PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perubahan sistem respirasi pada masa
kehamilan diperlukan untuk pertumbuhan janin dan kebutuhan oksigen
maternal.Perubahan sistem respirasi meliputi perubahan kebutuhan oksigen,
dyspnea (sesak nafas) dan peningkatan volume tidal.
Selama kehamilan terjadi perubahan
fisiologi sistem pernafasan disebabkan oleh perubahan hormonal dan faktor
mekanik. Pengaruh hormonal (peningkatan kadar estrogen) menyebabkan ligamen
pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat.
Sedangkan perubahan mekanis meliputi elevasi posisi istirahat diafragma kurang
lebih 4 cm, peningkatan 2 cm tranversal saat sudut subkostal dan iga bawah
melebar, serta lingkar toraks melingkar kurang lebih 6 cm. Semua perubahan ini
disebabkan oleh pembesaran uterus akibat tekanan keatas. Perubahan-perubahan
ini diperlukan untuk mencukupi peningkatan kebutuhan metabolik dan sirkulasi
untuk pertumbuhan janin, plasenta dan uterus.Adanya perubahan-perubahan ini
juga menyebabkan perubahan pola pernapasan dari pernapasan abdominal menjadi
torakal yang juga memberikan pengaruh untuk memenuhi peningkatan konsumsi
oksigen maternal selama kehamilan.
Perubahan hormonal pembesaran mukosa
saluran respirasi pernafasan melalui hidung akan semakin sulit, sehingga wanita
hamil cenderung bernafas dengan mulut, terutama pada malam hari. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya xerostomia. Insidensi xerostomia pada wanita hamil
adalah sekitar 44%. Xerostomia ini akan meningkatkan frekuensi karies gigi.
Selain itu, peningkatan progesteron menyebabkan hiperventilasi.Hiperventilasi
pada kehamilan adalah hiperventilasi relatif, artinya kenaikan ventilasi
alveolar diluar pengaruh CO2 sehingga PaCO2 menurun.
Laju basal metabolisme meningkat selama
kehamilan seperti terbukti oleh peningkatan konsumsi oksigen. Laju Metabolisme
Basal (BMR) biasanya meningkat pada bulan ke-4 gestasi, meningkat 15% -20% pada
akhir kehamilan, dan kembali ke nilai sebelum hamil pada hari ke-5 atau ke-6
pascapartum. Peningkatan BMR mencerminkan peningkatan kebutuhan O2 di unit
janin-plasenta-uterus serta peningkatan konsumsi O2 akibat peningkatan kerja
jantung ibu.Kebutuhan O2 ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju
metabolik dan peningkatan kebutuhan O2 jaringan uterus dan payudara. Dengan
semakin tuanya kehamilan, pernafasan dada menggantikan pernafasan perut dan
penurunan diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit.Namun karena adanya
peningkatan kebutuhan O2, menyebabkan adanya penurunan kadar CO2 yang
menyebabkan alkalosis.
Selain itu, peningkatan vaskularisasi,
sebagai respon peningkatan kadar estrogen, membuat kapiler membesar sehingga
terbentuklah edema dan hiperemia pada traktus pernafasan atas. Kondisi ini
meliputi sumbatan pada hidung dan sinus, epistaksis, perubahan suara,
dll.Peningkatan ini juga membuat membran timpani dan tuba eustaki bengkak,
nyeri pada telinga, atau rasa penuh di telinga.
Selama melahirkan, konsumsi O2 dapat
meningkat 20-25 %.Bila fungsi paru terganggu karena penyakit paru, kemampuan
untuk meningkatkan konsumsi oksigen terbatas dan mungkin tidak cukup untuk
mendukung partus normal, sebagai konsekuensi fetal distress dapat terjadi.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian kehamilan?
2.
Bagaimana fisiologi kehamilan itu?
3.
Apa pengertian asma?
4.
Bagaimana etiologi terjadinya Asma?
5.
Apa saja tanda dan gejala penyakit asma?
6.
Bagaimana patofisiologi penyakit asma?
7.
Bagaimana cara penatalaksanaan asma?
8.
Apa pengaruh asma terhadap kehamilan?
9.
Apa saja hal- hal yang dapat mencegah
asma saat hamil?
1.3
Tujuan
1.3.1 Tujuan
umum
Mahasiswa
mampu mengetahui, memahami dan dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan asma.
1.3.2 Tujuan khusus
1.
Mampu melakukan pengkajian yaitu mengumpulkan data
subjektif dan data objektif pada ibu hamil dengan asma.
2.
Mampu menganalisa data yang diperoleh.
3.
Mampu merumuskan diagnosa kebidanan pada ibu hamil
dengan asma.
