MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “A” G1POA0H0 USIA KEHAMILAN 15-16 MINGGU DENGAN ANEMIA RINGAN DIPUSKESMAS IKUR KOTO PANJANG PADA TANGGAL 7 JUNI 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Menurut WHO kejadian anemia saat hamil berkisar antara 20% sampai 89% dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. (Manuaba.I.B.G)
Menurut sistem kesehatan nasional (SKN ) tahun 2001 angka anemia pada ibu hamil sebesar 40%, kondisi ini mengatakan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia bila di perkirakan pada tahun 2003-2010 prevalensi anemia masih tetap di atas 40% maka angka kematian ibu sebanyak 18.000 pertahun yang disebabkan perdarahan setelah melahirkan. Hal ini terlihat dari tingginya angka kematian ibu (AKI) di Asia Tenggara pada tahun 2005 yaitu berkisar 290,8 per 100.000 kelahiran hidup. (anonim, 2010).
Angka anemia pada kehamilan di Indonesia cukup tinggi sekitar 67% dari semua ibu hamil dengan variasi tergantung pada daerah masing-masing. Sekitar 10-15% tergolong anemia berat yang sudah tentu akan mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam rahim (Manuaba, I.B.G, 2007) Anemia dalam kehamilan merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami dan cukup tinggi yang berkisar antara 10-20% (Sarwono Prawiharjo, 2010 hal).
Dari hasil survey di Indonesia maka di ketahui angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini berkisar antara 300-400 kematian ibu per 100.000kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Indonesia menunjukkan masih buruknya tingkat kesehatan ibu dan bayi baru lahir. (anonym,2010).
Menurut catatan dan perhitungan Dep.Kes R.I di Indonesia sekitar 67% Bumil mengalami anemia dalam berbagai jenjang. Sebagian besar anemia adalah anemia defisiensi fe yang dapat disebabkan oleh konsumsi fe dari makanan yang kurang atau terjadi pendarahan menahun akibat parasit, seperti ankilostomiasis. Berdasarkan fakta tersebut dapat dikemukakan bahwa dasar utama anemia pada Bumil adalah kemiskinan sehingga tidak mampu memenuhi standar makanan dan situasi lingkungan yang buruk (I.B.G Manuaba 2007).
Berdasarkan dari data yang di peroleh dari puskesmas ikur koto panjang, padang pada bulan juni tahun 2013 dari 16 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya terdapat 4 diantara ibu hamil tersebut mengalami anemia. Dari 4 ibu hamil yang mengalami anemia tersebut rata-rata diantaranya mengalami anemia ringan dan 2 dari 16 ibu yang memeriksakan kehamilannya dikatakan tidak anemia dan 10 diantaranya belum memeriksakan Hbnya
Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian anemia ini adalah ; kurang gizi, selain itu anemia pada ibu hamil disebabkan karena kehamilan berulang dalam waktu singkat, cadangan zat besi ibu sebenarnya belum pulih, terkuras oleh keperluan janin yang di kandung berikutnya serta faktor kemiskinan karna tidak tercukupi kebutuhan zat makanan bagi tubuh.
Anemia yang menimpa ibu hamil memberikan dampak negatife terhadap janin yang di kandung dari ibu dalam kehamilan, persalinan maupun nifas yang di antaranya akan lahir janin dengan berat badan lahir rendah (BBLR), partus premature, abortus, pendarahan post partum, partus lama dan syok. Hal ini tersebut berkaitan dengan banyak factor antara lain ; status gizi, umur, pendidikan, dan pekerjaan ( Sarwono Prawirohardjo, 2010).
Karena masalah anemia pada anemia pada ibu hamil merupakan masalah penting yang erat hubungannya dengan masalah mortalitas maternal, maka dianggap penting untuk dilakukannya suatu identifikasi mengenai gambaran karakteristik anemia pada ibu hamil yang dibatasi pada masalah paritas dan status gizi.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan pada Ny. “A” dengan anemia ringan dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Varney dan pendokumentasian Varney.
b. Tujuan Khusus
1) Mampu melakukan pengkajian pada Ny. A kehamilan dengan anemia ringan .
2) Mampu melakukan interpretasi data pada Ny. A kehamilan dengan anemia ringan
3) Mampu menegakan diagnosa dan masalah potensial pada Ny. A kehamilan dengan anemia ringan dipuskesmas ikur koto panjang.
4) Mampu mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera pada Ny.A kehamilan dengan anemia ringan dipuskesmas ikur koto panjang.
5) Mampu merencanakan asuhan kebidanan pada Ny. A kehamilan dengan anemia ringan.
6) Mampu melakukan tindakan asuhan kebidanan pada Ny. A kehamilan dengan anemia ringan.
7) Mampu mengevaluasi setelah melakukan tindakan asuhan kebidanan pada Ny. A kehamilan dengan anemia ringan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Anemia Pada Ibu Hamil
a. Defenisi Anemia
Kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. (Sarwono, 2008 : hal 213). Kehamilan, persalinan dan nifas pada dasarnya merupakan proses alamiah yang di alami oleh seorang wanita.
Anemia adalah Kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan.(Wasnidar, 2007.hal 20).
Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin atau sel darah merah < 11 gr % atau suatu keadaan dengan junlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun (Maimunah 2005 ).
Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11 gr %. Bahaya anemia pada ibu hamil tidak hanya berpengaruh pada keselamatan dirinya saja, tetapi juga pada janin yang dikandungnya (wibisono, Hermawan,dkk 2009).
Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi, hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia pada kunjungan pertama kehamilan bahkan jika tidak mengalami anemia pada saat kunjungan pertama, masih mungkin terjadi anemia untuk kunjungan berikutnya (Proverawati 2011).
Anemia juga disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi atau adanya gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh (Wibisono,Hermawan dkk,2009).
b. Etiologi
a) Penyebab anemia diantaranya adalah :
Kekurangan gizi (malnutrisi)
Kurang zat besi dalam diet
Mal absorpsi
Kehilangan darah banyak, persalinan yang lalu, dan Iain-lain.
Penyakit-penyakit kronik : TBC, Paru, cacing usus, malaria, dan
Iain-lain.
