ASKEB AMENORE
A. Pengkajian
1. Data subyektif
a. Biodata
Umur :
- Usia reproduktif 20-35 tahun, wanita yang pernah mendapat haid, tapi kemudian tidak dapat haid selama 3 bulan (Manuaba, 1998 : 399).
- Pubertas, ibu hamil, ibu meneteki, menopause (Sulaiman Sastrawinata, 1981 : 31)
Pekerjaan :
- Beresiko terhadap wanita-wanita yang bekerja sering terpapar radiasi (radiologi) (Sulaiman Sastrawinata, 1981 : 31)
Pergantian lingkungan dapat menimbulkan amnore karena stress (Sulaiman Sastrawinata, 1981 : 29)
b. Keluhan utama
Tidak adanya haid selama 3x siklus berturut-turut atau lebih (Pusdiknakes, 1992 : 2).
c. Riwayat kesehatan
- Adanya gangguan pankreas (DM), adanya tumor, radang, distruksi, hipotyroidea, kretinisme (Sarwono, 2006 : 206-208).
- Adanya kelainan gizi, gangguan pada hepar dan ginjal (Sulaiman Sastrawinata, 1981 : 32)
d. Riwayat kebidanan
1) Haid
- Pola haid sebelumnya teratur, kemudian tidak datang haid selama 3 bulan/lebih (Sarwono, 2006 : 202).
2) Kehamilan dan persalinan
- Pernah mengalami histerektomi (sarwono, 2006 : 208)
- Pada wanita yang tidak hamil, tapi ingin sekali hamil (Sarwono, 2006 : 212).
- Dapat untuk membantu menentukan amenore primer atau sekunder (Sarwono, 1999 : 208)
e. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Kelainan organik pada serebrum berupa radang (encephalitis), tumor, trauma dan sebagainya dapat disertai amenore, tetapi peranan gejala ini kecil. Penting untuk diagnosis ialah anamnesis dan gambaran klinik yang bersangkutan dengan kelainan-kelainan itu (Sarwono, 2006 : 211).
f. Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi : Amenore bisa terjadi pada anoreksia nervosa, tidak ada nafsu makan, gangguan gizi berat, tetapi tanpa letargi dan rasa nyeri diepigastrium (Sarwono, 2006 : 211).
Aktifitas : Pada amenore yang disebabkan anoreksia nervosa penderita masih tetap aktif (Sarwono, 2006 : 212).
Istirahat : Pada wanita dengan stressor yang tinggi dapat mengganggu pola istirahat/tidur (Sarwono, 2006 : 213)
Seksual : Pada amenore karena insufisiensi hipotesis biasanya disertai adanya penurunan libido (Sarwono, 2006 : 214)
g. Riwayat ketergantungan
Pada sindrom amenore galaktore ditemukan pada kasus-kasus wanita yang memakai alat penenang (Phonothiazine) dalam jangka lama (Sarwono, 2006 : 213).
h. Riwayat psikososial
Keadaan kejiwaan dengan syock emosional karena trauma atau kejadian yang menyedihkan serta pergantian lingkungan dapat menimbulkan amenore. Psikosis yang paling sering ditemukan bersama amenore adalah penyakit yang disertai depresi (Sarwono, 2006 : 211).
i. Riwayat KB
Pada wanita dengan sindrom amenore galakfore dapat pola ditemukan pada wanita-wanita yang telah menghentikan minum pil kontrasepsi (Sarwono, 2006 : 213).
2. Data obyektif
a. Keadaan umum : baik
b. Tanda-tanda vital
Pada amenore karena anoreksia nervosa dapat terjadi bradikardi dan suhu yang lebih rendah dari normal (Sarwono : 211).
c. Berat badan
Amenore sering memyertai pada wanita yang mengalami obesitas (kelebihan berat badan) (Sarwono, 2006 : 208).
d. Tinggi badan
Pada sindrom turner dapat dijumpai tubuh yang pendek tidak lebih dari 150 cm (Sarwono, 2006 : 218).
e. Pemeriksaan fisik
Menurut Sarwono P, 2006 : 211-218
Mata : Mengetahui keadaan retina, luas lapang panjang, virus, jika ada kemungkinan tumor hipofisis yang dapat menyebabkan amenore.
Thorax : - Amenore pada sindrom turner disertai adanya dada berbentuk perisai dengan puting susu jauh ke lateral, payudara tidak berkembang, rambut ketiak sedikit/tidak ada.
- Terjadi pula pada sindrom feminisasi, yaitu hipoplasia puting susu, rambut ketiak sedikit/tidak ada.
- Mammae mengeluarkan cairan seperti air susu pada kasus sindrom amenore galakkore
Abdomen : Pada amenore karena cushing sindrom didapatkan adanya striae terutama pada dinding perut.
Genetalia : - Rambut pubis bisa normal/sedikit/tidak ada
- Alat-alat genetalia mengalami antrifi pada anoreksia nervosa, sindrom amenore galaktore dan insufisiensi hipofisis.
- Amenore pada sindrom feminisasi testikuler vagina tidak ada dan pendek atau buntu, serviks dan uterus tidak ada.
- Amenore pada tumor ovarium dan sindrom adreno genital didapatkan pembekuan klitoris
Ekstremitas : Pada amenore karena sindrom turner disertai tanda ruas tulang tangan dan kaki pendek, osteoporosis.
f. Pemeriksaan penunjang
1) Apabila pemeriksaan klinik tidak dapat memberi gambaran yang jelas mengenai sebab amenore, maka dapat dilakukan pemeriksaan, sebagai berikut :
- Foto rontgen thorax : apakah ada TBC pulmonum, apakah ada perubahan pada sella tursika.
- Pemeriksaan sitologi vagina : untuk mengetahui adanya estrogen yang dapat dibuktikan berkat pengaruhnya.
- Pemeriksaan sitologi vagina : untuk mengetahui adanya DM.
- Kerokan uterus : untuk mengetahui keadaan endometrium adanya endometritis tuberkulosa.
- Pemeriksaan metabolik basal : jika perlu pemeriksaan T3 dan T4 untuk mengetahui fungsi glandola tiroidea
- Pemeriksaan mata : keadaan retina dan lapang panjang, virus jika ada kemungkinan tumor hipofisis (Hanifa W, 2006 : 209).
2) Uji laboratorium pertama adalah terhadap peta HCG
- Jika positif, maka wanita hamil
- Jika negatif, dapatkan nilainya
TSH, prolaktin dan uji tantangan progesteron (provera 5-10 mg per os tiap hari selama 5-10 hari)
- Kadar TSH dan prolaktin normal yang bergabung dengan darah yang diambil dari uji tantangan progesteron anovulasi (Varney, 2002 : 55).
B. Diagnosa Kebidanan
Setelah dilakukan analisa dari data subyektif dan data obyektif dapat dsimpulkan suatu diagnosa kebidanan, yaitu ibu dengan amenore sekunder. Keadaan umum ibu baik/buruk, masalah yang mungkin timbul adalah ;
1. Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang amenore
2. Resiko nutrisi in adekuat sehubungan dengan adanya anoreksia nervosa karena gangguan kejiwaan
3. Resiko tidak efektifnya pengetahuan diri sehubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan efek emosional dan fisik dari penyakit (Sarwono, 1999 : 211).
C. Perencanaan
1. Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang amenore
Tujuan : Ibu tidak cemas
Kriteria : - Ekspresi wajah ceria
- Ibu dapat mengungkapkan rasa cemasnya berkurang dan tenang
- Ibu merasa rileks dan pengetahuannya bertambah tentang kondisinya
- Menggunakan sistem pendukung dengan efektif dan beradaptasi
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
T : 110/70-140/90 mmHg
S : 37oC
N : 68-94 x/mnt
R : 16-24 x/mnt
Intervensi
a. Adakan pendekatan dengan klien dan beri kesempatan klien untuk mengungkapkan masalahnya.