4.
Mampu membuat rencana tindakan kebidanan pada ibu
hamil dengan asma.
5.
Mampu melaksanakan tindakan kebidanan sesuai rencana
6.
Mampu mengevaluasi tindakan kebidanan yang telah
dilaksanakan.
1.4 Manfaat
1.4.1 Penyusun
a.
Penyusun dapat lebih memahami tentang asma pada ibu
hamil
b.
Penyusun dapat lebih
memahami tentang bagaimana cara penulisan asuhan
kebidanan
dengan benar.
1.4.2 Institusi
Dapat mengukur tingkat kemampuan
mahasiswa dalam menguasai materi dan praktek di lapangan.
1.4.3 Lahan
Praktek
Ikut berpastisipasi dalam dunia
pendidikan untuk menciptakan tenaga kesehatan yang profesional dan kompeten.
1.4.4 Klien
a.
Memperoleh pengetahuan
tentang kesehatannya melalui KIE yang dilakukan oleh para mahasiswa.
b.
Merasa terbantu dengan
tindakan yang dilakukan oleh para mahasiswa dalam merawat klien.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Pengertian
Kehamilan
Masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal
adalah 250 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir.
(Pelayanan
Kesehatan Maternal Neonatal hal 89)
Kehamilan
merupakan pertemuan sel telur dan sperma, nidasi, tumbuh kembang dalam rahim
merupakan mata rantai yang berkesinambungan.
( Ilmu kebidanan,yayasan bina pustaka
Sarwono prawiroharjo, Jakarta 2005)
Kehamilan adalah keadaan yang
diawali dengan bertemunya sel sperma dan ovum kemudian membentuk zigot, dalam
proses selanjutnya zigot akan berubah menjadi morulla, blastula, blastokist,
yang akan melakukan nidasi pada endometrium. Kemudian hasil konsepsi (janin dan
plasenta) akan tumbuh dan berkembang sampai aterim dan di akhiri persalinan.
(Sastrawinata,
1983:100)
Kehamilan adalah masa yang dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya janin.
(Syarifuddin
: 2001)
Kehamilan
adalah periode dimana ovum yang telah dibuahi, berkembang didalam uterus,
mengalami proses diferensiasi dan terus berkembang sampai bisa menunjang
sendiri kehidupannya diluar uterus.
(Mochtar Rustam : 1988)
2.2
Fisiologi Kehamilan
2.2.1
Tanda – tanda kemungkinan hamil :
1.
Amenorrhea
2.
Mual dan muntah
3.
Payudara
membesar, tegang dan sedikit nyeri
4.
Anoreksia
5.
Sering kencing
6.
Obstipasi
7.
Pigmentasi kulit
8.
Tanda hegar
9.
Tanda chadwick
10.
Tanda piscasec
11.
Perut membesar
2.2.2
Tanda-tanda pasti hamil :
1.
Teraba ballottement
2.
DJJ
3.
Adanya pergerakan janin
4.
Adanya bayangan janin (USG)
5.
Teraba bagian anak
2.3
Definisi
Asma
Asma adalah kondisi
dimana otot-otot bronchi (saluran udara pada paru) mengalami kontraksi
penyempitan sehingga menyulitkan pernapasan.
Asma bronchialis adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasinya adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan.
Asma bronchialis adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasinya adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan.
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan
banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan
hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa
mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau
dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang
luas, bervariasi dan seringkali bersifat
reversibel dengan atau tanpa pengobatan.
2.4
Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronchialis.
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronchialis.
1.
Faktor predisposisi
Genetik:
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunnya yang jelas penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus.Selain itu hipersensitifitas saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunnya yang jelas penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus.Selain itu hipersensitifitas saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.
2.
Faktor prepisitasi
1)
Alergen
Dimana alergen
dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a.
Inhalan, yang masuk melalui saluran
pernapasan
contoh: debu, bulu binatang, serbuk bunga, bakteri
dan polusi.
b.
Ingestan, yang masuk melalui mulut
contoh: makanan dan obat-obatan.
c.
Kontakan, yang masuk melalui kontak
dengan kulit
contoh: perhiasan
2)
Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering
mempengaruhi asma.Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu
terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan
musim,seperti: musim hujan, musim kemarau.
3)
Stres
Stres atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus
serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.Disamping
gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami
stres/gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah
pribadinya. Karena jika stresnya belumdiatasi maka gejala asmanya belum bisa
diobati
4)
Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya
serangan asma.Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja.Misalnya orang yang
bekerja dilaboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, dan polusi lalu
lintas.
