).  Riwayat sosial

Digunakan untuk mengetahui apakah pasien benar-benar menikah atau tidak, berapa kali menikah, berapa lama telah menikah dan untuk mengetahui apakah kehamilan ini direncanakan atau diinginkan 

 

3). Pemeriksaan Fisik

a). Keadaan umum

Biasanya keadaan ibu hamil dengan anemia ringan. Keluhannya agak lemah.

b). Keadaan emosional

Pada klien dengan anemia ringan keadaan emosionalnya stabil.

c). Tanda-tanda vital

1. Tekanan darah

Normalnya systole tidak boleh lebih 140 mmHg dan diastole > 90 mmHg. Normalnya 110 / 70 mmHg

 

2.Suhu

Digunakan untuk mengetahui keadaan suhu tubuh. Normal 36,5°C – 37,5°C.

 

3.Denyut / Nadi

Digunakan untuk mengetahui adakah sesak nafas atau tidak. Normalnya 80 – 100 kali/menit.

 

4.Respirasi

Normal 16-24 kali/menit.

 

5.Tinggi badan

Pada ibu hamil tinggi badan normal tidak boleh < 145 cm.

 

6.Berat badan

Kenaikan berat badan selama kehamilan 10 – 12 kg

 

7.Lila

Untuk mengetahui nutrisi ibu, Lila normal minimal 23,5cm.

 

8.Pemeriksaan Fisik

Kepala

            Rambut bersih, tidak rontok.

Muka

Cloasma gravidarum : tidak ada. Edema: tidak ada

Mata

Pada kasus anemia ringan keadaan konjungtiva pucat dan sklera putih.

Hidung

Bersih, tidak ada sekret dan polip.

Mulut dan gigi

Tidak ada caries gigi, gusi tidak mengalami pendarahan.

Leher

Tidak ada pembesaran pada kelenjar thyroid  dan kelenjar getah bening.

Dada

Bentuk simetris.

Payudara

Bentuk                              Simetris

Puting susu                       Menonjol

Areola                               Hiperpigmentasi

Benjolan                           Tidak ada

Dumplink/retraksi             Tidak ada

Rasa nyeri                         Tidak ada

Abdomen  

Bekas luka operasi tidak ada, pembesaran sesuai umurkehamilan, tidak ada striae, adanya linea nigra atau tidak.       

       

Palpasi      

 a.Leopold I     :    Untuk menentukan TFUdan bagianapa yang teraba di fundus.

b.Leopold II    :    Untuk menentukan letak punggung janin.

c.Leopold III  :    Untuk menentukan bagian bawah janin dan memastikan sudah masuk PAP atau masih bisa digoyangkan.

d.Leopold IV  : Untuk menentukan bagian terbawah janin seberapa jauh sudah masuk PAP.

 

 Auskultasi

Memastikan DJJ janin ada, normal 120 – 160 x/menit.

Anogenital

Genetalia eksterna dan interna pada anemia ringan tidak ditemukan kelainan.

Ektremitas atas dan bawah

 Edema                       : Ada/tidak

Kekakuan sendi         : Ada / tidak

Varices                      : Ada/tidak

Reflek patella ka/ki   : Ada/tidak

Uji Diagnostik

Darah : Hb pada anemia ringan 9 – 10 gr %.

 

b.      Interpretasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan juga kebutuhan klien berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan.

Diagnosa Ibu hamil G1P0A0H0, Usia kehamilan 15-16 minggu Ballotemen  (+).

Masalah         : Ibu merasa pusing dan cepat lelah

Kebutuhan     : Konseling dan pengkajian lebih lanjut. 

 

c.       Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

 

Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentiflkasi.

Potensial ibu     :  Anemia sedang bahkan sampai anemia berat yang dapat menyebabkan dekompensasi cordis dan kematian, perdarahan, partus lama karena inertia uteri, syok, infeksi intra partum dan post partum.