Dua penyebab yang paling sering ditemukan adalah anemia akibat
defisiensi besi dan perdarahan
b) Faktor penyebab defisiensi zat besi adalah :
Pendarahan
1) Pendarahan dari uterus (menstruasi, persalinan, kelainan ginekologis).
2) Gastrointestinal dapat menghambat suplai makanan dalam lambung sehingga kadar zat besi yang dikandung didalam makanan tidak dapat diserap dengan baik oleh tubuh.
Kebutuhan meningkat
1) Prematuritas
2) Pertumbuhan
3) Kehamilan
Mal absorbsi
Apabila terjadi malabsorbsi didalam tubuh mengakibatkan kandungan zat besi yang dikandung dalam makanan tidak dapat dicerna atau diserap oleh tubuh dengan baik sehingga mengakibatkan zat besi yang diproduksi didalam tubuh berkurang.
c. Tanda dan gejala
Berkurangnya konsentrasi hemoglobin selama masa kehamilan mengakibatkan suplay oksigen keseluruh jaringan tubuh berkurang sehingga menimbulkan tanda dan gejala anemia secara umum, sebagai berikut : Lemah, Mengantuk,Pusing, Lelah, Malaise, Sakit kepala,Nafsu makan turun, Mual dan muntah, Konsentrasi hilang dan nafas pendek ( pada anemia yang parah ).
Pada pemerikasaan tanda-tanda dan gejala anemia dapat meliputi :
Kulit pucat
Konjungtiva pucat
Gusi
Kuku-kuku jari pucat
Takikardi ( pada anemia yang parah )
Rambut dan kuku rapuh ( pada anemia yang parah )
Dan juga lidah licin ( pada anemia yang parah ).
Gejala awal anemia zat besi berupa badan lemah, lelah, kurang energi, kurang nafsu makan, daya konsentrasi menurun, sakit kepala, mudah terinfeksi penyakit, stamina tubuh menurun, dan pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu, wajah, selaput lendir kelopak mata, bibir dan kuku penderita tampak pucat.Apabila anemia sangat berat, dapat berakibat penderita sesak napas, bahkan lemah jantung (Depkes RI, 2007).
Tanda dan gejala anemia menurut Varney, (2007) adalah:
Letih, sering mengantuk, malaise.
Pusing, lemah.
Nyeri kepala.
Luka pada lidah
Kulit pucat.
Membran mekosa pucat (misalnya konjungtiva)
Bantalan kuku pucat.
Tidak ada nafsu makan, mual dan muntah.
d. Klasifikasi Anemia dalam kehamilan
Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu : (Manuaba I.B.G,2010.HAL 38)
Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal)
Hb 9-10 gr% Anemia ringan
Hb 7-8 gr% Anemia sedang
Hb <7 gr% Anemia berat
Macam-macam anemia (Sarwono,2010)
Anemia Defisiensi Besi
Anemia yang paling sering di jumpai yang di sebabkan karena kekurangan unsur zat besi dalam makanan, karena gangguan absorpsi, kehilangan zat besi yang keluar dari badan yang menyebabkan perdarahan.
Anemia megaloblastik
Anemia karena defisiensi asam folik, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12 Hal ini erat hubungannya dengan defisiensi makanan.
Anemia Hipoplastik
Disebabkan oleh karena sum-sum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar roentgen, racun dan obat-obatan.
Anemia hemolotik
Disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil maka anemianya biasa menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula pada kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.
e. Patofisiologi
Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia). Hypervolemia merupakan hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga member efek yaitu konsentrasi hemoglobin berkurang dari 12 g/100 ml. (Sarwono,2010 hal 450-451).pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah 18%-30% dan hemoglobin 19%. Secara fisiologis hemodilusi untuk membantu meringankan kerja jantung.
Hemodulusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil berkisar 11 gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10 gr%.
f. Faktor Predisposisi Anemia Pada Ibu Hamil
Umur
Umur ibu adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan sampai ibu tersebut hamil. Ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi pada masa kehamilan diantaranya adalah umur ibu pada saat hamil. Jika umur ibu terlalu muda yaitu usia kurang dari 20 tahun, secara fisik dan panggul belum berkembang optimal sehingga dapat mengakibatkan resiko kesakitan dan kematian pada masa kehamilan, dimana pada usia kurang dari 20 tahun ibu takut terjadi perubahan pada postur tubuhnya atau takut gemuk. Ibu cenderung mengurangi makan sehingga asupan gizi termasuk asupan zat besi kurang yang berakibat bisa terjadi anemia. Sedangkan pada usia di ats 35 tahun, kondisi kesehatan ibu mulai menurun, fungsi rahim mulai menurun, serta meningkatkan komplikasi medis pada kehamilan sampai persalinan (Anonim, 2010).
Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah di alami oleh ibu baik lahir hidup maupun lahir mati. Paritas 1-3 merupakan paritas I paling aman di tinjau dari sudut kematian maternal paritas I dan parits tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian lebih tinggi. Resiko pada paritas 1 dapat di kurangi atau di cegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan. ( Sarwono, 2010 ).
Setelah kehamilan yang ketiga resiko anemia (kurang darah) meningkat. Hal di sebabkan karena pada kehamilan yang berulang menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah dan dinding uterus yang biasanya mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin.
Status Gizi Ibu Hamil
Anemia merupakan salah satu masalah utama penyebab angka kematian ibu di Indonesia dan sering terjadi pada ibu hamil. Biasanya Anemia di temukan pada wania hamil yang jarang mengkonsumsi sayuran segar, khususnya jenis daun-daunan hiaju yang mentah ataupun makanan yang kandungan protein hewani.
Status gizi dinilai berdasarkan perhitungan Antropometri WHO NCHS ( National Center Of Health Statistic ), yaitu pengukuran dan berbagai dimensi fisik tubuh seperti barat terhadap umur (BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U) dan berat badan terhadap tinggi badan terhadap tinggi badan (BB/TB) dan di kelompokkan. Menurut klasifikasi Departemen Kesehatan Indonesia menjadi gizi buruk (BB/U < 60 %), gizi kurang (BB/U 60-80%) dan gizi lebih (BB/U > 110%).
