Kumpulan Lengkap Artikel Asuhan Kebidanan Terbaru 2023

TEORI INC

BAB I
TINJAUAN TEORI

1.1    Definisi
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain  dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Depkes, 2008).

1.2    Etiologi
Sebab-sebab mulainya persalinan belum diketahui secara jelas, ada banyak faktor yang memegang dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan.
a.    Penurunan kadar progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sedangkan estrogen meningkatkan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar estrogen dan progesteron di dalam darah. Tetapi pada akhir kehamilan, kadar progesteron menurun sehingga menimbulkan his.
b.    Teori oksitosin
Pada akhir kehamilan oksitosin bertambah, oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim.
c.    Keregangan otot-otot
Seperti halnya kandung kencing dan lambung, bila dinding teregang oleh karena isinya bertambah, maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan, semakin teregang otot-otot dan akan makin rentan pula.
d.    Pengaruh janin
Hipotesis dan kelenjar suprarenal janin juga memegang peranan oleh karena itu pada anencephalus, kehamilan sering lama daripada biasanya.



e.    Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua disangka menjadi salah satu permulaan persalinan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 dan E2 yang diberikan secara IV menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong oleh adanya kadar prostaglandin yang tinggi, baik pada air ketuban maupun darah perifer pada ibu hamil sebelum melahirkan/ selama persalinan (Hafifah, 2011).
f.     Teori plasenta menjadi tua
Plasenta yang makin tua menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan ketegangan darah dan menimbulkan adanya kontraksi uterus.
g.    Teori iritasi mekanik
Dibelakang servik terdapat ganglion servikalis (fleksus frankleutster). Bila ganglion ini digeser dan diletakkan, misalnya oleh kepala janin akan timbul kontaksi uterus.
h.    Induksi partus
-            Ganglion baminoria: beberapa laminoria dimasukkan ke dalam kanalis
sevikalis dengan tujuan memasang fleksus
fankohauser.
-            Amniotomi                       : pemecah ketuban
-            Oksitosin drip       : pemberian oksitosin menurut tetesan permenit.

1.3    Tanda-tanda Persalinan
a.     Tanda-tanda permulaan persalinan
1.      Lightening/ setting/ doopping
Kepala turun memasuki PAP terutama pada primi gravida, pada multi gravida tidak terlalu kelihatan
2.      Perut kelihatan tambah melebar
3.      Perasaan sering susah kencing, kandung kemih tertekan oleh bagian terendah janin.
4.      Perasaan sakit di perut dan pinggang oleh adanya kontaksi lebih di uterus. Kadang disebut Fase labour paln.
5.      Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bila bercampur darah.

b.    Tanda-tanda inpartu
1.      Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
2.      Keluar lendir darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada servik
3.      Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4.      Pada pemeriksaan dalam, serviks datar dan pembukaan telah ada
c.     Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan
1.      Kekuatan mendorong janin keluar
a)    His (kontraksi uterus)
b)   Kontraksi otot-otot dinding perut
c)    Kontraksi diafragma
d)   Ligamentum action terutama ligamentum rotundum
2.      Faktor janin
a)    Kepala janin dan ukurannya
b)   Sikap
c)    Letak
d)   Presentasi
3.      Faktor jalan lahir