5)
Olahraga dan aktifitas jasmani yang
berat
Sebagian besar penderita akan mendapat serangan jika
melakukan aktifitas jasmani dan olahraga yang berat. Lari cepat paling mudah
menimbulkan serangan asma.Serangan asma terjadi biasanya segera setelah aktifitas.
2.5
Patofisiologi
Etiologi
: zat- zat alergi, infeksi saluran nafas, lingkungan, factor psikis
|
Bronkospasme
|
ASMA BRONKIAL
|
Ditandai suara nafas
tambahan: ronchi, whezing
|
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
|
Takikardi
|
Palpitasi
|
Kebingungan
|
Ansietas
|
Tidak
tahu tentang prognosis penyakit
|
Kurang
informasi
|
Suplai O2 ke alveoli
menurun
|
Hipoksia
|
Suplai
O2 ke janin menurun
|
Resiko
hipoksia janin
|
Dipsneu
|
Penggunaan
alat bantu pernafasan
|
Kelemahan
/ keletihan
|
Intoleransi
aktifitas
|
Janin
|
Ibu
|
Spasme
otot bronkus, penyumbatan mucus, oedema, inflamasi dinding bronkus
|
2.6
Tanda
dan Gejala Asma
1.
Kesulitan bernafas
2.
Kenaikan denyut nadi
3.
Nafas berbunyi, terutama saat
menghembuskan udara
4.
Batuk kering
5.
Kejang otot di sekitar dada
2.7
Penatalaksanaan
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah
:
1.
Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan
segera
2.
Mengenal dan menghindari faktor-faktor
yang dapat mencetuskan serangan asma
3.
Memberikan penerangan kepada penderita
ataupun keluarganyamengenai penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang
perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan pengobatnnya yang
diberikan dan bekerja sama dengan dokter ataupun perawat yang merawatnya.
Pengobatan pada asma bronchial
terbagi 2, yaitu :
1)
Pengobatan non Farmakologik
a.
Memberikan penyuluhan
b.
Menghindari faktor pencetus
c.
Fisiotherapy
d.
Beri O2 bila perlu
2)
Pengobatan farmakologi
a.
Bronkodilator yang melebarkan saluran
nafas
Seperti aminofilin atau kortikosteroid inhalasi atau
oral pada serangan asma ringan.Obat antiasma umunya tidak berpengaruh negatife
terhadap janin kecuali adrenalin.Adrenalin mempengaruhi pertumbuhan janin
karena penyempitan pembuluh darah kejanin yang dapat menggangu oksigenasi pada
janin tersebut.
b.
Menangani serangan asma akut (sama
dengan wanita tidak hamil), yaitu:
a) Memberikan
cairan intravena
b) Mengencerkan
cairan sekresi paru
c) Memberikan
oksigen
d) Cek
fungsi paru
e) Cek
janin
f) Memberikan
obat kortikosteroid
2.8
Pengaruh
Terhadap Kehamilan
1.
Keguguran
2.
persalinan premature
3.
pertumbuhan janin terhambat
2.9
Hal-hal
Untuk Mencegah Agar Tidak Terjadi Asma pada Saat Hamil
1.
Jangan merokok
2.
Kenali faktor pencetus
3.
Bila tetap mendapat serangan asma,
segera berobat untuk menghindari terjadinya kekurangan oksigen pada janin
4.
Hanya minum obat-obatan yang di anjurkan
dokter
5.
Hindari faktor resiko lain selama
kehamilan
6.
Jangan memelihara kucing atau hewan
berbulu lainnya
7. Pilih
tempat tinggal yang jauh dari faktor polusi, juga hindari lingkungan dalam
rumah dari perabotan yang membuat alergi. Seperti bulu karpet, bulu kapuk, asap
rokok, dan debu yang menempel di alat-alat rumah tangga
8. Hindari
stres dan ciptakan lingkungan psikologis yang tenang
9. Sering-sering
melakukan rileksasi dan mengatur nafas
10. Lakukan
olahraga atau senam asma, agar daya tahan tubuh makin kuat sehingga tahan
terhhadap faktor pencetus
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1
Pengkajian
Hari
/ Tanggal : Selasa / 23 Desember 2014 Jam : 08.40 WIB
Ruang : Poli KIA
Pengkaji : Irma Afianti
3.1.1
Data
Subyektif
1.
Identitas
Identitas klien
Nama : Ny. “ N ”
Umur : 22 tahun
Jenis
kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jrebeng Kidul RT: 007 RW:
001
Suku/Bangsa : J/I
Identitas suami
Nama : Tn. “ T ”
Umur : 25 tahun
Jenis
kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :
SD
Pekerjaan :
Bangunan
Alamat : Jrebeng Kidul RT: 007 RW:
001
Suku/Bangsa
: J/I
2.