R/ Untuk membantu klien mengenal masalahnya dan lingkungannya.
b. Ciptakan suasana yang menyenangkan.
R/ Suasana yang menyenangkan akan mengurangi rasa kecemasan.
c. Identifikasi dan benarkan bila ada mis konsepsi tentang amenore.
R/ Membantu klien mengklasifikasi masalah.
d. Beri umpan balik/informasi yang tepat dan aktual untuk memperbaiki mis konsepsi.
R/ Membantu klien untuk memecahkan masalah secara tepat.
e. Beri penyuluhan tentang sebab akibat masalah/penyakitnya, kemungkinan tindakan yang dilakukan, serta tujuan dilakukan tindakan.
R/ Dengan penyuluhan pengetahuan ibu bertambah.
f. Validasi keluhan ibu.
R/ Untuk meningkatkan harga diri dan perawatan diri.
g. Diskusikan dengan ibu untuk mekanisme kopping.
R/ Membantu ibu untuk mengungkapkan perasaannya.
h. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pengobatan.
R/ Untuk memilih kemungkinan tindakan.
2. Resiko nutrisi in adekuat sehubungan dengan anoreksia nervosa karena gangguan kejiwaan.
Tujuan : Ibu tidak jatuh dalam kondisi anoreksia berat, dan kekurangan gizi betul.
Kriteria : - Ibu makan teratur dan tidak menjadi kurus betul.
- Nafsu makan ibu meningkat dan BB meningkat (dalam batas normal)
- Tidak ada gangguan gizi yang berat dan nyeri epigastrium
- Ibu menberti tentang akibat resiko nutrisi in adekuat.
Intervensi
a. Kaji penyebab anoreksia.
R/ Mengetahui sebab anoreksia secara benar sehingga tindakan yang diberikan tepat.
b. Beri penyuluhan tentang pentingnya nutrisi, dan nutrisi yang baik dan benar.
R/ Ibu mengerti dan lebih kooperatif.
c. Beri penjelasan tentang alternatif untuk meningkatkan nafsu makan.
R/ Membantu meningkatkan nafsu makan.
d. Anjurkan untuk minum multi vitamin.
R/ Untuk menambah asupan gizi dan menambah nafsu makan.
3. Resiko tidak efektifnya pertahanan diri sehubungan dengan
- Kurang pengetahuan tentang penyakit
- Efek emosional dan fisik dari penyakit
- Kurang pengetahuan tentang perawatan dan pengobatan
Tujuan : Pertahanan diri ibu baik
Kriteria : - Pengetahuan ibu tentang penyakitnya serta emosional dan fisiknya baik.
- Pengetahuan ibu tentang perawatan dan pengobatan.
Intervensi
a. Adakan diskusi dan komunikasi dengan ibu tentang.
- Perasaan yang dirasakan sekarang
- Perubahan yang terjadi pada siklus haid/menstruasi
- Perawatan yang dilakukan
R/ Ibu mengerti dan koordinasi
b. Berikan dukungan kopping individu
R/ Meningkatkan kopping individu ibu
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan adalah merupakan realisasi dan rencana tindakan yang dilaksanakan oleh bidan dalam membantu ibu dan keluarga untuk memenuhi dan mengatasi masalahnya meliputi penjelasan, observasi tindakan, dan kolaborasi (Depkes RI, 1995 : 11).
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari manajemen kebidanan untuk menilai hasil yang dicapai, apakah sesuai dengan tujuan/tindakan. Dalam evaluasi dihasilkan dari dalam catatan perkembangan sesuai dengan kriteria waktu yang telah ditentukan.
Catatan perkembangan ditulis dalam bentuk SOAP yaitu :
S : Subyektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan klien.
O : Obyektif
Yaitu data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan bidan maupun tenaga kesehatan lainnya.
A : Assesment
Adalah penilaian yang dapat disimpulkan dari data subyektif dan data obyektif.
P : Planning
Adalah rencana tindakan yang dibuat sesuai masalah yang ada
(Depkes RI, 1995 : 27-28)
1. Pengumpulan data
a. Data subyektif
1) Biodata
Ibu Suami
Nama : Ny. Y Tn.A
Umur : 29 th 32 th
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Pedagang
Penghasilan : - ±Rp. 850.000,-/bln
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Usia kawin : 23 th 26 th
Lama/brp kali : 6 th/1x 6 th/1x
Alamat : Teguhan Paron Teguhan Paron
2) Keluhan utama
Ibu mengatakan sudah 3 bulan tidak mentruasi.
3) Riwayat kesehatan
• Riwayat kesehatan dulu
Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah menderita sakit dengan gejala tekanan darah tinggi, sakit dengan gejala sesak nafas dan batuk yang tidak sembuh-sembuh, sakit dengan gejala nyeri dada, dan bila dipergunakan beraktifitas sering berdebar-debar, sakit dengan gejala banyak makan, banyak minum dan sering kencing.
• Riwayat kesehatan sekarang
Tanggal 8-1-2011, pukul 09.00 WIB ibu datang di Puskesmas Teguhan. Ibu mengatakan sebelumnya haid teratur, tetapi sudah 3 bulan ini tidak menstruasi. Ibu juga mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun sejak 1 tahun yang lalu. Sebelumnya belum pernah berobat ke tempat pelayanan kesehatan, dan baru kali ini ibu memeriksakan diri.
Ibu mengatakan saat ini tak sedang menderita sakit dengan gejala batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh, sakit dengan gejala susah buang air kecil, sakit dengan gejala banyak makan, banyak minum dan sering kencing.
• Riwayat kesehatn keluarga
Anggota keluarga ibu tidak ada yang menderita sakit dengan gejala tekanan darah tinggi, sakit dengan gejala banyak makan, banyak minum dan sering kencing, sakit dengan gejala nyeri dada dan sering berdebar-debar bila aktifitas.
4) Riwayat kebidanan
• Haid
Ibu mengatakan menarche umur 14 tahun, siklus teratur 28-30 hari. Lama 5-6 hari, konsistensi encer, kadang mengalami nyeri pada awal haid. Keputihan sedikit sesudah menstruasi tapi tidak gatal sudah 3 bulan ini tidak haid.
HPHT : 6 Oktober 2010
• Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu
- Saat hamil ibu mengeluh mual-muntah di pagi hari pada umur kehamilan 1-3 bulan. Selama hamil ibu rutin periksa ke bidan, pada TM I 1x, TM II 3x, TM III tiap 2 minggu sekali. Ibu mendapat imunisasi TT 2x umur kehamilan 4 dan 5 bulan, tablet Fe, kalk, dan vitamin. Ibu juga mendapatkan penyulhan tentang perawatan payudara dan senam nifas.
- Ibu melahirkan anak pertama umur kehamilan 9 bulan lebih. Persalinan ditolong oleh bidan, spontan langsung menangis. Jenis kelamin laki-laki, BB : 3100 gr, PB : 51 cm, setelah bayi lahir plasenta lahir spontan, tidak mengalami perdarahan.
- Selama nifas ibu tidak mengalami masalah, anak sehat meneteki bayi pada hari kedua sampai umur 2 tahun. Pada usia 6 bayi diberi MPASI sekarang anak berumur 6 tahun.
5) Riwayat KB
Ibu mengatakan sudah 1 tahun ini tidak memakai alat kontrasepsi apapun. Sebelumnya ibu memakai kontrasepsi suntik selama 5 tahun.