1.4    Mekanisme Persalinan
1.    Kala I (Kala Pembukaan)
a.    Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm dalam 7-8 jam (primigravida) dan ± 2 jam (multigravida)
b.    Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi) dianggap adekuat/ memadai jika terjadi 3x/ lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik/ lebih.
Dari pembukaan 4 cm hingga pembukaan lengkap 10 cm dengan kecepatan rata-rata 1 cm/jam (primi) atau lebih dari 1-2 cm (multi).
Terjadi penurunan bagian terendah janin:
a)    Akselerasi           : pembukaan 4-5 cm selama ± 2 jam
b)   Dilatasi maksimal           : pembukaan 5-9 cm selama ± 2 jam
c)    Deselerasi           : pembukaan 9-10 cm selama ± 2 jam
Pada primigravida servik mendatar terlebih dahulu kemudian dilatasi berlangsung 13-14 jam, sedangkan pada multigravida servik mendatar dan membuka dapat terjadi bersamaan dan berlangsung 6-7 jam.
2.    Kala II (Pengeluaran Janin)
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi (Wiknjosostro 2002).
a.    Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
b.    Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan vaginanya
c.    Perineum menonjol
d.    Vagina dan spingter ani membuka
e.    Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
f.     Gerakan utama anak:
1.      Turunnya kepala: asynclitismus anterior, asynclitismus posterior
2.      Flexi
3.      Putar paksi dalam
4.      Ekstensi
5.      Putar paksi luar
6.      Ekspulsi
g.    Bayi baru lahir
1.      Menilai apakah bayi menangis kuat, bernafas, gerak aktif atau lemas
2.      Pencegahan kehilangan panas
3.      Merawat tali pusat
4.      Pemberian salep mata oxytetraxicline 1%
5.      Injeksi vit. K 1 mg
6.      Pemberian Hepatitis B 1 jam setelah injeksi vit. K
7.      IMD
3.    Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir, kontraksi uterus istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan TFU setinggi pusat, beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran uri dalam 10-15 menit. Seluruh plasenta lepas dan terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan/ dengan sedikit dorongan. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah ± 100-200 cc (Mitayani 2009).

Cara lepasnya plasenta ada beberapa macam, yaitu:
a.    Scultze
Lepasnya plasenta seperti kita menutup payung, cara ini paling sering terjadi. Bagian keras dahulu adalah bagian tengah, kemudian terjadi retro plasenta haematoma yang menolak uri. Mula-mula bagian tengah lalu seluruhnya. Perdarahan biasanya tidak ada sebelum uri lahir dan banyak setelah uri lahir.
b.    Duncan
Lepasnya uri melalui pinggir, darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban, seperempat dari tengah dan pinggir plasenta.
Ciri-ciri lepasnya plasenta, yaitu:
a.       Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri
b.      Tali pusat memanjang
c.       Semburan darah mendadak dan singkat
4.    Kala IV
Dimulai saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama postpartum. Kala pengawasan, pengawasan pada keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdaran post partum.
Asuhan dan pemantauan kala IV:
1.         Melakukan masase uterus 15 detik
2.         Evaluasi TFU (umumnya sepusat/ 1-2 jari di bawah pusat)
3.         Observasi kehilangan darah (normalnya kurang dari 500 cc)
4.         Observasi kontraksi uterus
5.         Evaluasi TTV, kandung kemih, tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua.

1.5    Langkah – Langkah  Pertolongan persalinan Normal
1.      Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai 6 cm peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku dapat dilakukan episiotomi median, mediolateral atau lateral.
2.      Episotomi dilakukan pada saat his dan, mengejan untuk mengurangi sakit, tujuan episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan melakukan adaptasi.
3.      Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum sehingga tidak terjadi robekan baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan ekspulsi.
4.      Stelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung dibersihkan dari lender kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna menyesuaikan os. oxyput kearah punggung.
5.      Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah untuk melahirtkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang setelah kedua bahu lahir ketiak dikaitr untuk melahirkan sisa badan bayi.
6.      Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lendir sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas bebas dari hambatan.
7.      Pemotongan tali pusat dapat dilakukan:
a.    Setelah bayi menangis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah berkembang dengan sempurna.
b.    Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi yang aterm sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc.
c.    Pada bayi premature pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah yang masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi terjadinya ikterus hemolitik dan kern ikterus.
8.      Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya.
9.      Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan:
a.    Kateterisasi kandung kemih
b.    Menjahit luka spontan atau luka episiotomi



DAFTAR PUSTAKA

Depkes.(2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID
Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan Normal. Dimuat dalam http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20PERSALINAN/laporan-pendahuluan-pada-pasien-dengan.html (Diakses tanggal 18 Maret 2012)
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bina pustaka Sarwono Prawirohardjo.


Share:

0 komentar:

Post a Comment

STRATEGI CUAN DARI YOUTUBE

STRATEGI CUAN DARI YOUTUBE
Pasti Cuan dijamin ampuh

CHATING DISINI YUK?

Header Ads Widget