Potensial bayi    :  BBLR, IUFD, abortus, partus prematurus, cacat bawaan.

d.      Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera / Kolaborasi

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

Pada kasus anemia ringan tidak diperlukan tindakan segera atau kolaborasi.

 

e.       Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh

Pada langkah ini dilakukan asuhan yang menyeluruh rencana asuhan.

Beritahu ibu tentang semua hasil pemeriksaan.

Berikan konseling tanda-tanda bahaya kehamilan dan tanda-tanda  persalinan.

Periksa kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan pada minggu ke 28 Trimester ke III

Berikan konseling tentang gizi dan nutrisi ibu hamil.

Berikan konseling tentang pentingnya tablet Fe bagi kehamilan.

Berikan konseling tentang menjaga kesehatan.

 Berikan konseling tentang pentingnya perawatan diri selama kehamilan.

 Berikan konseling tentang kunjungan pemeriksaan ulang kehamilan.

 

f.       Pelaksanaan

Memberikan penjelasan tentang keadaan umum ibu dan janin dalam kandungannya.

Memberikan penjelasan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan tanda-tanda persalinan.

 

Tanda-tanda bahaya kehamilan yaitu :

a)      Adanya perdarahan

b)      Bengkak di kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala.

c)      Demam tinggi, dapat membahayakan keselamatan jiwa ibu, dan menyebabkab keguguran atau kelahiran kurang bulan.

d)     Keluar air ketuban sebelum waktunya.

e)       Bayi dalam kandungan geraknya kurang atau tidak bergerak.

f)       Muntah terus menerus atau tidak mau makan.

 

Tanda-tanda persalinan:

a)      Mules-mules yang sering timbul.

b)      Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.

c)       Keluar cairan ketuban dari jalan lahir akibat pecahnya selaput

ketuban.

Melakukan pemeriksaan kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan trimester III

Memberikan penjelasan tentang gizi dan pentingnya nutrisi yang baik dan sesuai untuk ibu hamil.

Mengkonsumsi makanan bergizi yang baik untuk ibu hamil seperti nasi, lauk pauk, sayur-sayuran, susu ibu hamil.

Memberikan penjelasan tentang pentingnya tablet Fe bagi ibu hamil.

Beri tablet Fe pada ibu hamil, tablet Fe diminum 1 x sehari pada malam hari sebelum tidur dengan air putih. Karena tablet tambah darah mempunyai efek mual dan pusing bahkan muntah.

Memberikan   penjelasan   tentang   menjaga   kesehatan   selama kehamilan, yaitu melakukan olah raga ringan seperti jalan-jalan pada pagi dan sore hari agar peredaran darah lancar dan badan ibu segar.

Memberikan penjelasan kepada ibu tentang pentingnya perawatan diri selama kehamilan, yaitu dengan pola kebiasaan ibu sehari-hari.

Memberikan penjelasan kepada ibu tentang kunjungan ulang pemeriksaan kehamilan, guna mengetahui perkembangan ibu dan kesehatan janin serta mendeteksi secara tepat adanya komplikasi atau bahaya yang menyertai ibu dan janin sehingga cepat ditangani.

 

 

 

 

g.       Evaluasi

Setelah diberikan konseling dan penjelasan :

Klien mengerti / mengetahui hasil pemeriksaan.

Klien mengetahui tentang keadaan umum ibu dan janin.

 Klien mengatakan akan makan makanan bergizi.

Klien mengatakan akan minum tablet zat besi.

Klien sudah mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan dan tanda-tanda persalinan yang disampaikan.

Klien mengerti akan perlunya istirahat yang cukup dan menjaga kesehatan.

Klien mengatakan akan melakukan kunjungan ulang.

h.       