Keluhan
Ibu
mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya yang ketiga, usia kehamilan 4
bulan, Ibu mengatakan sesak nafas sejak
3 hari yang lalu
3.
Riwayat
Kesehatan
1)
Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu
mengatakan bahwa mempunyai penyakit menurun yaitu asma sejak masih kecil, tapi
tidak mempunyai kencing manis, darah tinggi, dan tidak mempunyai penyakit
menular, seperti penyakit kuning, penyakit menular seksual, serta tidak
mempunyai penyakit menahun seperti, jantung.
2)
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu
mengatakan bahwa didalam keluarganya mempunyai penyakit menurun seperti, asma, tidak
mempunyai kencing manis, darah tinggi, dan tidak mempunyai penyakit menular,
seperti penyakit kuning, penyakit menular seksual, serta tidak mempunyai
penyakit menahun seperti, jantung dan ibu mengatakan mempunyai riwayat keturunan
kembar.
3)
Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan
saat ini menderita penyakit sesak nafas, namun tidak menderita penyakit menular
seperti hepatitis, HIV/ AIDS, dan ibu pada saat ini tidak pernah minum obat-
obatan tertentu, minum jamu, ibu hanya minum obat yang diberikan oleh bidan.
4.
Riwayat
Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : haid 1 bulan sekali (
28- 30 hari)
Banyaknya :
2- 3 kali ganti tela
Lamanya : 5- 7 hari
Dysmenorhea : haid hari ke 1- 2
HPHT : 20 September 2014
5.
Riwayat
kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Hamil
ke-
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Anak
|
Nifas
|
||||||||
UK
|
Penyu-lit
|
Penol-ong
|
Temp-at
|
JP
|
Penol-ong
|
Kompli-kasi
|
JK
|
BB
(gr)
|
Hidup/
Mati
|
Abortus
|
||
1.
|
9 bulan
|
Asma
|
Bidan
|
RS
|
SC
|
Dokter
|
Asma
|
P
|
3500
|
Hidup
3,5 thn
|
-
|
Normal
|
2.
|
3 bulan
|
Abortus
|
Normal
|
|||||||||
3.
|
Hamil
|
ini
|
6.
Riwayat
kehamilan sekarang
1)
Ibu mengatakanhamil anak ketiga
2)
Usia kehamilan 4 bulan
3)
ANC :
TM 1 : 2 kali
TM 2 : 1 kali
TM 3 : -
4)
Imunisasi TT : TT2
7.
Riwayat
KB
Ibu
mengatakan sebelum hamil, ibu menggunakan KB suntik 3 bulanan
8.
Pola
Fungsi Kesehatan
1)
Pola Persepsi Dan Pemeliharaan Kesehatan
Ibu
mengatakan selalu periksa ke tenaga kesehatan terdekat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan selanjutnya.
2)
Pola Persepsi Diri
Ibu mengatakan senang atas kehamilannya
yang ketiga
3)
Pola Seksualitas
Ibu
mengatakan selama hamil tidak berani melakukan hubungan seksual dengan suami
4)
Pola Peran Dan Hubungan Interpersonal
Ibu
mengatakan bahwa hubungan antar keluarga dan tetangga sangat baik.Klien
mengatakan perannya dalam keluarga adalah sebagai istri dan ibu bagi anaknya.
5)
Pola Manajemen Koping – Stress
Ibu
mengatakan setiap ada masalah, selalu bercerita dengan keluarga dan suaminya.
6)
Sistem Nilai dan Keyakinan.
Ibu
mengatakan selalu melaksanakan sholat 5 waktu.
7)
Pola Kebiasaan Sehari- Hari
No
|
Kebutuhan
|
Sebelum Hamil
|
Saat Hamil
|
1.
|
Nutrisi
a.
Pola Makan
b.
Pola Minum
|
·
Frekuensi makan
3 kali sehari
·
Komposisi: nasi, lauk, sayur
·
Porsi: dihabiskan
·
- Minum air putih
·
Frekuensi
- Air putih 8 gelas/ hari
|
·
Frekuensi makan
2
x sehari
·
Komposisi: nasi,lauk,sayur
·
Porsi : tidak dihabiskan
·
Air putih
·
Frekuensi
- Air putih 8 gelas / hari
|
2.
|
Istirahat / tidur
|
·
Siang
Frekuensi : ± 1- 2 jam
Jam : 12.00- 14.00
·
Malam
Frekuensi : ± 7- 8 jam
Jam : 21.00-05.00
|
·
Siang
Frekuensi : ± 1jam
Jam : 12.00- 13.00
·
Malam
Frekuensi : ± 6- 7 jam
Jam : tidurnya sering terganggu
|
3.
|
Eliminasi
a.
