Kumpulan Lengkap Artikel Asuhan Kebidanan Terbaru 2023

Bidan dimutasi, warga kembali ke dukun



Bidan dimutasi, warga kembali ke dukun
A.    Analisis Berita
Warga desa Palengaan Laok, kecamatan Palengaan, Pamekasan memprotes adanya mutasi seorang bidan bernama bidan Heny. Bidan Heny adalah satu-satunya bidan yang ada di desa itu, dan ironisnya sampai sekarang bidan Heny tidak diganti. Sudah 6 bulan pondok bersalin desa (Polindes) kosong tidak berpenghuni. Kepindahan bidan Heny sangat disayangkan karena dia sangat disenangi masyarakat di palengaan laok. Selain pelayanannya  baik, dia juga mampu mengubah paradigma masyarakat sekitar yang awalnya percaya ke dukun ketika melakukan persalinan.
Masyarakat bersama dengan Komunitas Mahasiswa Peduli Pelengaan (Kopmi) mengajukan protes dan audiensi ke bupati Pamekasan agar bidan itu tidak dipindah. Namun, tidak ada tanggapan, lalu masyarakat melakukan audiensi dengan Dinkes dan komisi D DPR Pamekasan, masyarakat disuruh mengirim surat ke Dinkes sebagai bukti bahwa bidan Heny masih dibutuhkan masyarakat, namun ternyata tidak ada tindak lanjut.
Akhirnya, karena tidak ada bidan di Polindes masyarakat kembali percaya kepada dukun saat melahirkan. Padahal bidan Heny telah berhasil menyadarkan masyarakat agar tidak ke dukun saat melahirkan.
B.     Pendapat 
Menurut pendapat saya, dalam kasus diatas pemerintah belum bisa bertanggung jawab terhadap masyarakatnya. Pemerintah terkesan acuh tak acuh terhadap kasus ini padahal masyarakat bersama dengan mahasiswa telah melakukan protes  langsung ke bupati Pamekasan dan juga mengirim surat permohonan ke Dinkes dan juga DPR Pamekasan. Pemerintah seakan tidak peduli akan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat setempat, masyarakat desa Palengan Laok sangat membutuhkan seorang bidan dan pembimbing dalam masalah kesehatan khususnya dalam melakukan persalinan.
C.    Solusi
Solusi yang terbaik dari kasus diatas menurut pendapat saya adalah pemerintah mendengarkan protes  dan keinginan masyarakat Palenggan Laok. lalu mereka berusaha untuk mengabulkan keinginan masyarakat itu, dan apabila memang keputusan untuk memutasi bidan Heny sudah keputusan final maka setidaknya pemerintah mengirimkan bidan lain untuk menggantikan bidak Heny di Polindes Palengaan Laok agar kebutuhan masyarakat setempat akan pelayanan kebidanan dapat terpenuhi.



Berita kedua
Pasien Terusir Itu Akhirnya Malah Membayar  Berlebih

A.    Analisis Berita
Sebuah keluarga diusir oleh pihak rumah sakit karena tidak dapat melunasi biaya persalinan. kejadian itu menimpa keluarga bapak Sugeng Widodo. Kejadian itu bermula ketika pak Sugeng bersama dengan istri dan anaknya diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit dan saat itulah dia harus membayar biaya persalinan sebesar 1,8 juta ,karena keuangan masih belum mencukupi pak Sugeng mencoba meminta keringanan dengan membawa surat keterangan tidak mampu dari kepala desa kepada pihak rumah sakit, namun permintaan itu ditolak. Kemudian pak Sugeng meminta waktu sehari untuk melunasi biaya tersebut, ternyata pak Sugeng dan keluarganya malah diusir dari rumah sakit. Karena merasa bingung akhirnya pak Sugeng meminta sumbangan kepada beberapa pihak. Berbekal kotak kardus dia meminta sumbangan. Pertama dia memohon sumbangan dari keluarga pasien di RSUD Soewondo, karena belum cukup dia meminta sumbangan ke berbagai instansi termasuk DPRD Pati dan dia lakoni semua itu dengan berjalan kaki. Dan akhirnya biaya yang dibutuhkan terkumpul bahkan lebih dan kelebihan itu disumbangkan kepada rumah sakit untuk pasien yang mempunyai nasib sama seperti mereka.
Namun semua itu dibantah oleh pihak rumah sakit. Mereka tidak merasa bahwa keluarga pak Sugeng pernah meminta keringanan, dan seandainya memang meminta keringanan dengan membawa persyaratan untuk program jampersal pasti pihak rumah sakit akan mengabulkan. Ketua LSM Mapak Faiq Noor Hidayat merasa kecewa terhadap sikap pihak RSUD Soewondo saat mendampingi pak Sugeng meminta sumbangan ke DPRD Pati, dan dia juga kecewa terhadap sikap para wakil rakyat, karena saat dia meminta bantuan untuk menyelesaikan masalah ini mereka malah menolak dengan alasan rapat.

B.     Pendapat
Menurut pendapat saya tentang berita diatas, pihak RSUD Soewondo dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada pasien sangat kurang bertanggung jawab, seharusnya seorang pasien diperlakukan dengan nyaman dan memuaskan agar mereka merasa aman dan puas terhadap pelayanan rumah sakit, bukan malah diusir saat mereka tidak mampu membayar biaya perawatan. Dan harusnya mereka memberikan keringanan biaya karena pak Sugeng juga sudah membawa surat keterangan tidak mampu dari desa.
Saat pihak RSUD Soewondo membantah semua itu saya tidak percaya, karena tidak mungkin dengan usaha yang dilakukan pak Sugeng jika dia mengungkapkan fakta yang salah. Seharusnya pihak RSUD menjalankan program pemerintah seperti jamkesmas atau jampersal dengan semestinya karena program itu sangat membantu pasien yang tidak mampu untuk mendapat pelayanan kesehatan.
Sikap wakil rakyat memang sangat mengecewakan, mereka memang tidak peduli terhadap nasib rakyat kecil. Bagaimana seorang wakil rakyat acuh terhadap rakyatnya yang membutuhkan bantuan mereka sangat ironis sekali, kalau mereka tidak lagi mau mendengar keluhan rakyat kecil, siapa lagi yang akan membantu?
C.       Solusi
Solusi terbaik dari kasus ini adalah dengan memprotes tegas pihak RSUD  karena mereka belum bisa melakukan pelayanan dengan semaksimal mungkin dan mereka belum menjalankan program pemerintah dengan semestinya.
Dan sebagai wakil rakyat DPRD seharusnya ikut menyelesaikan permasalahan ini, agar masalahnya dapat terselesaikan antara pihak RSUD dengan keluarga pak Sugeng, dan supaya kejadian serupa tidak akan terulang lagi.

Nama : Irma Afianti
AKADEMI KEBIDANAN SAKINAH TINGKAT 1        

Share:

0 komentar:

Post a Comment

STRATEGI CUAN DARI YOUTUBE

STRATEGI CUAN DARI YOUTUBE
Pasti Cuan dijamin ampuh

CHATING DISINI YUK?

Header Ads Widget