6) Pola kebiasaan sehari-hari
• Nutrisi
Makan 3x sehari, porsi 1 piring dengan komposisi nasi, sayur (bayam, sup, kangkung), lauk pauk (tahu, tempe, kadang daging, telur, ayam). Minum ± 6-7 gelas/hari, air putih kadang minum teh pada pagi hari.
• Istirahat dan tidur
Biasanya ibu tidur siang ± 1-2 jam mulai pukul 13.00-15.00, tidur malam mulai pukul 21.00-05.00 WIB, tidak ada keluhan.
• Eliminasi
BAK 3-4x sehari, warna kuning jernih, tak ada keluhan. BAB teratur 1x sehari tiap pagi hari, konsistensi padat, warna kuning tengguli.
• Personal hygiene
Mandi 2x sehari, ganti pakaian setiap mandi, gosok gigi bersamaan dengan mandi, keramas 2x seminggu, potong kuku bila panjang, ganti celana dalam 2-3x sehari atau bila terasa basah. Selalu membersihkan genetalia setelah BAK dan BAB.
• Aktifitas
Ibu tetap melaksanakan tugasnya seperti biasa yaitu menyapu, serta memasak dan mengepel.
• Kehidupan seksual
Selama memakai KB suntik ibu melakukan hubungan sex dengan suami 2 minggu 1-2x tanpa ada keluhan dari pihak istri dan suami.
7) Riwayat ketergantungan
Sejak dulu ibu tidak mempunyai kebiasaan/riwayat ketergantungan terhadap obat-obatan dan obat-obatan anti depresi. Ibu juga tidak pernah merokok dan minum-minuman keras.
8) Riwayat psikososial
Sejak dulu sampai sekarang hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik-baik saja. Ibu mengatakan takut dan cemas dengan keadaannya sekarang yang tidak mengalami haid selama 3 bulan, jangan-jangan hamil. Ibu datang ke BPS sendirian, tidak diantar siapapun.
9) Riwayat spiritual
Ibu adalah pemeluk agama Islam yang taat, selalu pergi ke Masjid yang ada di samping rumahnya untuk sholat dan kadang-kadang mengaji.
b. Data obyektif
1) Kesadaran : komposmentis
2) Keadaan umum : baik
3) BB/TB : 50 kg/155 cm
4) Tanda-tanda vital
T : 100/70 mmHg
S : 37oC
N : 80 x/mnt
R : 20 x/mnt
5) Pemeriksaan fisik
Kepala : Rambut bersih, tidak ada lesi, hitam, tidak mudah rontok/berketombe.
Muka : Tidak sembab, ekspresi waja gelisah.
Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda, kelopak mata tidak oedem.
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret.
Mulut : Bersih, tidak ada caries/gigi yang berlubang, tidak stomatitis, bibir lembab.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
Dada : Bentuk simetris, pernafasan teratur, tidak ada stridor, ronchi, wheezing.
Mammae : Bersih, simetris, tidak ada hyperpigmentasi pada areola mammae, maupun benjolan abnormal.
Ketiak : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe dan kelenjar tyroid.
Abdomen : Tidak teraba/terlihat perut yang membesar, tidak terdapat hyperpigmentasi pada linea nigra.
Genetalia : Bersih, tidak ada tanda chadwick pada vagina, tidak ada condiloma matalata/condiloma akuminata, tidak ada fluor albus, tidak ada pengeluaran pervaginam.
Ekstremitas : Berfungsi normal, tidak terdapat oedem pada kedua tungkai, tidak ada varices.
2. Analisa data
Tanggal Diagnosa/masalah Data dasar
8-1-2011
Pukul 09.00 WIB P10001 dengan masalah amenore sekunder DS : - Ibu mengatakan sudah 3 bulan tidak haid.
- Ibu mengatakan sudah 1 tahun ini tidak memakai alat kontrasepsi apapun
- Ibu mengatakan punya 1 anak, lahir cukup bulan, hidup umur 6 tahun, HPHT : 6 Oktober 2010
DO : - Keadaan umum ibu baik
- Genetalia : v/v taa, bersih, tidak ada condiloma akuminata/condiloma akuminata, tidak ada fluor albus, tidak ada pengeluaran pervaginam.
- Payudara : tidak ada hyperpigmentasi pada areola maupun benjolan abnormal
- Abdomen : tidak teraba/terlihat perut yang membesar, tidak terdapat hyperpigmentasi pada linea nigra.
Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang amenore DS : - Ibu mengatakan takut dengan keadaannya sekarang yang tidak haid selama 3 bulan, jangan-jangan hamil
- Ibu mengatakan sebelumnya haid teratur
- Ibu mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun sejak 1 tahun yang lalu
DO : - Tanda-tanda vital
T : 100/70 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 37oC
R : 20 x/mnt
- Ekspresi wajah ibu gelisah
B. Diagnosa Kebidanan
Para, umur 29 tahun, dengan amenore sekunder, keadaan umum baik, dengan masalah cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang amenore.
Prognosa : baik
C. Perencanaan
1. Diagnosa : Para, umur 29 tahun, dengan amenore sekunder, keadaan umum baik.
Tujuan : Klien mengerti tentang penyebab dan cara mengatasi amenore
Kriteria : - Klien mampu beradaptasi dengan keadaannya.
- Klien mengerti penyebab amenore
- Klien mengerti dan memahami penanganan terhadap amenore
Intervensi
a. Jelaskan pada klien hasil pemeriksaan.
R/ Meningkatkan kognitif klien, sehingga lebih kooperatif.
b. Jelaskan pada klien penyebab dari amenore sekunder.
R/ Pengetahuan klien yang cukup meningkatkan perhatian terhadap tindakan selanjutnya.
c. Berikan penyuluhan tentang
- Kemungkinan tindakan yang dilakukan
- Tujuan dari tindakan yang dilakukan
R/ Klien mengerti dan kooperatif.
d. Anjurkan klien untuk melakukan Pap Smear.
R/ Deteksi adanya kanker serviks.
2. Masalah : Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang amenore
Tujuan : Setelah diberikan asuhan kebidanan dalam waktu 15 menit, cemas mulai berkurang/hilang.
Kriteria : - Ekspresi wajah ibu ceria.
- Ibu tenang dan mengungkapkan rasa cemasnya berkurang.
- Pengetahuan ibu bertambah, dan ibu merasa rileks.
- Ibu dapat beradaptasi dengan keadaan lingkungannya.
Intervensi
a. Adakan pendekatan dengan ibu dan beri kesempatan kepada ibu untuk mengungkapkan perasaannya.
R/ Untuk membantu ibu mengenal masalah dan lingkungannya.
b. Ciptakan suasana yang menyenangkan.
R/ Suasana yang menyenangkan akan mengurangi kecemasan.
c. Validasi keluhan ibu.
R/ Untuk meningkatkan harga diri dan perawatan diri.
d. Identifikasi dan berikan bila ada mis konsepsi tentang amonore.
R/ Membantu ibu untuk mengulasifikasi masalah.
e. Beri umpan balik/informasi yang tepat dan aktual untuk memperbaiki mis konsepsi.
R/ Membantu ibu untuk memecahkan masalah secara tepat.
f. Lakukan test kehamilan (plano test).
R/ Membantu memastikan adanya kehamilan.
g. Beri penyuluhan tentang : sebab akibat masalah/penyakitnya, kemungkinan tindakan yang dilakukan, serta tujuan dilakukan tindakan.
R/ Dengan penyuluhan pengetahuan ibu bertambah dan kooperatif.
h. Diskusikan dengan ibu untuk mekanisme topping.