BAK
b.
BAB
|
·
BAK normal 4– 5x / hari.
·
Warna : kuning jernih
·
Konsistensi : cair
·
Frekuensi :1x/ hari
·
Warna : kuning
·
Konsistensi : lunak
|
·
BAK : 5-
6 x/hari
·
Warna : kuning jernih
·
Konsistensi : cair
·
Frekuensi : 2hari sekali
·
Warna : kuning
·
Konsistensi :lunak
|
4.
|
Aktifitas
|
·
Aktifitas sehari- hari
mengerjakan pekerjaan rumah tangga
|
·
Aktifitas sehari- hari
mengerjakan pekerjaan rumah dibantu suami dan keluarga
|
5.
|
Kebersihan
a.
Cara mandi
b.
Cara merawat gigi
c.
Cara merawat rambut
d.
Pakaian
|
·
Mandi di kamar mandi 2 kali sehari.
·
Gosok gigi dengan
pasta gigi 2 kali sehari.
·
Keramas dengan shampoo 3 kali / minggu di kamar mandi.
·
Ganti pakaian tiap hari.
·
Mengganti CD 2 kali sehari.
|
·
Mandi di kamar mandi, 2- 3 kali sehari.
·
Gosok gigi dengan
pasta gigi 2 kali sehari.
·
Keramas dengan shampoo 3 kali / minggu di kamar mandi.
·
Ganti pakaian tiap hari.
·
Mengganti CD 2 kali sehari.
|
9.
Riwayat
Ketergantungan
Ibu dan anggota
keluarganya tidak pernah ketergantungan pada obat- obatan, tidak minum jamu
tradisional, kopi, dan minum yang mengandung alcohol, suami ibu merokok.
10.
Latar
Belakang Sosial Budaya
Didalam
lingkungan keluarga ibu yang bersuku “J” tidak terdapat kebiasaan- kebiasaan
dan pantangan- pantangan bagi ibu hamil.
3.1.2
Data
Objektif
1.
Pemeriksaan
Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran :
compos mentis
Tanda – Tanda Vital :
Tekanan darah : 110/ 70 mmHg
Nadi : 84 kali / menit
RR : 20 kali / menit
Suhu :
36,6 ᴼC
BB :
75,5 Kg
TB : 145 cm
LILA : 30 cm
HPL : 27 Juni 2015
2.
Pemeriksaan
Fisik
a.
Kepala
Inspeksi : kulit kepala bersih, tidak ada ketombe,
tidak ada bekas
luka,
rambut hitam, bergelombang, tidak rontok, panjang
sebahu
Palpasi : tidak ada benjolan abnormal dan tidak ada
nyeri tekan
b.
Wajah
Inspeksi : bentuk muka oval, tidak ada jerawat, tidak
sianosis,
tidak
pucat
Palpasi
: tidak oedem
c.
Mata
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, sklera tidak
ikterus
Palpasi
: palpebra tidak oedema,
konjungtiva tidak anemis
d.
Hidung
Inspeksi : lubang hidung simetris kanan dan kiri,
septum nasal tepat
beradadi
tengah, tidak ada sekret, terkesan bersih, tidak ada
polip.
Palpasi
: tidak ada benjolan abnormal
e.
Telinga
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, tidak ada serumen,
auricula
terbentuksempurna,
tidak mengalami gangguan
pendengaran.
f.
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir lembab, simetris atas dan bawah, tidak
stomatitis,
tidak ada labio skisis, lidah terkesan bersih,
terdapat
gigi carries
g.
Leher
Inspeksi : leher terkesan bersih, tidak ada lesi.
Palpasi : tidak ada hipertiroid, tidak ada
bendungan vena jugularis,
teraba
nadi karotis.
h.
Dada
Inspeksi : bentuk dada datar, tidak ada retraksi dinding dada
berlebih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi :wheezing +
Pernafasan : 20 x / menit
i.
Payudara
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, puting susu menonjol kanan
kiri,
terdapat hiperpigmentasi areola mammae
Palpasi : tidak ada benjolan abnormal, tidak terdapat nyeri tekan
j.
Abdomen
Inspeksi
: terkesan bersih, terdapat luka bekas
operasi SC, tidak ada
strie
gravidarum.
Palpasi : LeopoldI
: TFU: 3 jari atas symphisis,
ballottement
+
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan
Mc. Donals : TFU: 5 cm
Perkusi : tidak kembung
Auskultasi: DJJ: belum terdengar
k.
Genetalia
Inspeksi : Tidak dikaji
Palpasi :
Tidak dikaji
l.