 

BAB III 

TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “A” G1P0A0H0

USIA KEHAMILAN 15-16 MINGGU DENGAN ANEMIA RINGAN

DIPUSKESMAS IKUR KOTO PANJANG

PADA TANGGAL 7 JUNI 2013

 

I.  Pengkajian (Pengumpulan Data Dasar)            

A. Identitas / Biodata

Nama               : NY. “            A”                                          Nama suami     : TN. “N”

Umur               : 26 tahun                                            Umur               : 29 tahun  

Suku/Bangsa   : Minang/Indonesia                             Suku/Bangsa   :  Minang/Indonesia    

Agama             : Islam                                                 Agama             : Iislam                                     

Pendidikan      : SMA                                                 Pendidikan      : SM A

Pekerjaan         : Ibu Rumah Tangga                          Pekerjaan         : Swasta

Alamat            kantor  :-                                                        Alamat Kantor : -

                                                                       

No. Telp          :08537621XXXX                               No. Telp          : -

Alamat rumah : RT02 RW01 pulai,koto panjang

No. Telp          : -

 

Keluarga terdekat yang mudah dihubungi :

Nama               : Ny. “P”

Alamat                        : RT02 RW01 pulai,koto panjang

No. Telp          : -

 

 

B. Anamnesa (Data Subjektif)

1. Pada tanggal                 : 07 juni 2013 / pukul : 11.00 wib

          Alasan kunjungan ini    :  Kunjungan pertama dan ingin memeriksakan kehamilan

    Keluhan-keluhan           : Mual dan pusing sejak 2 hari yang lalu        

 

    

             

2. Riwayat Menstruasi

    a. Menarche                   : 13  tahun                     

    b. Siklus                        : 30  hari                        

    c. Banyaknya                : 2-3 kali ganti duk     

    d. Lamanya                   : 5 hari

    e. Dismenorrhoe            : tidak  ada

 

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No Tgl lahir Usia kehamilan Jenis persalinan Tempat persalinan Komplikasi Peno-long Bayi Nifas

  Ibu Bayi PB/ BB/ JK Keada an Lochea Laktasi

 

 

   

  Ini kehamilan pertamanya

   

 

 

Kontrasepsi yang pernah digunakan   : Ibu belum pernah ber-KB.

lama dan keluhannya                          : Tidak ada

Riwayat kehamilan sekarang

Hari pertama haid terakhir            : 20  februari 2013

Keluhan-keluhan pada     

Trimester  I                                    : Mual muntah dipagi hari dan pusing

Trimester  II                                  : Mual dan pusing

Trimester  III                                 : -

Kapan pergerakan janin pertama kali dirasakan ibu : Belum dirasakan ibu

Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir                     : Belum ada

 

 

 

 

 

Keluhan-keluhan yang dirasakan ibu

5L(lesu,lemah,letih,lelah,lunglai)                                                  : Ada, lemah.

Mual dan muntah terus menerus                                                   : tidak ada

Nyeri perut                                                                                    : tidak ada

Demam tinggi                                                                               : tidak ada

Sakit kepala berat                                                                          : tidak ada

Penglihatan kabur                                                                         : tidak ada

Rasa nyeri/panas BAK                                                                  : tidak ada

Gatal pada vulva                                                                           : tidak ada

Pengeluaran pervaginam                                                               : tidak ada

Nyeri & kemerahan pada tungkai                                                 : tidak ada

Bengkak pada wajah, tangan & kaki                                            : tidak ada

 

Obat/suplemen termasuk jamu-jamuan yang dikonsumsi : tidak ada      

 

Imunisasi

TT 1 TT 2 TT 3 TT 4 TT 5

Ada Ada - - -

 

 

Riwayat kesehatan ibu

Riwayat penyakit yang pernah diderita

Jantung                  : tidak ada                              

Asma                     : tidak ada

Hipertensi              : tidak ada                              

TBC                      : tidak ada

Ginjal                    : tidak ada                              

Epilepsi                 : tidak ada

DM                        : tidak ada                             

PMS/IMS              : tidak ada

 

 

 

Riwayat alergi

Jenis makanan                                           : tidak ada

Jenis obat-obatan                                      : tidak ada

c.   Riwayat transfusi darah                            : tidak ada

d.   Riwayat operasi dinding rahim                 : tidak ada

e.   Riwayat pernah mengalami kelainan jiwa: tidak ada

 

Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat penyakit keturunan

Jantung                  : tidak ada.     