R/ Membantu ibu untuk mengungkapkan perasaannya.
i. Kolaborasi dengan team kesehatan untuk pengobatan.
R/ Untuk memilih kemungkinan tindakan.
D. Pelaksanaan
Tanggal 8-1-2011, pukul 09.00 WIb
1. Diagnosa : Para, umur 29 tahun, dengan amenore sekunder, keadaan umum baik.
Implementasi
a. Menjelaskan pada klien hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa klien tidak sedang hamil dan tidak ditemukan adanya kelainan pada klien.
b. Menjelaskan pada klien penyebab dari amenore bisa dari berbagai hal sehingga tidak timbul haid seperti kondisi emosional yang tidak stabil, keadaan nutrisi yang kurang.
c. Memberikan penyuluhan pada klien tentang :
1) Kemungkinan tindakan yang akan dilakukan, dimana tidak semua amenore memerlukan tindakan/terapi, mungkin dengan menghilangkan stress atau pemenuhan nutrisi yang cukup saja sudah dapat membantu. Bisa juga dengan memberikan obat-obat hormonal jika memang diperlukan sesuai kondisi tiap-tiap individual.
2) Tuuan tindakan adalah untuk
- Memperbaiki keadaan umum klien terlebih dahulu
- Diharapkan bila faktor penyebab sudah teratasi maka menstruasi dapat lancar
d. Menganjurkan klien untuk melakukan Pap Smear untuk deteksi dalam terhadap kanker serviks.
2. Masalah : Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang amenore.
Implementasi
a. Mengadakan pendekatan dengan ibu dan memberikan kesempatan ibu untuk mengungkapkan masalahnya.
b. Menciptakan suasana yang menyenangkan misalnya dengan
- Memberi suasana yang tenang saat komunikasi atau anamnesa
- Melakukan komunikasi terapeutik dengan cara menampung semua keluhan ibu, serta memberi kesempatan ibu untuk bertanya.
c. Mengidentifikasi dan membenarkan salah persepsi ibu tentang
- Kaji sejauh mana pengetahuan ibu tentang amenore
- Tunjukan pada ibu bahwa pendapatnya tentang amenore itu tidak benar, karena wanita yang mengalami amenore belum tentu dia hamil.
d. Memberikan informasi yang tepat tentang amenore bahwa :
- Amenore bisa disebabkan berbagai macam hal, termasuk gangguan jiwa/stress dan juga karena kurang gizi.
- Amenore bukanlah suatu penyakit, tapi hanya suatu gejala
- Amenore tidak selalu memerlukan terapi/pengobatan, tapi mungkin hanya diperlukan perbaikan gizi saja sudah cukup membantu
e. Memberikan penyuluhan tentang
Sebab akibat dari amenore, yaitu bisa disebabkan berbagai macam hal dan juga bisa berakibat bermcam-macam dimana respon tiap individu tidak sama
- Kemungkinan tindakan yaitu bahwa tidak semua amenore memerlukan tindakan/terapi, tapi mungkin dengan menghilangkan stress atau dengan pemberian nutrisi saja sudah cukup membantu, seperti halnya yang dialami ibu sekarang, bahwa amenorenya masih dianggap fisiologis, dan diduga karena nutrisi yang kurang, maka diharapkan ibu dapat meningkatkan mutu dan jumlah nutrisinya.
- Tujuan tindakan yaitu untuk memperbaiki keadaan ibu sendiri, dan diharapkan bila faktor penyebab sudah teratasi, maka menstruasi bisa lancar.
- Supaya ibu lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME.
E. Evaluasi
Tanggal 8-1-2011, pukul 09.30 WIb
1. Diagnosa : Para, umur 29 tahun, dengan amenore sekunder, keadaan umum baik.
S : - Ibu mengatakan telah mengerti tentang penyebab dari keadaannya.
- Ibu mengatakan telah paham mengenai penanganan terhadap amenore.
O : Ibu mampu mengulang penjelasan petugas tentang penyebab serta penanganan yang dilakukan pada amenore.
A : Para, umur 29 tahun, dengan amenore sekunder.
P : - Anjurkan klien untuk melakukan Pap Smear
- Anjurkan klien untuk kontrol 1 minggu lagi (19 Juni 2008) atau jika ada keluhan
- Lakukan deteksi ulang tentang kemungkinan penyebab amenore pada pemeriksaan berikutnya.
2. Masalah : Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang amenore
S : Ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan sudah tidak terlalu cemas.
O : Ibu tenang, ekspresi wajah tenang
A : Cemas teratasi
P : Anjurkan ibu kontrol ulang bila keluhan masih berlanjut
ASKEB ABORTUS IMMINENS
A. PENGERTIAN
- ABORTUS IMMINENS adalah pengakhiran kehamilan sebelum janin dapat mencapai 500 gr atau kurang dari 20 minggu yang ditandai dengan:
• Terdapat keterlambatan datang bulan.
• Terdapat perdarahan, disertai perut sakit (mules).
• Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi kontraksi otot rahim.
• Hasil pemeriksaan dalam terdapat perdarahan kanalis servikalis, kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim.
• Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif. (Manuaba, 1998:218-219)
B. ETIOLOGI
Penyebab keguguran sebagian tidak diketahui secara pasti tetapi terdapat beberapa faktor sebagai berikut :
1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan.
Gangguan pertumbuhan dapat terjadi karena:
a. Kelainan kromosom
Kelainan yang sering terjadi pada abortus spontan ialah: trisomi poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks. (Sarwono, 1991:303)
b. Lingkungan kurang sempurna
Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna, sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
c. Pengaruh dari luar
Radiasi, virus, obat-obatan dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus.
Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen. (Sarwono, 1991:303)
2. Kelainan pada placenta
Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenasi placenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin.
Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun. (Sarwono, 1991:303)
Gangguan pembuluh darah placenta, di antaranya pada DM. (Manuaba, 1998:215)
3. Penyakit ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria dan lain-lain dapat menyebabkan abortus toxin, virus dan plasmodium dapat melalui placenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin kemudian terjadilah abortus.
Anemia berat, keracunan, laparatomi, peritonis umum dan penyakit menahun seperti brusellosis, mononukleosis, toksoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus walaupun lebih jarang. (Sarwono, 1991:303)
4. Kelainan tractus genitalis
Retroversio uteri, mioma uteri atau kelainan bawaab uterus dapat menyebabkan abortus.
Tetapi harus diingat bahwa retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang memegang peranan penting.
Sebab lain abortus dalam trimester II ialah servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada servik, dilatasi berlebihan, amputasi atau robekan servik luas yang tidak dijahit. (Sarwono, 1991:303)
C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan placenta menyebabkan perdarahan, sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2.
Bagian yang terlepas dianggap benda asing, sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya sebagian masih tertinggal, yang menyebabkan berbagai penyulit.
Oleh karena itu keguguran memberikan gejala umum sakit perut, karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi di antaranya :
1. Sedikit-sedikit dan berlangsung lama.
2. Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan.
3. Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun, dapat menimbulkan syok, nadi meningkat, tekanan darah turun, tampak anemis dan daerah akral dingin.
Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervariasi :
1. Umur hamil di bawah 14 minggu, di mana placenta belum terbentuk sempurna, dikeluarkan seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
2. Di atas 10 minggu, dengan pembentukan placenta sempurna dapat didahului dengan ketuban pecah diikuti pengeluaran hasil konsepsi dan dilanjutkan dengan pengeluaran placenta, berdasarkan proses persalinannya dahulu disebut persalinan imaturus.
3. Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari minggu sehingga terjadi ancaman baru dalam bentuk gangguan pembekuan darah.
Berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan dapat terjadi
1. Mola karnosa: hasil konsepsi menyerap darah, terjadi gumpalan mirip daging.
2. Mola tuberosa: amnion berbenjol-benjol, karena terjadi hematoma antara amnion dan korion.
3. Fetus kompresus: janin mengalami mumifikasi, terjadi penyerapan kalsium dan tertekan sampai gepeng.
4. Fetus papiraseus: kompresi fetus berlangsung terus, terjadi penipisan laksana kertas.
5. Blighted ovum: hasil konsepsi yang dikeluarkan tidak mengandung janin, hanya benda kecil yang tidak berbentuk.
6. Missed abortion: hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu. Bila keguguran pada umur lebih tua dan tidak segera dikeluarkan dapat terjadi maserasi dengan ciri kulit mengelupas, tulang belakang kepala berimpitan dan perut membesar karena asites/pembentukan gas. (Manuaba, 1998:216-217)
D. KOMPLIKASI
Keguguran mempunyai penyulit sebagai berikut :
1. Perdarahan
• Dapat terjadi sedikit dalam waktu panjang.
• Dapat terjadi mendadak banyak, sehingga menimbulkan syok.
2. Infeksi
3. Degenerasi ganas
• Keguguran dapat menjadi korio karsinoma sekitar 15%-20%.
• Gejala korio karsinoma adalah terdapat perdarahan berlangsung lama, terjadi pembesaran/perlunakan rahim, terdapat metastase ke vagina atau lainnya.
4. Penyulit saat melakukan kuretage
Dapat terjadi perforasi dengan gejala
• Kiret terasa tembus.
• Penderita kesakitan, syok.
• Dapat terjadi perdarahan dalam perut dan infeksi dalam abdomen. (Manuaba, 1998:219-220
E. PENANGANAN
1. Penanganan awal
Untuk penanganan awal yang memadai segera lakukan penilaian dari:
• Keadaan umum pasien.
• Tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik < 900 mmHg > 112×/menit).
• Bila syok disertai masa lunak di adneksa, nyeri perut bawah adanya cairan bebas dalam cavum pelvis, pikirkan kemungkinan kehamilan ectopik yang terganggu.
• Tanda-tanda infeksi/sepsis (demam tinggi, secret berbau pervaginam, nyeri perut tegang, nyeri goyang portio, dehidrasi, gelisah atau pingsan).
• Tentukan evaluasi medis apakah pasien dapat ditatalaksana pada fasilitas kesehatan setempat atau dirujuk (setelah dilakukan stabilisasi).
2. Penanganan spesifik
ABORTUS IMMINENS
• Tidak diperlukan pengobatan medis yang khusus atau tirah baring secara total.
• Anjurkan untuk tidak melakukan aktivitas secara berlebihan atau melakukan hubungan seksual.
• Bila perdarahan :
□ Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan lagi.
□ Terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG), lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik/mola).
□ Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas, pemantauan hanya dilakukan melalui gejala klinik dan hasil pemeriksaan ginekologik. (Acuan Nasional, 2000:140-151)
I. PENGKAJIAN DATA
A. Data subyektif
1. Biodata
Umur:
• Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk hamil dan persalinan adalah 20-30 tahun. (Hanifa, 1994:23)
• Frekuensi abortus yang dikenal secara klinis bertambah dari 12% pada wanita yang berusia kurang dari 20 tahun menjadi 26% pada wanita berumur di atas 40 tahun. (Williams, 1995:1573)
Paritas:
Resiko abortus spontan kelihatannya semakin meningkat dengan bertambahnya paritas, di samping dengan semakin lanjutnya usia ibu serta ayah (Warburton dan Fraser, 1964, Wilsod dkk, 1986). (Williams, 1995:1573)
Pekerjaan:
Sering dijumpai pada wanita yang bekerja berat karena ovum terlepas sebagian menimbulkan kontraksi yang berakibat perdarahan. (Unpad, 1997:8-9)
2. Keluhan utama
a. Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami terlambat haid, sering terdapat pula rasa mules, kecurigaan tersebut diperkuat dengan ditentukannya kehamilan muda. (Hanifa, 1999:304)
b. Dengan keguguran diperlukan beberapa kriteria sebagai berikut: sakit perut, dapat diikuti oleh pengeluaran hasil konsepsi, pemeriksaan hasil tes hamil masih positif atau sudah negatif. (Manuaba, 1998:217)
c. Abortus imminens
• Terdapat keterlambatan datang bulan.
• Terdapat perdarahan, disertai perut sakit (mules). (Manuaba, 1998:218-219)
3. Riwayat kesehatan yang lalu
• Insiden abortus bisa disebabkan oleh hipertiroidisme, DM dan defisiensi progesterone. (Williams, 1995:576)
• Kelainan hormonal, gangguan nutrisi menyebabkan keguguran kehamilan. (Hanifa, 2000:248)
• Anomali congenital (hipoplasi uterus, uterus bikornis dll), kelainan letak dari uterus seperti retroflexi uterus fixota, dapat menyebabkan abortus. (Rustam Mochtar, 1998:210)
4. Riwayat kesehatan sekarang
• Jika herpes genitalis terjadi dalam kehamilan 20 minggu maka angka abortus akan meningkat. (Williams, 1995:576)
• Penyakit ibu yang mendadak seperti pneumone, tifus abdominalis, pielonepritis, malaria dll dapat menyebabkan abortus,
toxin, bakteri, virus atau plasmodium dapat melalui placenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin, kemudian terjadilah abortus.
Anemia berat, keracunan, laparatomi, peritonitis umum dan penyakit menahun seperti brusellosis, monomikleosis, toxoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus walaupun lebih jarang. (Hanifa, 1999:303)
5. Riwayat kesehatan keluarga
• Peranan faktor paternal dalam proses timbulnya abortus spontan yang pasti translokasi kromosom dalam sperma dapat menimbulkan zigot yang mendapat bahan kromosom terlalu sedikit atau terlalu banyak, sehingga terjadi abortus. (Williams, 1995:560)
• Penyakit bapak: umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, anemia, decompensasi cordis, malnutrisi, nefititis, keracunan (alcohol, nikotin, Pb dll), sinar rontgen, avitaminosis dapat menyebabkan abortus. (Rustam Mochtar, 1990:233)
6. Riwayat kebidanan
a. Riwayat haid
Abortus terjadi pada usia kehamilan < 22 minggu.
Terjadi perdarahan bercak hingga derajat sedang pada kehamilan muda.
Perdarahan masif/hebat pada kehamilan muda. (Saifudin, 2001:146)
b. Riwayat KB
Kontrasepsi pada waktu lampau pernah berkaitan dengan peningkatan insiden abortus, namun kaitan tersebut sekarang sudah tidak ditemukan lagi. Hal tersebut benar untuk kontrasepsi oral dan obat spermissid yang digunakan dalam krem dan jeli kontrasepsi.
Kendai demikian alkon dalam rahim (IUD) berkaitan dengan kenaikan insiden septic setelah kegagalan kontrasepsi.
c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Bila seseorang pernah mengalami abortus maka cenderung mengalami abortus lagi pada kehamilan selanjutnya. (Rustam Mochtar, 1994:236)
d. Riwayat kehamilan sekarang
• Ibu mengatakan hamil <5 bulan, mengalami mual, muntah.