Ibu hamil memerlukan jumlah zat gizi yang relative besar. Hal ini berkaitan dengan pertumbuhan janin di dalam kandungan. Peningkatan kebutuhan zat gizi ini terutama berupa vitamin B1, (Thiamin), Vitami E2 (Riboflapin), Vitamin A,D dan B1, Mineral,La, dan Fe.
Kondisi gizi dan komsumsi ibu hamil yang kurang akan menyebabkan anemia dan berpengaruh terhadap kondisi janin dan bayi yang di lahirkan. Kekurangan gizi pada saat hamil akan menimbulkan berbagai kesulitan. Oleh karena itu, kecukupan gizi yang dianjurkan bayi ibu hamil harus dapat terpenuhi. ( Hadju Veni, 2004 hal 11 ).
Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan lebih bersifat pengenalan suatu benda secara subjektif. Keadaan anemia ini bisa disebabkan karena pengetahuan ibu hamil tentang gizi yang rendah, sehingga masalah konsumsi dari menu makanaan masih rendah dan tidak teratur. Selain memang jumlah zat besi yang dapat di serap dari bahan makanaan hanya sedikit. Kurangnya pengetahuan dan salah konsep tentang kebutuhan gizi dan nilai pangan adalah umum dijumpai setiap negara di dunia. Kemiskinan dan kekurangan persediaan pangan yang bergizi merupakaan faktor penting masalah kurang gizi. Sebab lain yang penting dari gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan gizi atau kemampuan untuk menerapkan informasi dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, menurut Roger (1974).
Jarak Kehamilan Yang Terlalu Dekat
Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada wanita hamil adalah jarak kehamilan yang pendek. Hal ini disebabkan kekurangan nutrisi yang merupakan mekanisme biologis dan pemulihan faktor hormonal dan adanya kecendrungan bahwa semakin dekat jarak kehamilan maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
Pemeriksaan Antenatal Care
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional yaitu Dr. Gynekologi dan Bidan serta memenuhi syarat 5T ( TB, BB, TD, Tinggi fundus uteri, TT dan Tablet Fe). Jika pemeriksaan antenatal care kurang atau tidak ada sama sekali maka akan tinggi angka kejadian anemia.
Pola Makan dan Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe.
Gizi seimbang adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Agar sasaran keseimbangan gizi dapat dicapai, maka setiap orang harus mengkonsumsi 1 jenis makanan dari tiap golongan makanan yaitu karbohidrat,protein hewani dan nabati sayuran buah dan susu. Kepatuhan meminum tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi perharinya. Suplementasi tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan zat besi. Ibu hamil yang kurang patuh konsumsi tablet Fe mempunyai resiko untuk mengalami anemia dibanding yang patuh konsumsi tablet Fe.
g. Pengaruh Anemia pada Kehamilan,Persalinan,Nifas, dan Janin ( Manuaba, 2010. Hal. 38 ).
a. Bahaya Anemia dalam Kehamilan
Resiko terjadi abortus
Persalinan permaturus
Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
Mudah menjadi infeksi
Ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr %)
Mengancam jiwa dan kehidupan ibu
Mola hidatidosa
Hiperemesis gravidarum
Perdarahan anterpartum
Ketuban pecah dini (KPD)
Bahaya pada Trimester I
Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus atau keguguran.
Bahaya pada Trimester II
Pada trimester II, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus prematur, pada antepartum,gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian janin, gestosis dan mudah terkena infeksi dan dekompensasi kordis hingga kematian ibu.
b. Bahaya Anemia dalam Persalinan
Gangguan kekuatan his
Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar
Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan.
Kala tiga dapat di ikuti retensio placenta dan perdarahan post partum karena atonia uteri.
Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.
c. Bahaya anemia dalam masa nifas
Perdarahan post partum karena atonia uteri dan involusio uteri memudahkan infeksi puerperium
Pengeluaran ASI berkurang
Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
Mudah terjadi infeksi mammae
d. Bahaya anemia terhadap janin
Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai keutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolism tubuh sehingga menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan dan bentuk :
1.Abortus
2.Terjadi kematian intra uteri
3.Persalinan prematuritas tinggi
4.Berat badan lahir rendah (BBLR)
5.Kelahiran dengan anemia
6.Dapat terjadi cacat bawaan
7.Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal
8.Intelengensi rendah, oleh karena kekurangan oksigen dan nutrisi yang menghambat pertumbuhan janin
h. Diagnosa anemia pada ibu hamil
Diagnosa anemia dalam kehamilan dapat di tegakkan dengan :
1) Anamnesa
Pada anemnese akan didapatkan keluhan lelah, sering pusing, mata berkunang -kunang dan keluhan mual, muntah lebih berat pada hamil muda. (Manuaba, I.B.G, 2010). Bila terdapat keluhan lemah, Nampak pucat, mudah pingsan,sementara masih dalam batas normal, maka perlu dicurigai anemia defesiensi zat besi ( Saifuddin A.B, 2002 hal.282 ).
2) Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah Hb dan darah tepi akan memberikan kesan pertama. Pemeriksaan Hb dengan Spektofotometri merupakan standar, kesulitan adalah alat ini hanya tersedia di kota. Di Indonesia penyakit kronik seperti : malaria dan tuberculosis (TBC) masih relatife sering dijumpai sehingga pemeriksaan khusus darah tepi dan sputum perlu dilakukan.
i. Tujuan pencegahan anemia pada ibu hamil
Tujuan pencegahan anemia selama kehamilan adalah untuk menjaga keseimbangan jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel darah ibu untuk mencegah kekurangan bahan pembentuk protein sel darah merah pada bayi.
j. Pencegahan dan penanganan Anemia pada ibu hamil
a. Pencegahan Anemia
Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat di ketahui data dasar kesehatan ibu tersebut, dalam pemeriksaan kesehatan di sertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja sehingga di ketahui adanya infeksiparasit. (Manuaba, I. B. G. 2010)
b. Penanganan pada Anemia sebagai berikut :
Anemia Ringan
Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10 gr% masih di anggap ringan sehingga hanya perlu di perlukan kombinasi 60 mg/hari zat besi dan 500 mg asam folat peroral sekali sehari. ( Arisman, 2004 Hal. 150 – 151 ).