DM                        : tidak ada      

Epilepsi                 : tidak ada

Hipertensi              : tidak ada     

Asma                     : tidak ada

b.   Riwayat keturunan kembar           : tidak ada

 

Riwayat psikososial

a.   Kehamilan ini                                            : Direncanakan.

Respon ibu terhadap kehamilan ini           : baik (senang)

Respon suami & keluarga terhadap          : baik (senang)

kehamilan ibu       

Hubungan dengan suami/keluarga              : baik

Hubungan dengan tetangga & masyarakat : baik

g.   Kekhawatiran-kekhawatiran khusus           : ada

Riwayat perkawinan                                                  

Ini perkawinan                                       : I (pertama)

Kawin I umur                                         : 26 tahun    

Setelah kawin berapa lama baru hamil  : ± 1 bulan

Keadaan  ekonomi                                         

Penghasilan per bulan                                     : Rp.2.500.000,-

Jumlah anggota keluarga yang ditanggung    : 4 orang

Penghasilan per kapita                                    : Rp.300.000,-

 

Kebiasaan hidup sehari-hari

Personal hygiene

Mandi                        : 2x sehari

Sikat gigi                   : 2x sehari

Keramas                    : 3x Seminggu

Ganti pakaian dalam : 2x sehari

 

Pola makan dan minum

Sebelum hamil :

Pagi     : 1 piring nasi goreng + 1 butir telur + 1 gelas air putih

Siang   : 1 piring nasi porsi sedang + 1 potong ikan + 1 potong tempe ukuran sedang +  sayur + buah + 1 gelas air putih.

Malam : 1 piring nasi sedang + 1 potong ikan + 1 potong tempe ukuran sedang + sayur + 2 gelas air putih.

 

Saat hamil :    

Pagi     : 1 potong roti ukuran sedang + 1 gelas teh manis

Siang    : ½  piring nasi putih porsi kecil + 1 potong ikan ukuran kecil + 1 potong tempe ukuran kecil + 1 mangkok sayur ukuran kecil + 1 gelas air putih.

Malam : ½  piring nasi putih porsi kecil  + 1 potong ikan ukuran kecil  + 1 potong tempe ukuran kecil +  1 mangkok sayuran ukuran kecil + 1 gelas air putih

 

Masalah gangguan pencernaan           : tidak ada

 

Pola eliminasi :

BAK

Frek           :  3-4 kali sehari  

Warna        :  kuning jernih

 Keluhan    :  tidak ada 

BAB

Frek           : 1 kali sehari

Warna        : kuning kecoklatan

Konsistensi: lembek

Keluhan     : tidak ada

             

Pola istirahat

Istirahat siang        :± 1-2 jam

Istirahat malam     : ± 7-8 jam

Aktivitas sehari-hari

Beban kerja           :  ada sedikit                                                                        

Olah raga               :  tidak ada

Kegiatan spiritual  :  ada (shalat 5 waktu)

f.    Hubungan seksual            : ada (tidak ada keluhan)

 

Kebiasaan yang merugikan kesehatan

Kebiasaan merokok, minuman keras,      : tidak ada

konsumsi obat-obatan terlarang

Budaya yang merugikan kesehatan         : tidak ada

      13.  Persiapan untuk kegawatdaruratan

a.   Pengambil keputusan yang berhubungan : ibu/suami

      dengan kesehatan ibu

Tempat persalinan yang diinginkan          : BPS

Petugas kesehatan yang diinginkan          : Bidan

oleh ibu untuk menolong persalinan

Persiapan donor darah                              : Belum ada

Persiapan biaya persalinan                        : ada

Persiapan transportasi                               : ada.

Golongan darah                                        : Belum diketahui

 

 

C. PEMERIKSAAN FISIK (Data Objektif)

Pemeriksaan Umum

Kesadaran                 : baik                               

TD                            : 110/70mmHg                

Nadi                         : 83x/menit                                  

Suhu                          : 36°C

Pernafasan                 :  24x/ menit

BB sebelum hamil    : 45 kg

BB setelah hamil       : 42 kg

TB                             : 152 cm

LILA                         : 24 cm                      

Pemeriksaan Khusus

Inspeksi

Kepala                   : besih.