Anus
Inspeksi : Tidak dikaji
Palpasi :
Tidak dikaji
m. Ekstremitas
atas
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, jari lengkap,
tidak ada varises,
pergerakan
normal, kulit lembab.
Palpasi : tidak ada oedema kanan dan kiri.
n.
Ekstremitas bawah
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, jari lengkap, tidak ada varises,
pergerakan
normal, kulit lembab.
Palpasi : tidak ada oedema kanan dan kiri
Perkusi : reflek patela +/+
3. Pemeriksaan Panggul Luar
a)
Distansia spinarum : tidak dilakukan
b)
Distansia cristarum : tidak dilakukan
c)
Konjugata eksterna : tidak dilakukan
d)
Lingkar panggul : tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 23 Desember 2014
Pemeriksa : Sri Yuliastuti
Golongan darah : B+
Hb :
11,6 gr%
B24
: - (negatif)
3.2
Intepretasi
Data Dasar
3.2.1
Kehamilan
Ini
Dx : G3P1001Ab100
UK 12- 14 minggu ballottement (+) keadaan ibu
dan janin baik dengan
Asma
Ds : - ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya yang
ketiga
-
Ibu mengatakan usia kehamilan 4 bulan
-
HPHT : 20 September 2014
Do : - Kesadaran : compos mentis
- Keadaan Umum :
baik
- TTV :
Tekanan darah : 110/ 70 mmHg
Nadi : 84 x/ menit
Suhu : 36,6 ᴼC
RR : 20 x/ menit
-
Abdomen : terkesan bersih, terdapat luka
bekas operasi
SC, tidak ada strie gravidarum.
-
Palpasi : Leopold I : TFU: 3 jari atas symphisis,
ballottement +
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan
Mc. Donals : TFU: 5 cm
- Perkusi : tidak kembung
- Auskultasi :
DJJ: belum terdengar
- HPL :
27 Juni 2015
3.2.2
Masalah
: asma (sesak nafas)
Dx : G3P1001Ab100UK
12- 14 minggu ballottement (+) keadaan ibu
dan janin baikdengan Asma
Ds
: - Ibu mengatakan sesak nafas sejak 3 hari yang lalu
-
Ibu mengatakan bahwa mempunyai penyakit
menurun yaitu asma sejak masih kecil
-
Ibu mengatakan suami ibu perokok
-
Riwayat persalinan pertama ibu dengan
operasi SC
Do : - Kesadaran : compos mentis
- Keadaan Umum :
baik
- TTV :
Tekanan darah : 110/ 70 mmHg
Nadi : 84 x/ menit
Suhu : 36,6 ᴼC
RR : 20 x/ menit
-
Dada :
wheezing +
3.3
Identifikasi
diagnosa dan masalah potensial
Potensial terjadi Hipoksia pada janin
3.4
Identifikasi
kebutuhan segera
1.
Melakukan pemantauan kehamilan
2.
Membantu memperlancar pernafasan ibu
dengan tindakan mengatur posisi ibu, membersihkan jalan nafas, berikan
oksigen/inhalasi
3.
Berkolaborasi
dengan dokter dalam pemberian terapi dan bila terdapat komplikasi
3.5
Intervensi
Tanggal
: 23-12-2014
Jam : 08.50 WIB
Dx : G3P1001Ab100
UK 12- 14 minggu ballottement (+) keadaan ibu
dan
janin baik dengan Asma
1.
Beritahu ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan
R/ Ibu mengetahui tentang
keadaannya
2. Anjurkan
ibu tidur dengan posisi fowler
R/ memperlancar jalan nafas ibu
3. Anjurkan
ibu untuk istirahat cukup dan mengurangi aktifitasnya yang berlebihan
R/ Mengurangi tingkat
kelelahan ibu yang mempengaruhi keadaan ibu
4. Beritahu
ibu untuk menghindari faktor pencetus asma
R/mengurangi penyebab kambuhnya asma
yang akan memperburuk keadaan ibu
5. Berikan
ibu dukungan emosional
R/ mengurangi factor stress yang
bisa mempengaruhi keadaan ibu
6. Beritahu
ibu dan keluarga mengenai tanda bahaya kehamilan dan penyakit asma
R/ ibu dan keluarga dapat mengenali
jika terdapat tanda bahaya yang terjadi
7. Anjurkan
ibu untuk makan- makanan yang bergizi
R/ memenuhi asupan nutrisi ibu dan
janin, memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh
8. Anjurkan
pada ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi atau bila ada keluhan
R/ untuk mengobservasi
keadaan ibu
9. Berikan
terapi pada ibu
R/ mengurangi keluhan
10. Dokumentasi
R/ melakukan rekam medic
3.6
Implementasi
Tanggal : 23-12-2014 Jam: 08. 53 WIB
Dx : G3P1001Ab100
UK 12- 14 minggu ballottement (+) keadaan ibu
dan
janin baik dengan Asma
1.
