A.
Analisis
Berita
Warga desa Palengaan Laok,
kecamatan Palengaan, Pamekasan memprotes adanya mutasi seorang bidan bernama
bidan Heny. Bidan Heny adalah satu-satunya bidan yang ada di desa itu, dan ironisnya
sampai sekarang bidan Heny tidak diganti. Sudah 6 bulan pondok bersalin desa (Polindes)
kosong tidak berpenghuni. Kepindahan bidan Heny sangat disayangkan karena dia
sangat disenangi masyarakat di palengaan laok. Selain pelayanannya baik, dia juga mampu mengubah paradigma
masyarakat sekitar yang awalnya percaya ke dukun ketika melakukan persalinan.
Masyarakat bersama dengan
Komunitas Mahasiswa Peduli Pelengaan (Kopmi) mengajukan protes dan audiensi ke
bupati Pamekasan agar bidan itu tidak dipindah. Namun, tidak ada tanggapan,
lalu masyarakat melakukan audiensi dengan Dinkes dan komisi D DPR Pamekasan,
masyarakat disuruh mengirim surat ke Dinkes sebagai bukti bahwa bidan Heny
masih dibutuhkan masyarakat, namun ternyata tidak ada tindak lanjut.
Akhirnya, karena tidak ada bidan
di Polindes masyarakat kembali percaya kepada dukun saat melahirkan. Padahal
bidan Heny telah berhasil menyadarkan masyarakat agar tidak ke dukun saat
melahirkan.
B.
Pendapat
Menurut pendapat saya, dalam
kasus diatas pemerintah belum bisa bertanggung jawab terhadap masyarakatnya.
Pemerintah terkesan acuh tak acuh terhadap kasus ini padahal masyarakat bersama
dengan mahasiswa telah melakukan protes
langsung ke bupati Pamekasan dan juga mengirim surat permohonan ke Dinkes
dan juga DPR Pamekasan. Pemerintah seakan tidak peduli akan kebutuhan pelayanan
kesehatan masyarakat setempat, masyarakat desa Palengan Laok sangat membutuhkan
seorang bidan dan pembimbing dalam masalah kesehatan khususnya dalam melakukan
persalinan.
C.
Solusi
Solusi yang terbaik dari kasus
diatas menurut pendapat saya adalah pemerintah mendengarkan protes dan keinginan masyarakat Palenggan Laok. lalu
mereka berusaha untuk mengabulkan keinginan masyarakat itu, dan apabila memang
keputusan untuk memutasi bidan Heny sudah keputusan final maka setidaknya
pemerintah mengirimkan bidan lain untuk menggantikan bidak Heny di Polindes
Palengaan Laok agar kebutuhan masyarakat setempat akan pelayanan kebidanan
dapat terpenuhi.
Berita kedua
Pasien Terusir Itu Akhirnya
Malah Membayar Berlebih
A.
Analisis
Berita
Sebuah keluarga diusir oleh pihak
rumah sakit karena tidak dapat melunasi biaya persalinan. kejadian itu menimpa
keluarga bapak Sugeng Widodo. Kejadian itu bermula ketika pak Sugeng bersama
dengan istri dan anaknya diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit dan saat
itulah dia harus membayar biaya persalinan sebesar 1,8 juta ,karena keuangan
masih belum mencukupi pak Sugeng mencoba meminta keringanan dengan membawa
surat keterangan tidak mampu dari kepala desa kepada pihak rumah sakit, namun
permintaan itu ditolak. Kemudian pak Sugeng meminta waktu sehari untuk melunasi
biaya tersebut, ternyata pak Sugeng dan keluarganya malah diusir dari rumah
sakit. Karena merasa bingung akhirnya pak Sugeng meminta sumbangan kepada
beberapa pihak. Berbekal kotak kardus dia meminta sumbangan. Pertama dia
memohon sumbangan dari keluarga pasien di RSUD Soewondo, karena belum cukup dia
meminta sumbangan ke berbagai instansi termasuk DPRD Pati dan dia lakoni semua
itu dengan berjalan kaki. Dan akhirnya biaya yang dibutuhkan terkumpul bahkan
lebih dan kelebihan itu disumbangkan kepada rumah sakit untuk pasien yang
mempunyai nasib sama seperti mereka.
Namun semua itu dibantah oleh pihak
rumah sakit. Mereka tidak merasa bahwa keluarga pak Sugeng pernah meminta
keringanan, dan seandainya memang meminta keringanan dengan membawa persyaratan
untuk program jampersal pasti pihak rumah sakit akan mengabulkan. Ketua LSM
Mapak Faiq Noor Hidayat merasa kecewa terhadap sikap pihak RSUD Soewondo saat
mendampingi pak Sugeng meminta sumbangan ke DPRD Pati, dan dia juga kecewa
terhadap sikap para wakil rakyat, karena saat dia meminta bantuan untuk
menyelesaikan masalah ini mereka malah menolak dengan alasan rapat.
B. Pendapat
Menurut pendapat saya tentang
berita diatas, pihak RSUD Soewondo dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada
pasien sangat kurang bertanggung jawab, seharusnya seorang pasien diperlakukan
dengan nyaman dan memuaskan agar mereka merasa aman dan puas terhadap pelayanan
rumah sakit, bukan malah diusir saat mereka tidak mampu membayar biaya
perawatan. Dan harusnya mereka memberikan keringanan biaya karena pak Sugeng
juga sudah membawa surat keterangan tidak mampu dari desa.
Saat pihak RSUD Soewondo
membantah semua itu saya tidak percaya, karena tidak mungkin dengan usaha yang
dilakukan pak Sugeng jika dia mengungkapkan fakta yang salah. Seharusnya pihak
RSUD menjalankan program pemerintah seperti jamkesmas atau jampersal dengan
semestinya karena program itu sangat membantu pasien yang tidak mampu untuk
mendapat pelayanan kesehatan.
Sikap wakil rakyat memang sangat
mengecewakan, mereka memang tidak peduli terhadap nasib rakyat kecil. Bagaimana
seorang wakil rakyat acuh terhadap rakyatnya yang membutuhkan bantuan mereka
sangat ironis sekali, kalau mereka tidak lagi mau mendengar keluhan rakyat
kecil, siapa lagi yang akan membantu?
C. Solusi
Solusi terbaik dari kasus ini
adalah dengan memprotes tegas pihak RSUD
karena mereka belum bisa melakukan pelayanan dengan semaksimal mungkin dan
mereka belum menjalankan program pemerintah dengan semestinya.
Dan sebagai wakil rakyat DPRD
seharusnya ikut menyelesaikan permasalahan ini, agar masalahnya dapat
terselesaikan antara pihak RSUD dengan keluarga pak Sugeng, dan supaya kejadian
serupa tidak akan terulang lagi.
Nama : Irma Afianti
AKADEMI KEBIDANAN SAKINAH TINGKAT 1
0 komentar:
Post a Comment