Anemia Sedang
Pengobatan dapat di mulai dengan preparat besi feros 600-1000 mg/hari seperti sulfat ferosus atau glukonas ferosus. ( Wiknjosastro, 2005 Hal. 452 ).
Anemia Berat
Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg, 6 bulan selama hamil, dilanjutkan sampai 3 bulan setelah melahirkan. ( Arisman, 2004 hal 153 ).
Untuk mencegah anemia pada ibu hamil menurut Depkes RI, (2007) yang harus dilakukan adalah:
Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dari daging, (terutama daging merah seperti sapi dan kambing), telur, ikan dan ayam, serta hati. Pada sayuran zat besi dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan lain. Perlu diperhatikan bahwa zat besi pada daging lebih mudah diserap oleh tubuh dari pada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi. Hal ini dikarenakan bentuk zat besi didalam sayuran adalah dalam bentuk non heme, juga karena adanya pitat dan pektin, sehingga diperlukan zat pemicu seperti vitamin C untuk membantu mempermudah penyerapan didalam usus.
Makan-makanan yang banyak mengandung bahan pembentuk protein sel darah merah seperti:
1) Telur
2) Susu
a). Ibu hamil 0-3 bulan = 1 gelas
b). Ibu hamil 4-7 bulan = 1 gelas
c). Ibu hamil 7-9 bulan = 1 gelas
3) Ikan
a). Ibu hamil 0-3 bulan = 11/2 potong
b). Ibu hamil 4-7 bulan = 2 potong
c). Ibu hamil 7-9 bulan = 3 potong
4) Daging
5) Tempe
a). Ibu hamil 0-3 bulan = 3 potong
b). Ibu hamil 4-7 bulan = 4 potong
c). Ibu hamil 7-9 bulan = 5 potong
6) Sayuran yang berwarna hijau tua (kankung, bayam, daun katuk, daun singkong)
a). Ibu hamil 0-3 bulan = ½ mangkok
b). Ibu hamil 4-7 bulan = 3 mangkok
c). Ibu hamil 7-9 bulan = 3 mangkok
7) Buah-buahan (jeruk,jambu biji, pisang,tomat)
a). Ibu hamil 0-3 bulan = 2 buah
b). Ibu hamil 4-7 bulan = 2 buah
c). Ibu hamil 7-9 bulan = 2 buah
3. Berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan, karena kombinasi tertentu dapat mempengaruhi proses penyerapan zat besi oleh tubuh. Misalnya minum teh atau kopi bersamaan dengan makan akan mempesulit penyerapan zat besi, untuk itu tablet zat besi sebaiknya diminum tidak bersamaan waktunya dengan minum susu, teh, kopi, atau antasida.
4. Mengkonsumsi tablet besi, pada wanita hamil dan menyusui disarankan 18mg suplemen zat besi perhari.
5. Periksa secepat mungkin apabila terdapat tanda-tanda anemia agar langkah-langkah pencegahan bisa segera dilakukan.
c. Pengobatan
Pengobatan efektif anemia pada ibu hamil dilakukan dengan menghilangkan penyebabnya atau memperbaiki kelainan primernya. Suplemen besi, asam folat, dan vitamin B12 bisa diberikan pada penderita anemia akibat pendarahan dan defisiensi besi. Hasil penelitian Sood, S K membuktikan bahwa wanita hamil yang mendapat pil besi ditambah dengan asam folat dan vitamin B12 kadar Hbnya naik lebih tinggi dari pada wanita hamil yang mendapatkan pil besi saja.
Seorang wanita hamil memerlukan 18-21 mg zat besi per hari. Wanita dengan anemia kekurangan zat besi harus diberikan 60-120 mg zat besi per hari. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi menurut Varney, (2007) adalah :
Minumlah zat besi diantara waktu makan atau 30 menit sebelum makan.
Hindari mengkonsumsi kalsium bersama zat besi (susu, antasida, makanan tambahan prenatal).
Minumlah vitamin C (jus jeruk, tambahan vitamin C).
Masak makanan dalam jumlah air minimal supaya waktu maemasak sesingkat mungkin.
Makanlah daging, unggas, dan ikan. Zat besi yang terkandung dalam bahan makanan ini lebih mudah diserap dan digunakan dibanding zat besi dalam bahan makanan lain.
Makanlah berbagai jenis makanan. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr% / bulan (Saifuddin, 2006).
k. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada ibu hamil dengan anemia :
Memeriksakan kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan pertama pada trimester pertama dan trimester III untu mengetahui kadar Hb ibu dibawah 11 gr%.
Pemenuhan kalori 300 kalori/hari dan suplemen zat besi 60 mg/hari.
Pada anemia defisiensi zatbesi yaitun dan preparat besi: fero sulfat, guconat atau Na-feri bisitrat. Pemberian preparat 60 mg/hari.
Beri penyuluhan gizi pada setiap kunjungan antenatal tentang perlunya mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan perlunya minum tablet Fe.
Sarankan ibu untuk tetap minum tablet Fe 1 x 1 perhari.
l. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
a. Pengumpulan Data
Untuk mengetahui siapa yang melakukan pengkajian, kapan waktunya dilakukan, dimana dan mulai masuk sarana kesehatannya kapan.
1. Identifikasi
a). Nama :Untuk membedakan pasien yang satu dengan pasien yang lain dan mengenal pasien.
b). Umur : Merupakan faktor resiko, salah satunya adalah umur terlalu muda (< 16 tahun) dan terlalu tua (> 35 tahun)
c). Sukubangsa : Untuk mengetahui adat istiadat, budaya, suku dan ras.
d). Agama : Untuk membimbing ibu dalam proses persalinan, sesuai agama yang dianut.
e). Pendidikan : Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang hasil pemeriksaan dan sejauh mana ibu dapat mengerti apa yang telah dijelaskan.
f). Pekerjaan : Untuk menentukan status ekonominya dan juga untuk mengetahui beban tugasnya.
g). Alamat : Untuk memudahkan tenaga kesehatan untuk menghubungi klien dan memberikan petunjuk keadaan lingkungan tempat tinggal.