Memberitahuibu dan keluarga hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan
. Ibu dalam kondisi yang kurang baik,
TTV : Tekanan darah : 110/ 70 mmHg
Nadi : 84 x / menit
Suhu : 36,6 ᴼC
RR : 20 x / menit
2. Menganjurkan
ibu tidur dengan posisi fowler yaitu setengah duduk agar membantu memperlancar
jalan nafas ibu,dan mengurangi terjadinya sesak saat ibu bernafas.
3. Menganjurkan ibu untuk istirahatcukup
dan
mengurangi aktifitasnya yang berlebihan
a. Menjelaskan kepada ibu tentang
pentingnya istirahat, tidur siang minimal 1 jam dan tidur malam minimal 8-9 jam
b. Menganjurkan ibu untuk tidak bekerja terlalu berat dan
selalu menjaga ketenangan pikiran, misalnya yoga
4. Memberitahukan
ibu menghindari faktor pencetus asma yaitu dengan menghindari asap rokop, asap
kendaraan, dan debu
5. Memberikan
ibu dukungan emosional, baik dari suami dan keluarga, agar ibu tidak stres dan
tidak terlalu banyak pikiran sehingga dapat membantu meredakan gejala asma.
6. Memberitahu
ibu tanda bahaya kehamilan, seperti pusing kepala hebat, mata berkunang-kunang,
nyeri perut yang hebat, gerakan janin berkurang atau janin tidak bergerak, dan
bahaya berlanjut penyakit asma seperti sesak nafas berlebihan atau tidak bisa
bernafas, batuk berlebihan, jika ibu mengalami salah satu atau lebih dari tanda
bahaya tersebut segera memeriksakan ketempat pelayanan kesehatan terdekat untuk
segera mendapat pertolongan.
7. menganjurkan
ibu untuk makan- makanan yang bergizi seperti sayuran hijau, ikan laut, hati
sapi, dan buah- buahan, ibu bersedia
8. menganjurkan
pada ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi atau bila ada keluhan, ibu
bersedia
9. Memberikan
ibu terapi dan cara meminumnya yaitu tablet fe 1x1 diminum pada malam hari
menjelang tidur dengan menggunakan air putih atau air jeruk agar dapat
meningkatkan keefektifitasan penyerapan obat dalam tubuh, dan jangan
menggunakan air teh, atau kopi karena mengandung kafein yang dapat menghambat
penyerapan obat, Salbutamol tablet 2 x 1 diminum setelah makan.
10. Mendokumentasikan
pada rekam medic dan buku KIA ibu
3.7
Evaluasi
Tanggal
: 23-12-2014
Jam: 09. 00 WIB
Dx : G3P1001Ab100
UK 12- 14 minggu ballottement (+) keadaan ibu
dan
janin baikdengan Asma
S :
ü Ibu
mengatakan sesak nafas sejak 3 hari yang lalu
ü Ibu
mengatakan bahwa mempunyai penyakit menurun yaitu asma sejak masih kecil
ü HPHT : 20 September 2014
ü Ibu
mengatakan suami ibu perokok
ü Riwayat
persalinan pertama ibu dengan operasi SC
O : Kesadaran : compos mentis
- Keadaan Umum : baik
- TTV :
Tekanan darah : 110/ 70 mmHg
Nadi : 84 x/ menit
Suhu : 36,6 ᴼC
RR : 20 x/ menit
-
Dada : wheezing +
-
Abdomen : terkesan bersih, terdapat luka
bekas operasi
SC, tidak ada strie gravidarum.
Leopold I : TFU: 3 jari atas symphisis,
ballottement +
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan
Mc. Donals : TFU: 5 cm
- Perkusi :
tidak kembung
- Auskultasi :
DJJ: belum terdengar
-
HPL :
27 Juni 2015
A : G3P1001Ab100
UK 12- 14 minggu ballottement (+) keadaan ibu
dan janin baik dengan
Asma
P :
1.
Lanjutkan intervensi
2.
Anjurkan ibu untuk tidur dengan posisi
fowler
3.
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup dan
mengurangi aktifitasnya
4.
Beritahu ibu untuk menghindari factor
pencetus asma, seperti asap rokok, debu, menjauh dari orang yang sakit flu,
menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan pemanis buatan, jangan
minum es
5.
Berikan ibu dukungan emosional
6.