Rambut                 : bersih,hitam, lurus, tidak ada ketombe, tidak rontok

Mata                      : sklera tidak ikterik, conjungtiva pucat

Muka                     : tidak oedem, tidak sianosis

Mulut                    : tampak bersih, bibir tampak lembek

Gigi                       : tidak ada karies

Leher                     : tidak ada pembesaran kelenjar limfe,thyroid, vena jugularis

Payudara               : Simetris                       : ki-ka

                                Areola mammae          : hiperpigmentasi

                                Papilla mammae          : menonjol

                                Kolostrum/cairan lain : belum ada

Abdomen              : Bekas luka operasi    : tidak ada

                                Pembesaran perut      : sesuai usia kehamilan

                                Striae                         : tidak ada

                                Linea alba                  : tidak ada

Genitalia                : Kemerahan                : tidak ada

                                Pembengkakan          : tidak ada

                                Varices                      : tidak ada

                               Oedema                      : tidak ada                  

Ekstremitas

Atas                                               Bawah

Oedema      : tidak ada                 Oedema           : tidak ada

Sianosis       : tidak ada                 Varices            : tidak ada

Pergerakan  : (+) positif                Pergerakan      : (+) positif

 

 

 

 

Palpasi

Leopold

Leopold I        : Tinggi fundus uteri pertengahan simphisis-pusat, pada fundus 

                              teraba ballotemen (+).

Leopold II       : tidak dilakukan

Leopold III     : tidak dilakukan          

Leopold IV     : tidak dilakukan

Mc. Donald     : 16,5 cm

TBBJ               : 542,5 gram

Auskultasi

BJJ                                        :  Tidak dilakukan

Frekuensi/irama         : -

Intensitas                   : -

 Perkusi

        Reflek patella kanan :  (+)

                   Reflek patella kiri      :  (+)

e.    Pemeriksaan panggul luar

       Distansia spinarum    : tidak ada dilakukan

       Distansia cristarum    : tidak ada dilakukan

       Conjugata eksterna    : tidak ada dilakukan

       Lingkaran panggul    : tidak ada dilakukan

f.    Pemeriksaan penunjang

                   Laboratorium                   :

-        Hb                               : 10 ,2  gr%  (tanggal 08 juni 2013)

-        Protein Urine               : tidak ada dilakukan

-        Glukosa Urine             : tidak ada dilakukan

-         USG                           : tidak ada dilakukan 

-        CTG                            : tidak ada dilakukan

 

                                                                                                           Padang, 07 juni 2013

                                                              

 

 

                       



BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

 

Pengkajian

dalam melakukan pengkajian data penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti baik dalam pengumpulan data subjektif maupun objektif.

-           Data subjektif

Keluhan utama

Keluhan yang dirasakan ibu sama dengan tinjauan teori yang menyatakan bahwa Hb ibu 10, 2 gr%. ibu juga merasakan mual dan pusing.

-          Data objektif

Pemeriksaan umum di dapat kan dalam keadaan umum ibu

BB sebelum hamil       : 45 kg

BB sekarang                : 42 kg

TB                               : 152 cm

LILA                           : 24 cm

TD                               : 110/70mmhg

Nadi                            : 83 x/menit

Suhu                            : 36° C

Pernafasan                   : 24 x/menit

Pemeriksaan fisik

Pada tinjauan teori di jelaskan nilai ambang batas yang di gunakan untuk memutuskan status anemia ibu hamil berdasarkan kriteria WHO di tetapkan 3 teori yaitu:

Normal  > 11gr%

Ringan 8-11 gr%

Berat , 8gr %

(rukiyah, Ai Yeyeh, dkk,2010 : 114)

Berdasarkan pemeriksaan Hb yang dilakukan di dapatkan hasil Hb ibu 10, 2 gr%, sehingga ibu di katakan anemia ringan.