• Pagi hari terutama trimester I, tetapi menghilang setelah trimester II, sudah dapat TT 2×, tablet Fe maksimal 2 bungkus, kapsul yodium 1×. (Manuaba, 1998:217)
7. Kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
• Pada saat ini hanya malnutrisi umum sangat berat yang paling besar kemungkinannya menjadi predisposisi meningkatkan kemungkinan abortus. (Williams, 1995:576)
• Malnutrisi, avitaminosis A, C, E, gangguan metabolisme (DM) cenderung menimbulkan abortus incomplete. (Rustam Mochtar, 1994:233)
b. Aktifitas
• Trauma, misalnya: kecelakaan dapat menimbulkan abortus. (Unpad, 1981:9)
• Sering dijumpai pada wanita yang bekerja berat karena ovum terlepas sebagian sehingga menimbulkan kontraksi yang berakibat perdarahan. (Unpad, 1981:8-9)
c. Riwayat ketergantungan
Tembakau diidentifikasikan sebagai zat yang berkaitan dengan peningkatan insiden abortus, alcohol pernah terlibat dalam peningkatan insiden abortus. (Williams, 1995:576)
d. Psikososial dan spiritual
Perangsangan pada ibu sehingga menyebabkan uterus berkontraksi umpamanya terkejut sangat ketakutan. (Rustam Mochtar, 1990:233)
Dalam suatu tinjauan mengenai faktor kepribadian yang berkaitan dengan dengan abortus tuppes dan weil (1962) menemukan adanya 2 tipe wanita yang pada dasarnya belum matang dan wanita bebas yang frustasi. (Williams, 1995:576)
8. Hubungan seksual
Coitus sebaiknya dihentikan pada mereka yang sering mengalami keguguran. (Manuaba, 1998:139)
B. Data obyektif
Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum : baik sampai syok (Hanifa, 2002:M9)
2. Tanda vital
• Tensi : Tidak boleh lebih dari 140/90 mmHg.
Sistolik bisa mengalami penurunan kurang dari 90 mmHg.
• Nadi : Normal 60-100×/menit
Bisa mengalami peningkatan lebih dari 112×/menit. (Hanifa, 2002:M9)
Pernafasan : normal 20-24×/menit
• Suhu : Normal 36-37°C
Bila suhu lebih dari normal mungkin adanya infeksi. (Depkes RI, 1993:35)
Pemeriksaan umum
1. Kepala
• Muka : Normal, tidak sembab, ada cloasma gravidarum. (Depkes RI, 1998:110)
Tidak pucat sampai pucat.
• Mata : Konjungtiva palpebra normal berwarna merah muda, bila pucat mungkin anemia.
2. Thorax/buah dada
Mama dan papilla membesar tampak tegak dan tampak lebih hitam karena agak hiperpigmentasi. (Hanifa, 1999:95)
Pada missed abortion mama agak membesar. (Hanifa, 1999:308)
3. Abdomen
• Membesar sesuai umur kehamilan/lebih kecil dari usia gestasi.
• Nyeri perut bawah/sedikit/tanpa nyeri.
4. Genetalia
Pengeluaran perdarahan pervaginam
• Perdarahan bercak sampai sedang
• Perdarahan sedang sampai masif
• Perdarahan lanjut
• Secret vagina
Pemeriksaan khusus
1. Palpasi
• TFU sesuai dengan usia gestasi
• TFU lebih kecil dari usia gestasi/tidak teraba
• Uterus teraba lemas (Hanifa, 1999:308)
2. VT
• Servik uteri masih tertutup
• Servik uteri terbuka dan dapat teraba ketuban. Dan hasil konsepsi dalam cavum uteri atau pada kanalis servikalis
• Besarnya rahim telah mengecil
• Konsistensinya lunak
(Manuaba, 1998:217)
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan air kencing terhadap tes kehamilan masih positif atau sudah negatif. (Manuaba, 1998:217)
2. Darah
Kadar Hb bervariasi tergantung dari jumlah perdarahan.
Hb 11 gr% tidak anemi
Hb 9-10 gr% anemi ringan
Hb 7-8 gr% anemi sedang
Hb < 7 gr% anemi berat
II. DIAGNOSA MASALAH KEBIDANAN
GIP00000 umur kehamilan 8 minggu dengan abortus imminens dengan masalah:
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri perut) sehubungan dengan adanya kontraksi.
2. Cemas sehubungan dengan adanya perdarahan pada kehamilan muda. (Marlyn E.D, 2001:410)
Prognosa : baik bila tidak terjadi komplikasi.
Diagnosa 1
GIP00000 umur kehamilan 8 minggu dengan abortus imminens.
Tujuan : Perdarahan tidak terjadi
Kriteria hasil : • Perdarahan berhenti
• Keadaan umum pasien baik
• Tanda vital dalam batas normal
T : 110/80 - 140/90 mmHg R : 20-24×/menit
N : 60-100×/menit S : 36-37°C
Intervensi :
1. Berikan pengertian pada ibu tentang perdarahan yang dialami.
R/ Ibu tahu tentang kondisinya saat ini dan lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan.
2. Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas secara berlebihan atau melakukan hubungan seksual.
R/ Dengan istirahat kontraksi uterus akan berkurang dan prostaglandin yang ada dalam sperma akan merangsang kontraksi uterus.
3. Tidak diperlukan pengobatan medis yang khusus atau tirah baring secara total.
R/ Prognosis baik bila perdarahan berhenti dan kontraksi hilang.
4. Bila perdarahan
• Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan lagi.
• Terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG, lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik/mola).
• Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas, pemantauan hanya dilakukan melalui
R/ Untuk melakukan deteksi dini dan apabila ada kelainan akan dapat segera ditangani.
5. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital.
R/ Untuk mengetahui keadaan pasien.
6. Observasi kontraksi uterus dan perdarahan.
R/ Untuk mengetahui keadaan kehamilan.
7. Anjurkan pada ibu untuk makan/minum dengan gizi seimbang.
R/ Memenuhi kebutuhan nutrisi.
8. Berikan therapy pada ibu.
R/ Untuk memperbaiki kondisi ibu hamil.
9. Lakukan tes urine.
R/ Untuk mengetahui kondisi kehamilan ibu.
Diagnosa 2
Gangguan rasa nyaman (nyeri perut) sehubungan dengan adanya kontraksi uterus.
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang
Kriteria hasil : • Pasien tidak mengeluh nyeri
• Pasien dapat melakukan teknik distraksi
• Keadaan umum baik
Intervensi :
1. Perhatikan keluhan yang dialami oleh klien.
R/ Klien akan merasa lebih diperhatikan sehingga rasa sakit berkurang.
2. Ajak keluarga untuk menemani klien.
R/ Klien akan merasa lebih tenang sehingga dapat menambah kenyamanan bagi klien.
3. Berikan posisi yang nyaman.
R/ Klien lebih nyaman dan rileks.
4. Ajarkan teknik distraksi.
R/ Dengan teknik distraksi dapat mengalihkan perhatian klien sehingga rasa nyeri dapat berkurang.
Diagnosa 3
Cemas sehubungan dengan adanya perdarahan pada kehamilan muda
Tujuan : Cemas berkurang sampai hilang
Kriteria hasil : • Pasien tenang
• Ekspresi wajah tidak cemas
• Pasien mengerti penjelasan petugas
Intervensi :
1. Temani dan perhatikan keluhan pasien.
R/ Klien lebih tenang sehingga cemas berkurang.
2. Jelaskan proses terjadinya perdarahan.
R/ Menambah pengetahuan klien sehingga lebih mengerti dan kooperatif.
3. Beri pengertian pada ibu bahwa semua ini kehendak Tuhan.
R/ Klien akan tabah menerima kenyataan yang terjadi.
4. Anjurkan pada ibu untuk selalu berdoa.
R/ Ibu lebih tenang menghadapi kondisi saat ini.