Beritahu ibu dan keluarga tanda bahaya
kehamilan
7.
Anjurkan ibu untuk makan makanan bergizi
8.
Anjurkan ibu untuk ANC rutin
9.
Berikan terapi pada ibu
10.
Dokumentasi pada rekam medik
11.
Kolaborasi dengan dokter bila terjadi
komplikasi
BAB
IV
PEMBAHASAN
Asma adalah kondisi
dimana otot-otot bronchi (saluran udara pada paru) mengalami kontraksi
penyempitan sehingga menyulitkan pernapasan.asma merupakan salah satu
penyakit menurun, dan hanya dapat dicegah dengan cara menghindari faktor
pencetus asma agar asma tidak kambuh. Macam- macam faktor pencetus asma
misalnya asap rokok, polusi udara, debu rumah, debu jalanan, bulu hewan, cuaca
dan alergi.
Setelah melihat hasil penelitian
yang dilakukan, didapat bahwa riwayat penyakit keluarga termasuk penyebab asma pada Ny. N.Didalamlaporan dijelaskan bahwa riwayat
asma adalah suatu penyakit yang diderita oleh keluarga Ny. N. Ny. N telah menderita asma sejak kecil. Setelah
melihat pada data subjektif, pada riwayat ketergantungan ibu mengatakan bahwa
suaminya adalah seorang perokok, padahal asap rokok adalah salah satu factor
pencetus kambuhnya asma sehingga ibu harus menghindari asap rokok.
Penatalaksanaan
yang dilakukan pada kasus ini adalah dengan menganjurkan pada ibu untuk tidur
dengan posisi semi fowler, menghindari factor pencetus asma seperti asap rokok,
debu, menjauh dari orang yang sedang sakit flu, tidak makan makanan yang mengandung
bahan pengawet dan pemanis buatan, dan hindari minum es, menganjurkan ibu untuk
ANC rutin agar dapat mengobservasi keadaan ibu, dan melakukan kolaborasi dengan
dokter bila terjadi komplikasi.
Setelah
melihat dari teori dan mengamati dalam praktek, tidak terdapat kesenjangan
antara teori dengan prakteknya.Justru terdapat kesesuaian antara teori dengan
keadaan sebenarnya.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Asma merupakan
salah satu penyakit saluran nafas yang sering dijumpai dalam kehamilan dan persalinan.
Pengaruh kehamilan terhadap timbulnya asma tidak sama pada penderita, bahkan
pada seorang penderita asma, serangannya tak sama pada kehamilan pertama dan
berikutnya. Biasanya serangan akan timbul mulai UK 24-36 minggu dan pada akhir
kehamilan jarang terjadi serangan.Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat
tergantung dari sering beratnya serangan, karena ibu dan janin akan kekurangan
oksigen atau hipoksia. Keadaan hipoksia bila tidak segera diatasi tentu akan
berpengaruh pada janin dan sering terjadi keguguran, partus prematur, dan
gangguan pertumbuhan janin
Faktor
pencetus timbulnya asma antaralain zat-zat alergi, infeksi saluran pernafasan,
pengaruh udara dan faktor psikis. Penderita selama kehamilan perlu mendapat
pengawasan yang baik, biasanya penderita mengeluh nafas pendek, berbunyi,
sesak, dan batuk-batuk.Diagnosis dapat ditegakkan seperti asma diluar
kehamilan.
5.2
Saran
5.2.1
Penyusun
Tentu
dalam laporan ini terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari kualitas maupun
kuantitas, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak dan semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.
5.2.2
Institusi
Peran
institusi dalam pembuatan laporan ini juga sangat berperan penting. Dimana
bimbingan yang telah diberikan membuat penyusun mengerti tentang bagaimana carapenyusunan
asuhan kebidanan dengan benar. Saran untuk institusi adalah untuk lebih baik dalam
membimbing anak didiknya agar menjadi lebih baik lagi.
5.2.3
Lahan
Praktek
Selain
peran institusi, peran lahan praktik dalam penyelesaian laporan ini juga sangat
penting.Dimana bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penyusun membuat penyusun
mempunyai banyak pengetahuan baru.
5.2.4
Klien
Peran
terpenting dalam terselesainya laporan ini tentunya adalah klien. Tanpa adanya
klien tentu laporan ini tidak akan menjadi sebuah laporan. Saran untuk klien
yang ingin penyusun sampaikan hanyalah
sebatas agar klien dapat lebih kooperatif dengan penyusun, agar hubungan antara
klien dengan penyusun dapat terjalin lebih baik lagi, sehingga penyusun dapat
memberikan asuhan kebidanan secara maksimal.
0 komentar:
Post a Comment