2). Anamnesa
a). Alasan kunjungan : Untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin didalam kandungan keluhan dan asuhan yang akan diberikan.
b). Riwayat kehamilan sekarang
c). Riwayat menstruasi
d). HPHT untuk memperhitungkan tanggal tafsiran persalinan.
e). Taksiran persalinan : Menurut hukum Naegle
1) siklus 28 hari = HPHT + (+7)(-3)(+1) = Tanggal persalinan
2) siklus 35 hari = HPHT + (+14)(-3)(+1) = Tanggal persalinan.
3) Lamanya : lamanya tergantung pada tipe wanitanya.
4) Menarche : Adalah terjadinya haid pertama kali. Terjadi pada usia pubertas sekitar 10-16 tahun. (Prawirohardjo, 1999)
5) Banyaknya : Jumlah perdarahan sekitar 50 cc (2 – 3 x ganti pembalut) tanpa terjadinya bekuan darah karena mengandung banyak gumpalan darah menunjukan perdarahan menstruasi cukup banyak (Manuaba, 1998 : 93).
6) Siklus : Panjangnya siklus haid yang normal adalah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas. Panjang siklus yang biasa pada manusia ialah 25 – 32 hari.
7) Konsistensi : Normal encer
f). Tanda-tanda kehamilan
Untuk memastikan apakah ibu tersebut hamil dengan melakukan PP test (+)
g). Pergerakan janin
Untuk mengetahui pergerakan janin normal atau tidak normalnya dalam 1 jam 10 x dan dirasakan pada primigravida dalam usia kehamilan 20 minggu dan pada multigravida usia kehamilan 16 minggu.
h). Keluhan yang dirasakan
Untuk mengetahui apakah ibu mempunyai faktor resiko tinggi yang dapat mempengaruhi kehamilan, pada anemia ditemukan gejala seperti pucat, cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang. Pada kehamilan muda keluhan mual-mual lebih hebat.
i). Diet / makan
Makan 3x sehari dengan lauk (nasi, sayuran, tempe dan tahu).
j). Pola eliminasi
Untuk mengetahui apakah ada gangguan saluran pencernaan atau saluran kencing.
k). Aktifitas sehari-hari
Istirahat : Ibu hamil memerlukan istirahat yang cukup. Tidur siang 1 – 2 jam dan tidur malam ± 8 jam, selain itu ibu hamil mengalami insomnia / sulit tidur mulai pertengahan masa kehamilan
l). Seksualitas : Coitus jarang dilakukan, karena ibu merasa tidak nyaman dengan keadaan perut yang semakin membesar.
m). Pekerjaan : Ibu hanya melakukan pekerjaan yang ringan dan tidak terlalu berat.
n). Imunisasi
Selama hamil diberikan 2x dengan interval 1 bulan / 4 minggu setelah TTi. Gunanya mencegah terjadinya tetanus neonatorum. Lama perlindungan 3 tahun
o). Kontrasepsi
Untuk mengetahui riwayat kontrasepsi yang pernah digunakan oleh pasien.
p).Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu untuk mengetahui apkah ibu mempunyai komplikasi saat kehamilan atau riwayat penyakit saat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
q). Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita untuk mengetahui ada tidaknya tentang riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita seperti hepar, jantung, anemia berat,malaria, DM,TBC dan lain-lain
r). Riwayat penyakit keluarga
Digunakan untuk mengetahui adakah penyakit keturunan dalam keluarga, apakah ada keturunan kembar atau penyakit menular yang dapat mempengaruhi kehamilan dan persalinan.
s). Riwayat sosial
Digunakan untuk mengetahui apakah pasien benar-benar menikah atau tidak, berapa kali menikah, berapa lama telah menikah dan untuk mengetahui apakah kehamilan ini direncanakan atau diinginkan
3). Pemeriksaan Fisik
a). Keadaan umum
Biasanya keadaan ibu hamil dengan anemia ringan. Keluhannya agak lemah.
b). Keadaan emosional
Pada klien dengan anemia ringan keadaan emosionalnya stabil.
c). Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah
Normalnya systole tidak boleh lebih 140 mmHg dan diastole > 90 mmHg. Normalnya 110 / 70 mmHg
2.Suhu
Digunakan untuk mengetahui keadaan suhu tubuh. Normal 36,5°C – 37,5°C.
3.Denyut / Nadi
Digunakan untuk mengetahui adakah sesak nafas atau tidak. Normalnya 80 – 100 kali/menit.
4.Respirasi
Normal 16-24 kali/menit.
5.Tinggi badan
Pada ibu hamil tinggi badan normal tidak boleh < 145 cm.
6.Berat badan
Kenaikan berat badan selama kehamilan 10 – 12 kg
7.Lila
Untuk mengetahui nutrisi ibu, Lila normal minimal 23,5cm.
8.Pemeriksaan Fisik
Kepala
Rambut bersih, tidak rontok.
Muka
Cloasma gravidarum : tidak ada. Edema: tidak ada
Mata
Pada kasus anemia ringan keadaan konjungtiva pucat dan sklera putih.
Hidung
Bersih, tidak ada sekret dan polip.
Mulut dan gigi
Tidak ada caries gigi, gusi tidak mengalami pendarahan.
Leher
Tidak ada pembesaran pada kelenjar thyroid dan kelenjar getah bening.
Dada
Bentuk simetris.
Payudara
Bentuk Simetris
Puting susu Menonjol
Areola Hiperpigmentasi
Benjolan Tidak ada
Dumplink/retraksi Tidak ada
Rasa nyeri Tidak ada
Abdomen
Bekas luka operasi tidak ada, pembesaran sesuai umurkehamilan, tidak ada striae, adanya linea nigra atau tidak.
Palpasi
a.Leopold I : Untuk menentukan TFUdan bagianapa yang teraba di fundus.
b.Leopold II : Untuk menentukan letak punggung janin.
c.Leopold III : Untuk menentukan bagian bawah janin dan memastikan sudah masuk PAP atau masih bisa digoyangkan.
d.Leopold IV : Untuk menentukan bagian terbawah janin seberapa jauh sudah masuk PAP.