1. Data subyektif
a. Biodata Klien Suami
Nama : Ny. “A” Tn. “T”
Umur : 22 tahun 25 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SD SMP
Pekerjaan : IRT Tani
Penghasilan : - Rp 750.000,- / bulan
Status marital : Kawin/1×/1tahun Kawin/1×/1tahun
Alamat : Teguhan - Paron Teguhan - Paron
b. Keluhan utama
Ibu mengatakan ini hamil yang pertama 2 bulan mengeluarkan darah sedikit-sedikit sejak tanggal 4-1-2010 jam 21.00 WIB disertai perut terasa nyeri dan ibu mengatakan merasa takut kehamilan tidak bisa dipertahankan.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Klien tidak pernah menderita suatu penyakit seperti batuk lama, jantung berdebar-debar, sesak nafas, kencing manis, dan tidak mengalami kelainan alat kandungan.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Pada tgl 4-1-2010 jam 21.00 WIB ibu mengatakan perdarahan sedikit-sedikit disertai nyeri perut. Tanggal 5-1-2010 jam 09.00 WIB ibu datang ke puskesmas untuk periksa.
Pada saat ini ibu tidak menderita penyakit yang dapat menyebabkan abortus seperti herpes genetalis, pnemoni, tifus abdominalis, pielonefritis dan tidak memelihara binatang piarang (penyebab toxoplasmosis).
3) Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami sesak nafas, kencing manis, penyakit jantung, penyakit menular seperti typhus, batuk lama yang tidak sembuh-sembuh maupun penyakit jantung.
d. Riwayat kebidanan
1) Haid
Menarche umur 15 tahun, haid teratur, siklus 28 hari, lama 5-7 hari, jumlah sedang, ganti pembalut 2-3×/hari, tidak ada gumpalan pada saat haid kadang disertai nyeri perut bagian bawah tapi tidak mengganggu, keputihan sebelum haid, warna jernih, tidak gatal dan tidak berbau.
2) Riwayat KB
Klien mengatakan selama ini belum pernah menggunakan KB apapun, karena keinginan ibu setelah menikah ingin punya anak.
3) Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan hamil yang pertama, terlambat haid 2 bulan, tes kehamilan positif pada tanggal 15-12-2010 kemudian pada tanggal 4-1-2011 mengalami perdarahan, jumlah sedikit disertai nyeri perut. Kemudian tanggal 5-1-2011 ibu periksa ke puskesmas .
e. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Makan 3×/hari, porsi 1 piring habis dengan komposisi nasi, sayur, lauk pauk (tempe, tahu, telur, ikan, daging), buah (pisang, pepaya), minum air putih 6-7 gelas/hari.
2) Aktifitas
Klien tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga bekerja di rumah seperti menyapu, mengepel, mencuci dan memasak.
3) Istirahat
Tidur malam 6-7 jam/hari, mulai jam 21.00-04.30 WIB, tidur siang kadang ½ - 1jam/hari. Tidak mengalami gangguan dalam pola tidur siang maupun tidur malam.
4) Eliminasi
BAB 1×/hari, konsistensi lembek, warna kuning tengguli, BAK 3-4×/hari, warna kuning jernih, tidak mengalami gangguan/keluhan dalam BAB/BAK baik rasa panas ataupun nyeri saat BAK.
5) Personal hygiene
Klien mandi 2×/hari, termasuk gosok gigi, ganti celana dalam, keramas 2×/minggu, cebok dengan air dan sabun tiap kali selesai BAB.
6) Riwayat ketergantungan
Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu dan ramuan-ramuan tradisional, tidak pernah merokok dan minum alkohol.
7) Keadaan psikososial dan spiritual
Klien mengatakan takut kalau kehamilannya tidak dapat dipertahankan sebab klien sangat mengharapkan kehamilannya.
8) Hubungan seksual
Selama hamil ini ibu biasa melakukan hubungan seksual 1 minggu sekali.
2. Data obyektif
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : baik
2) Tanda-tanda vital : T : 120/80 mmHg S : 36°C
N : 88×/menit R : 20×/menit
b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Rambut hitam, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, penyebaran merata tidak mudah dicabut.
2) Mata : Konjungtiva palpebra merah muda, sclera tidak icterus.
3) Muka : Tidak sembab, tidak terdapat chloasma gravidarum, ekspresi wajah tegang dan tampak takut, menyeringai menahan sakit.
4) Gigi dan mulut: Bersih, tidak pecah-pecah, tidak ada stomatitis, mukosa bibir lembab, gigi tidak ada karies.
5) Telinga : Simetris, bersih, fungsi pendengaran normal.
6) Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip.
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan tidak ada pembendungan vena jugularis.
8) Dada : Bentuk simetris, bersih, kedua payudara, tegang puting susu menonjol, kolostrum sudah keluar sedikit, warna kekuningan, papila membesar tampak lebih hitam agak hiperpigmentasi.
9) Abdomen : TFU belum merata, striae albicans dan lividae tidak ada, nyeri pada perut bagian bawah, tidak terdapat bekas luka operasi.
10) Genetalia : Terdapat perdarahan bercak pervaginam, jumlah sedikit, vulva/vagina tidak ada kelainan tidak ada kondiloma talata/akuminata
.
11) Ekstremitas : Kedua tangan tidak ada oedema pada jari dan tangan, kedua lengan normal, pada kaki tidak ada varises, oedema, reflek patella /.
12) Anus : Tidak ada hemoroid.
c. Pemeriksaan penunjang
PP tes :
Hb : 11,5 gr%
d. Pemeriksaan khusus
- Palpasi : - TFU belum teraba
- Nyeri perut bagian bawah
VT : - Terdapat perdarahan kanalis servikalis, kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi uterus, Ø tidak ada.
B. ANALISA DATA
No Diagnosa masalah Data dasar
1. GIP00000, umur kehamilan 8 minggu, mengalami perdarahan, K/U baik, abortus iminens. DS : Ibu mengatakan ini hamil yang pertama, umur kehamilan 2 bulan, mengeluarkan darah sedikit-sedikit sejak tgl 4-1-2011
HPHT: 4-11-2010
DO: K/U baik
- T : 120/80 mmHg S : 36°C
N : 88×/menit R : 20×/menit
VT : V/V taa, tidak terdapat kondiloma talata/akuminata, terdapat perdarahan , kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim, Ø tidak ada.
- TFU belum teraba
- HPL : 11-8-2011
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri perut) sehubungan dengan adanya kontraksi DS : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah.
DO: - T : 120/80 mmHg S : 36°C
N : 88×/menit R : 20×/menit
- Ekspresi wajah tegang dan menyeringai menahan sakit.
3. cen Cemas sehubungan dengan adanya perdarahan pada kehamilan muda DS : Ibu mengatakan takut kalau kehamilannya tidak dapat dipertahankan.
DO: K/U baik
- T : 120/80 mmHg S : 36°C
N : 88×/menit R : 20×/menit
- Ekspresi wajah tegang dan tampak takut
- Ekspresi wajah tegang dan menyeringai menahan sakit
DIAGNOSA MASALAH KEBIDANAN
GIP00000, umur kehamilan 8 minggu, mengalami perdarahan, K/U baik, abortus iminens, dengan masalah :
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri perut) sehubungan dengan adanya kontraksi.
2. Cemas sehubungan dengan adanya perdarahan pada kehamilan muda.
Prognosa baik dan kehamilan dapat dipertahankan jika perdarahan berhenti dan nyeri perut hilang.
C. PERENCANAAN tgl 5-1-2011 jam 10.00 WIB
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan kebidanan diharapkan kondisi ibu baik dan kehamilan dapat dipertahankan.