B.     Interpretasi Data

Pada kasus ini didapatkan diagnosa : ibu hamil G1P0A0H0 dengan usia kehamilan 15-16 minggu ,Ballotemen (+).

 

C.    Masalah potensial

Sesuai dengan teori anemia ringan  bisa mengakibatkan terjadi Anemia sedang bahkan sampai anemia berat yang dapat menyebabkan dekompensasi cordis dan kematian, perdarahan, partus lama karena inertia uteri, syok, infeksi intra partum dan post partum.

 

Tindakan segera

Pada kehamilan normal dengan anemia ringan tindakan segera belum di butuhkan.

Intervensi

Informasikan tentang hasil pemeriksaan

Anjurkan ibu untuk meningkatkan asupan makanan dengan gizi seimbang

Beri KIE tentang cara konsumsi tablet Fe

Anjurkan pada ibu untuk menjaga kesehatannya

Jelaskan tanda bahaya pada ibu

Beritahu dan anjurkan ibu untuk kunjungan ulang.

 

Implementasi

Semua rencana tindakan dapat di aplikasikan kedalam tindakan yang nyata dan dapat berjalan dengan baik sehingga ibu bisa menerima informasi dan penjelasan yang diberikan. Tindakan sudah diberikan pada ibu dalam kasus ini antara lain berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus, dan pemeriksaan penunjangdilakukan pemeriksaan Hb.

 

Evaluasi

Evaluasi pada kasus ini baik, karena rencana dan pelaksanaan tindakan yang dilakukan dapat diaplikasikan secara efektif. Karena dari pemeriksaaan Hb ibu dengan anemia ringan , ibu dianjurkan meningkatkan asupan makanan dengan gizi seimbang agar ibu tidak anemia. Maka penulis menganjurkan ibu untuk sering memeriksakan kehamilannya.

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

A.    Kesimpulan

     Kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan  dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. (Sarwono, 2008 : hal 213). Kehamilan, persalinan dan nifas pada dasarnya merupakan proses alamiah yang di alami oleh seorang  wanita.

    Anemia adalah Kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan.(Wasnidar, 2007.hal 20).

Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi, hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia pada kunjungan pertama kehamilan bahkan jika tidak mengalami anemia pada saat kunjungan pertama, masih mungkin terjadi anemia untuk kunjungan berikutnya (Proverawati 2011).

Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat di ketahui data dasar kesehatan ibu tersebut, dalam pemeriksaan kesehatan di sertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja sehingga di ketahui adanya infeksi parasit. (Manuaba, I. B. G. 2010)

Pengobatan efektif anemia pada ibu hamil dilakukan dengan menghilangkan penyebabnya atau memperbaiki kelainan primernya. Suplemen besi, asam folat, dan vitamin B12 bisa diberikan pada penderita anemia akibat pendarahan dan defisiensi besi. Hasil penelitian Sood, S K membuktikan bahwa wanita hamil yang mendapat pil besi ditambah dengan asam folat dan vitamin B12 kadar Hbnya naik lebih tinggi dari pada wanita hamil yang mendapatkan pil besi saja

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B.     Saran

     Semoga pada makalah ini dapat diambil pembelajarannya dan bisa diterima dan dibaca oleh pembaca dan penilai. Penulis menyarankan agar dapat membaca makalah ini dikarenakan penulis membuatnya bertujuan untuk menambah pengetahuan kita.

     Penulis sadar akan kekurangan penulisan makalah ini. Maka dari itu tim penulis mengharapkan kritikan dan saran untuk membuat makalah ini menjadi lebih sempurna dan bermanfaat.

 

 

 


Share:

STRATEGI CUAN DARI YOUTUBE

STRATEGI CUAN DARI YOUTUBE
Pasti Cuan dijamin ampuh

CHATING DISINI YUK?

Featured Post

Bila Mau Punya Anak, Perhatikan Hal Berikut ini

Header Ads Widget