Auskultasi
Memastikan DJJ janin ada, normal 120 – 160 x/menit.
Anogenital
Genetalia eksterna dan interna pada anemia ringan tidak ditemukan kelainan.
Ektremitas atas dan bawah
Edema : Ada/tidak
Kekakuan sendi : Ada / tidak
Varices : Ada/tidak
Reflek patella ka/ki : Ada/tidak
Uji Diagnostik
Darah : Hb pada anemia ringan 9 – 10 gr %.
b. Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan juga kebutuhan klien berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan.
Diagnosa Ibu hamil G1P0A0H0, Usia kehamilan 15-16 minggu Ballotemen (+).
Masalah : Ibu merasa pusing dan cepat lelah
Kebutuhan : Konseling dan pengkajian lebih lanjut.
c. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentiflkasi.
Potensial ibu : Anemia sedang bahkan sampai anemia berat yang dapat menyebabkan dekompensasi cordis dan kematian, perdarahan, partus lama karena inertia uteri, syok, infeksi intra partum dan post partum.
Potensial bayi : BBLR, IUFD, abortus, partus prematurus, cacat bawaan.
d. Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera / Kolaborasi
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Pada kasus anemia ringan tidak diperlukan tindakan segera atau kolaborasi.
e. Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
Pada langkah ini dilakukan asuhan yang menyeluruh rencana asuhan.
Beritahu ibu tentang semua hasil pemeriksaan.
Berikan konseling tanda-tanda bahaya kehamilan dan tanda-tanda persalinan.
Periksa kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan pada minggu ke 28 Trimester ke III
Berikan konseling tentang gizi dan nutrisi ibu hamil.
Berikan konseling tentang pentingnya tablet Fe bagi kehamilan.
Berikan konseling tentang menjaga kesehatan.
Berikan konseling tentang pentingnya perawatan diri selama kehamilan.
Berikan konseling tentang kunjungan pemeriksaan ulang kehamilan.
f. Pelaksanaan
Memberikan penjelasan tentang keadaan umum ibu dan janin dalam kandungannya.
Memberikan penjelasan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan tanda-tanda persalinan.
Tanda-tanda bahaya kehamilan yaitu :
a) Adanya perdarahan
b) Bengkak di kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala.
c) Demam tinggi, dapat membahayakan keselamatan jiwa ibu, dan menyebabkab keguguran atau kelahiran kurang bulan.
d) Keluar air ketuban sebelum waktunya.
e) Bayi dalam kandungan geraknya kurang atau tidak bergerak.
f) Muntah terus menerus atau tidak mau makan.
Tanda-tanda persalinan:
a) Mules-mules yang sering timbul.
b) Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
c) Keluar cairan ketuban dari jalan lahir akibat pecahnya selaput
ketuban.
Melakukan pemeriksaan kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan trimester III
Memberikan penjelasan tentang gizi dan pentingnya nutrisi yang baik dan sesuai untuk ibu hamil.
Mengkonsumsi makanan bergizi yang baik untuk ibu hamil seperti nasi, lauk pauk, sayur-sayuran, susu ibu hamil.
Memberikan penjelasan tentang pentingnya tablet Fe bagi ibu hamil.
Beri tablet Fe pada ibu hamil, tablet Fe diminum 1 x sehari pada malam hari sebelum tidur dengan air putih. Karena tablet tambah darah mempunyai efek mual dan pusing bahkan muntah.
Memberikan penjelasan tentang menjaga kesehatan selama kehamilan, yaitu melakukan olah raga ringan seperti jalan-jalan pada pagi dan sore hari agar peredaran darah lancar dan badan ibu segar.
Memberikan penjelasan kepada ibu tentang pentingnya perawatan diri selama kehamilan, yaitu dengan pola kebiasaan ibu sehari-hari.
Memberikan penjelasan kepada ibu tentang kunjungan ulang pemeriksaan kehamilan, guna mengetahui perkembangan ibu dan kesehatan janin serta mendeteksi secara tepat adanya komplikasi atau bahaya yang menyertai ibu dan janin sehingga cepat ditangani.
g. Evaluasi
Setelah diberikan konseling dan penjelasan :
Klien mengerti / mengetahui hasil pemeriksaan.
Klien mengetahui tentang keadaan umum ibu dan janin.
Klien mengatakan akan makan makanan bergizi.
Klien mengatakan akan minum tablet zat besi.
Klien sudah mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan dan tanda-tanda persalinan yang disampaikan.
Klien mengerti akan perlunya istirahat yang cukup dan menjaga kesehatan.
Klien mengatakan akan melakukan kunjungan ulang.
h.
BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “A” G1P0A0H0
USIA KEHAMILAN 15-16 MINGGU DENGAN ANEMIA RINGAN
DIPUSKESMAS IKUR KOTO PANJANG
PADA TANGGAL 7 JUNI 2013
I. Pengkajian (Pengumpulan Data Dasar)
A. Identitas / Biodata
Nama : NY. “ A” Nama suami : TN. “N”
Umur : 26 tahun Umur : 29 tahun
Suku/Bangsa : Minang/Indonesia Suku/Bangsa : Minang/Indonesia
Agama : Islam Agama : Iislam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SM A
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat kantor :- Alamat Kantor : -
No. Telp :08537621XXXX No. Telp : -
Alamat rumah : RT02 RW01 pulai,koto panjang
No. Telp : -
Keluarga terdekat yang mudah dihubungi :
Nama : Ny. “P”
Alamat : RT02 RW01 pulai,koto panjang
No. Telp : -
B. Anamnesa (Data Subjektif)
1. Pada tanggal : 07 juni 2013 / pukul : 11.00 wib
Alasan kunjungan ini : Kunjungan pertama dan ingin memeriksakan kehamilan
Keluhan-keluhan : Mual dan pusing sejak 2 hari yang lalu
2. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus : 30 hari
c. Banyaknya : 2-3 kali ganti duk
d. Lamanya : 5 hari
e. Dismenorrhoe : tidak ada
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No Tgl lahir Usia kehamilan Jenis persalinan Tempat persalinan Komplikasi Peno-long Bayi Nifas
Ibu Bayi PB/ BB/ JK Keada an Lochea Laktasi
Ini kehamilan pertamanya
Kontrasepsi yang pernah digunakan : Ibu belum pernah ber-KB.
lama dan keluhannya : Tidak ada
Riwayat kehamilan sekarang
Hari pertama haid terakhir : 20 februari 2013
Keluhan-keluhan pada
Trimester I : Mual muntah dipagi hari dan pusing
Trimester II : Mual dan pusing
Trimester III : -
Kapan pergerakan janin pertama kali dirasakan ibu : Belum dirasakan ibu
Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : Belum ada
Keluhan-keluhan yang dirasakan ibu
5L(lesu,lemah,letih,lelah,lunglai) : Ada, lemah.