Kriteria hasil : • Tanda vital dalam batas normal
T : 110/80 - 140/90 mmHg R : 20-24×/menit
N : 60-100×/menit S : 36-37°C
• Perdarahan berhenti
• Kontraksi hilang
• Hasil tes urine positip
• Nyeri perut hilang
• Ekspresi wajah rileks dan tidak kesakitan
• Ibu mengerti tentang kondisinya dan ibu lebih tenang
• Ekspresi wajah tenang dan tidak gelisah
Intervensi :
Tanggal 5-1-2011 jam 10.00 WIB
1. Berikan pengertian pada ibu tentang perdarahan yang dialami.
R/ Ibu tahu tentang kondisinya saat ini dan lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan.
2. Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas secara berlebihan atau melakukan hubungan seksual.
R/ Dengan istirahat kontraksi uterus akan berkurang dan prostaglandin yang ada dalam sperma akan merangsang kontraksi uterus.
3. Jelaskan pada ibu apabila perdarahan berlanjut segera menghubungi tenaga kesehatan dan apabila perdarahan berhenti anjurkan untuk periksa hamil secara rutin 1 bulan sekali.
R/ Untuk melakukan deteksi dini dan apabila ada kelainan akan dapat segera ditangani.
4. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital.
R/ Untuk mengetahui keadaan pasien.
5. Observasi kontraksi uterus dan perdarahan.
R/ Untuk mengetahui keadaan kehamilan.
6. Anjurkan pada ibu untuk makan/minum dengan gizi seimbang.
R/ Memenuhi kebutuhan nutrisi.
7. Berikan therapy pada ibu.
R/ Untuk memperbaiki kondisi ibu hamil.
8. Lakukan tes urine.
R/ Untuk mengetahui kondisi kehamilan ibu.
9. Perhatikan keluhan yang dialami oleh klien.
R/ Klien akan merasa lebih tenang sehingga dapat menambah kenyamanan bagi klien.
10. Ajak keluarga untuk menemani klien.
R/ Klien akan merasa lebih tenang sehingga dapat menambah kenyamanan bagi klien.
11. Ajarkan teknik distraksi.
R/ Dengan teknik distraksi dapat mengalihkan perhatian klien sehingga rasa nyeri dapat berkurang.
12. Jelaskan proses terjadinya perdarahan.
R/ Menambah pengetahuan klien sehingga lebih mengerti dan kooperatif.
13. Beri penjelasan pada ibu bahwa semua ini kehendak Tuhan.
R/ Klien akan tabah menerima kenyataan yang terjadi.
14. Anjurkan pada ibu untuk selalu berdoa.
R/ Ibu lebih tenang menghadapi kondisinya saat ini.
D. IMPLEMENTASI
Tanggal 5-1-2011 jam 10.00 WIB
1. Memberikan pengertian pada ibu tentang perdarahan yang dialami. Perdarahan yang dialami ibu dapat menyebabkan keguguran ini mungkin dikarenakan aktifitas ibu yang berlebihan selama hamil, penyebab lain dari keguguran adalah adanya kelainan dari janin, kelainan kandungan penyakit ibu dan pengaruh lingkungan yang mengganggu kehamilan.
2. Menganjurkan untuk tidak melakukan pekerjaan berat seperti mencuci, memasak dan lain-lain dan tidak melakukan hubungan seksual selama perdarahan belum berhenti.
3. Menjelaskan pada ibu apabila perdarahan berlanjut segera menghubungi tenaga kesehatan dan apabila perdarahan berhenti anjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin 1 bulan sekali pada usia kehamilan 1-3 bulan, 2 minggu sekali pada usia kehamilan 4-6 bulan dan 1 minggu sekali pada usia kehamilan 7-9 bulan.
4. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pada waktu pasien periksa ke puskesmas.
5. Mengobservasi kontraksi uterus dan perdarahan pada waktu pasien periksa ke puskesmas.
6. Menganjurkan pada ibu untuk makan dan minum dengan gizi seimbang sesuai dengan kebutuhan ibu hamil trimester I: nasi, lauk, sayur, buah 3× sehari, susu 1× pada pagi hari, ditambah selingan 2× di antara jam makan berupa kue, minum air putih ± 8 gelas sehari.
7. Memberikan therapy pada ibu dengan pemberian :
• Vit K injeksi 1 amp
• Vit K tablet 2x1 tablet
• Fe 1×1
• Vit C 1×1 tablet
• Amoxilin 3×1 tablet
• Asam Mefenamat 3x1 tablet
8. Melakukan tes urine hasil positif.
9. Mengajak keluarga untuk menemani klien.
10. Memperhatikan keluhan yang dialami klien, berusaha menjadi pendengar yang baik dan berusaha memberi tanggapan terhadap keluhan klien.
11. Mengajarkan teknik distraksi dengan mengalihkan perhatian dan nafas panjang pada saat nyeri.
12. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilannya mungkin bisa dipertahankan apabila perdarahan berhenti dan nyeri perut hilang sehingga ibu harus mengikuti anjuran dari petugas seperti yang dijelaskan tadi.
13. Memberikan pengertian pada ibu bahwa semua ini kehendak Tuhan dan menganjurkan pada ibu agar tetap tabah.
14. Menganjurkan pada ibu untuk selalu berdoa agar kehamilannya dapat dipertahankan dan kondisi janinnya baik.
E. EVALUASI
Tanggal 5-1-2011 jam 11.00 WIB
S : - Ibu mengatakan mengerti penjelasan dari petugas dan tahu kondisinya saat ini.
- Ibu mengatakan mau melakukan anjuran dari petugas seperti :
• Istirahat, tidak melakukan aktifitas berlebihan, hubungan sex.
• Makan minum dengan gizi seimbang.
• Segera datang ke petugas apabila perdarahan berlanjut.
- Ibu mengatakan nyeri sedikit berkurang.
- Ibu mengatakan akan tabah menghadapi kondisinya dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan.
- Ibu mengatakan lebih tenang setelah mendapatkan penjelasan dari petugas mungkin kehamilannya dapat dipertahankan.
O : - K/U ibu baik.
T : 120/80 mmHg R : 20×/menit
N : 80×/menit S : 36°C
- Ekspresi wajah tidak menyeringai menahan sakit.
- Klien tampak lebih tenang, muka tidak tegang.
A : GIP00000, umur kehamilan 8 minggu mengalami perdarahan, abortus imminens dengan gangguan rasa nyaman nyeri dan cemas.
P : - Anjurkan pada ibu untuk kontrol apabila perdarahan berlanjut atau sewaktu-waktu ada keluhan.
- Anjurkan minum obat sesuai dosis.
- Beri motivasi pada ibu untuk mematuhi anjuran petugas seperti :
• Istirahat, tidak melakukan aktifitas berlebihan, hubungan sex.
• Makan minum dengan gizi seimbang.
• Segera datang ke petugas apabila perdarahan berlanjut.
DAFTAR PUSAKA
Hamilto Persis Mary, Dasar-Dasar Keprawatan Maternitas, Edisi – 6, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta 1995.
Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidabnan Kandungan dan Keluarga
Berencana, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998.
Lynda Jual Capertino, Diagnosa Keperawatn, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 1998.
Mochtar Rustam Prof, Dr, MPIL, Sinopsis Obstetri Jilid 2, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta,
Prawirohardjo Sarwono, Prof, Dr, DSOG, Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Neonatal,Yayasan Bina Pustaka, Jakarta, .
Sulaiman S, Ostetri Patologi, UNPAD Bandung
0 komentar:
Post a Comment