Mual dan muntah terus menerus : tidak ada
Nyeri perut : tidak ada
Demam tinggi : tidak ada
Sakit kepala berat : tidak ada
Penglihatan kabur : tidak ada
Rasa nyeri/panas BAK : tidak ada
Gatal pada vulva : tidak ada
Pengeluaran pervaginam : tidak ada
Nyeri & kemerahan pada tungkai : tidak ada
Bengkak pada wajah, tangan & kaki : tidak ada
Obat/suplemen termasuk jamu-jamuan yang dikonsumsi : tidak ada
Imunisasi
TT 1 TT 2 TT 3 TT 4 TT 5
Ada Ada - - -
Riwayat kesehatan ibu
Riwayat penyakit yang pernah diderita
Jantung : tidak ada
Asma : tidak ada
Hipertensi : tidak ada
TBC : tidak ada
Ginjal : tidak ada
Epilepsi : tidak ada
DM : tidak ada
PMS/IMS : tidak ada
Riwayat alergi
Jenis makanan : tidak ada
Jenis obat-obatan : tidak ada
c. Riwayat transfusi darah : tidak ada
d. Riwayat operasi dinding rahim : tidak ada
e. Riwayat pernah mengalami kelainan jiwa: tidak ada
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit keturunan
Jantung : tidak ada.
DM : tidak ada
Epilepsi : tidak ada
Hipertensi : tidak ada
Asma : tidak ada
b. Riwayat keturunan kembar : tidak ada
Riwayat psikososial
a. Kehamilan ini : Direncanakan.
Respon ibu terhadap kehamilan ini : baik (senang)
Respon suami & keluarga terhadap : baik (senang)
kehamilan ibu
Hubungan dengan suami/keluarga : baik
Hubungan dengan tetangga & masyarakat : baik
g. Kekhawatiran-kekhawatiran khusus : ada
Riwayat perkawinan
Ini perkawinan : I (pertama)
Kawin I umur : 26 tahun
Setelah kawin berapa lama baru hamil : ± 1 bulan
Keadaan ekonomi
Penghasilan per bulan : Rp.2.500.000,-
Jumlah anggota keluarga yang ditanggung : 4 orang
Penghasilan per kapita : Rp.300.000,-
Kebiasaan hidup sehari-hari
Personal hygiene
Mandi : 2x sehari
Sikat gigi : 2x sehari
Keramas : 3x Seminggu
Ganti pakaian dalam : 2x sehari
Pola makan dan minum
Sebelum hamil :
Pagi : 1 piring nasi goreng + 1 butir telur + 1 gelas air putih
Siang : 1 piring nasi porsi sedang + 1 potong ikan + 1 potong tempe ukuran sedang + sayur + buah + 1 gelas air putih.
Malam : 1 piring nasi sedang + 1 potong ikan + 1 potong tempe ukuran sedang + sayur + 2 gelas air putih.
Saat hamil :
Pagi : 1 potong roti ukuran sedang + 1 gelas teh manis
Siang : ½ piring nasi putih porsi kecil + 1 potong ikan ukuran kecil + 1 potong tempe ukuran kecil + 1 mangkok sayur ukuran kecil + 1 gelas air putih.
Malam : ½ piring nasi putih porsi kecil + 1 potong ikan ukuran kecil + 1 potong tempe ukuran kecil + 1 mangkok sayuran ukuran kecil + 1 gelas air putih
Masalah gangguan pencernaan : tidak ada
Pola eliminasi :
BAK
Frek : 3-4 kali sehari
Warna : kuning jernih
Keluhan : tidak ada
BAB
Frek : 1 kali sehari
Warna : kuning kecoklatan
Konsistensi: lembek
Keluhan : tidak ada
Pola istirahat
Istirahat siang :± 1-2 jam
Istirahat malam : ± 7-8 jam
Aktivitas sehari-hari
Beban kerja : ada sedikit
Olah raga : tidak ada
Kegiatan spiritual : ada (shalat 5 waktu)
f. Hubungan seksual : ada (tidak ada keluhan)
Kebiasaan yang merugikan kesehatan
Kebiasaan merokok, minuman keras, : tidak ada
konsumsi obat-obatan terlarang
Budaya yang merugikan kesehatan : tidak ada
13. Persiapan untuk kegawatdaruratan
a. Pengambil keputusan yang berhubungan : ibu/suami
dengan kesehatan ibu
Tempat persalinan yang diinginkan : BPS
Petugas kesehatan yang diinginkan : Bidan
oleh ibu untuk menolong persalinan
Persiapan donor darah : Belum ada
Persiapan biaya persalinan : ada
Persiapan transportasi : ada.
Golongan darah : Belum diketahui
C. PEMERIKSAAN FISIK (Data Objektif)
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : baik
TD : 110/70mmHg
Nadi : 83x/menit
Suhu : 36°C
Pernafasan : 24x/ menit
BB sebelum hamil : 45 kg
BB setelah hamil : 42 kg
TB : 152 cm
LILA : 24 cm
Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Kepala : besih.
Rambut : bersih,hitam, lurus, tidak ada ketombe, tidak rontok
Mata : sklera tidak ikterik, conjungtiva pucat
Muka : tidak oedem, tidak sianosis
Mulut : tampak bersih, bibir tampak lembek
Gigi : tidak ada karies
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe,thyroid, vena jugularis
Payudara : Simetris : ki-ka
Areola mammae : hiperpigmentasi
Papilla mammae : menonjol
Kolostrum/cairan lain : belum ada
Abdomen : Bekas luka operasi : tidak ada
Pembesaran perut : sesuai usia kehamilan
Striae : tidak ada
Linea alba : tidak ada
Genitalia : Kemerahan : tidak ada
Pembengkakan : tidak ada
Varices : tidak ada
Oedema : tidak ada
Ekstremitas
Atas Bawah
Oedema : tidak ada Oedema : tidak ada
Sianosis : tidak ada Varices : tidak ada
Pergerakan : (+) positif Pergerakan : (+) positif
Palpasi
Leopold
Leopold I : Tinggi fundus uteri pertengahan simphisis-pusat, pada fundus
teraba ballotemen (+).
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan
Mc. Donald : 16,5 cm
TBBJ : 542,5 gram
Auskultasi
BJJ : Tidak dilakukan
Frekuensi/irama : -
Intensitas : -
Perkusi
Reflek patella kanan : (+)
Reflek patella kiri : (+)
e. Pemeriksaan panggul luar
Distansia spinarum : tidak ada dilakukan
Distansia cristarum : tidak ada dilakukan
Conjugata eksterna : tidak ada dilakukan
Lingkaran panggul : tidak ada dilakukan
f. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium :
- Hb : 10 ,2 gr% (tanggal 08 juni 2013)
- Protein Urine : tidak ada dilakukan
- Glukosa Urine : tidak ada dilakukan
- USG : tidak ada dilakukan
- CTG : tidak ada dilakukan
Padang, 07 juni 2013
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Pengkajian
dalam melakukan pengkajian data penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti baik dalam pengumpulan data subjektif maupun objektif.
- Data subjektif
Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan ibu sama dengan tinjauan teori yang menyatakan bahwa Hb ibu 10, 2 gr%. ibu juga merasakan mual dan pusing.
- Data objektif
Pemeriksaan umum di dapat kan dalam keadaan umum ibu
BB sebelum hamil : 45 kg
BB sekarang : 42 kg
TB : 152 cm
LILA : 24 cm
TD : 110/70mmhg
Nadi : 83 x/menit
Suhu : 36° C
Pernafasan : 24 x/menit
Pemeriksaan fisik
Pada tinjauan teori di jelaskan nilai ambang batas yang di gunakan untuk memutuskan status anemia ibu hamil berdasarkan kriteria WHO di tetapkan 3 teori yaitu:
Normal > 11gr%
Ringan 8-11 gr%
Berat , 8gr %
(rukiyah, Ai Yeyeh, dkk,2010 : 114)
Berdasarkan pemeriksaan Hb yang dilakukan di dapatkan hasil Hb ibu 10, 2 gr%, sehingga ibu di katakan anemia ringan.
B. Interpretasi Data
Pada kasus ini didapatkan diagnosa : ibu hamil G1P0A0H0 dengan usia kehamilan 15-16 minggu ,Ballotemen (+).
C. Masalah potensial
Sesuai dengan teori anemia ringan bisa mengakibatkan terjadi Anemia sedang bahkan sampai anemia berat yang dapat menyebabkan dekompensasi cordis dan kematian, perdarahan, partus lama karena inertia uteri, syok, infeksi intra partum dan post partum.
Tindakan segera
Pada kehamilan normal dengan anemia ringan tindakan segera belum di butuhkan.
Intervensi
Informasikan tentang hasil pemeriksaan
Anjurkan ibu untuk meningkatkan asupan makanan dengan gizi seimbang
Beri KIE tentang cara konsumsi tablet Fe
Anjurkan pada ibu untuk menjaga kesehatannya
Jelaskan tanda bahaya pada ibu
Beritahu dan anjurkan ibu untuk kunjungan ulang.
Implementasi
Semua rencana tindakan dapat di aplikasikan kedalam tindakan yang nyata dan dapat berjalan dengan baik sehingga ibu bisa menerima informasi dan penjelasan yang diberikan. Tindakan sudah diberikan pada ibu dalam kasus ini antara lain berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus, dan pemeriksaan penunjangdilakukan pemeriksaan Hb.
Evaluasi
Evaluasi pada kasus ini baik, karena rencana dan pelaksanaan tindakan yang dilakukan dapat diaplikasikan secara efektif. Karena dari pemeriksaaan Hb ibu dengan anemia ringan , ibu dianjurkan meningkatkan asupan makanan dengan gizi seimbang agar ibu tidak anemia. Maka penulis menganjurkan ibu untuk sering memeriksakan kehamilannya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. (Sarwono, 2008 : hal 213). Kehamilan, persalinan dan nifas pada dasarnya merupakan proses alamiah yang di alami oleh seorang wanita.
Anemia adalah Kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan.(Wasnidar, 2007.hal 20).
Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi, hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia pada kunjungan pertama kehamilan bahkan jika tidak mengalami anemia pada saat kunjungan pertama, masih mungkin terjadi anemia untuk kunjungan berikutnya (Proverawati 2011).
Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat di ketahui data dasar kesehatan ibu tersebut, dalam pemeriksaan kesehatan di sertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja sehingga di ketahui adanya infeksi parasit. (Manuaba, I. B. G. 2010)
Pengobatan efektif anemia pada ibu hamil dilakukan dengan menghilangkan penyebabnya atau memperbaiki kelainan primernya. Suplemen besi, asam folat, dan vitamin B12 bisa diberikan pada penderita anemia akibat pendarahan dan defisiensi besi. Hasil penelitian Sood, S K membuktikan bahwa wanita hamil yang mendapat pil besi ditambah dengan asam folat dan vitamin B12 kadar Hbnya naik lebih tinggi dari pada wanita hamil yang mendapatkan pil besi saja
B. Saran
Semoga pada makalah ini dapat diambil pembelajarannya dan bisa diterima dan dibaca oleh pembaca dan penilai. Penulis menyarankan agar dapat membaca makalah ini dikarenakan penulis membuatnya bertujuan untuk menambah pengetahuan kita.
Penulis sadar akan kekurangan penulisan makalah ini. Maka dari itu tim penulis mengharapkan kritikan dan saran untuk membuat makalah ini menjadi lebih sempurna dan bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment