Kumpulan Lengkap Artikel Asuhan Kebidanan Terbaru 2023

ASKEB MENOMETHORAGHIA | Kumpulan Artikel Kebidanan Terbaru 2022

 ASUHAN KEBIDANAN 

PADA Nn. “D” USIA 18 TAHUN DENGAN MENOMETHORAGHIA

DI POLI KANDUNGAN RSUD IBNU SINA GRESIK





DISUSUN OLEH :

DEVI RATNASARI

NIM : 02.09.261




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

MOJOKERTO

2012







BAB I

PENDAHULUAN



1.1    Latar Belakang 

Menomethoraghia adalah perdarahan uterus abnormal yang terjadi baik di dalam maupun di luar siklus haid yang disebabkan oleh gangguan fungsional mekanisme kerja hormon-hormon tanpa adanya kelainan organik alat reproduksi. 

Menomethoraghia disebabkan oleh ketidak seimbangan hormon estrogen dan progesteron akibat endokrin, misalnya gangguan  pada sistem hipotalamus, hipofisis ovarium dan endometrium, selain itu juga akibat gangguan non endokrin misalnya gangguan psikogenik, nutrisi yang kurang dan penyakit sistemik. 

1.2    Tujuan 

1.2.1        Tujuan Umum 

Setelah membuat asuhan kebidanan, diharapkan mahasiswa dapat mengerti serta mampu membuat asuhan kebidanan dengan Menomethoraghia.

1.2.2        Tujuan Khusus

Adapun tujuan yang dapat kita ambil dari penyusunan asuhan kebidanan ini adalah agar mahasiswa mampu : 

a.       Melakukan pengkajian data subyektif atau obyektif dengan Menomethoraghia. 

b.      Mengidentifikasi diagnosa dan masalah

c.       Mengidentifikasi masalah potensial 

d.      Mengidentifikasi kebutuhan yang harus dipenuhi

e.       Membuat rencana tindakan 

f.       Melaksanakan tindakan 

g.      Melaksanakan evaluasi dan hasil tindakan 

1.3    Manfaat 

a.          Bagi Mahasiswa 

Mahasiswa dapat mengetahui konsep Menomethoraghia.

b.         Bagi Institusi 

Institusi dapat mengetahui sejauh mana mahasiswa akademi kebidanan STIKES DIAN HUSADA mampu membuat asuhan kebidanan  dengan Menomethoraghia.

Bagi Lahan Praktek Rumah sakit dapat meningkatkan asuhan pelayanan yang komprehensif pada ibu dengan Menomethoraghia.

BAB II

tinjauan teori

1.             Definisi 

Menometrorhagia adalah hipermenorhea atau menoragia adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal/ lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari) (Sarwono, 1999 : 225)

Menometrorhagia adalah perdarahan dari rahim yang terjadi pada waktu haid juga pada saat-saat lain (Kamus Kedokteran. 2000: 86)

Menometrorhagia adalah perdarahan uterus yang tidak sesuai waktu tetapi dalam jumlah yang banyak (Manuaba, 2001 : 500)

Menomethoraghia adalah perdarahan uterus abnormal (jumlah, grekuensi atau lamanya) yang terjadi baik di dalam maupun di luar siklus haid yang semata-mata disebabkan oleh gangguan fungsional mekanisme kerja poros hipotalamus –hipofisis – ovarium, endometrium tanpa adanya kelainan organik alat reproduksi (Darlan, 1998 : 662)

2.  Etiologi

Biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan  hormon estrogen dan progesteron akibat dari :

a.       Endokrin          :  gangguan pada  sistem hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium.

b.      Non endokrin   :  psikogenik, neurogenik, nutrisi yang kurang dan penyakit sistemik.

                                                                (Sarwono, 1999 : 226)

3.      Patofisiologi

Menomethoraghia dapat terjadi pada siklus ovulatorik, anovulatorik maupun pada keadaan folikel persisten.

a.       Menomethoraghia  pada pertengahan siklus

Disebabkan oleh rendahnya kada estrogen sedangkan progesteron terus membentuk.  Macam-macamnya :

o   Perdarahan pada pertengahan siklus

Biasanya sedikit dan sebentar, keadaan ini terjadi akibat rendahnya kadar estrogen.

o   Perdarahan akibat gangguan pelepasan endometrium (ireguler sheeding)

Biasanya  banyak dan panjang, penyebabnya adalah korpus luteum persisten, progesteron terus membentuk sedangkan estrogen rendah.

o   Perdarahan bercak (spoting) pra haid dan pasca haid

Pra haid      :  disebabkan inefisiensi korpus luterum.

Pasca haid :  disebabkan defisiensi estrogen, sehingga regenerasi endometrium.

Penyebab lain adalah  apopleksia uteri wanita hipertensi dan kelainan darah seperti anemia, gangguan pembekuan darah, purpura dan lain-lain.

b.      Menomethoraghia pada siklus anovulatorik 

Dasar kelainannya adalah tidak terjadinya ovulasi  korpus luteum tidak ada  progesteron ↓ dan estrogen ↓, sering terjadi pada usia pubertas dan menopause.

Pada pubertas proses maturasi hipotalamus mungkin terlambat, sehingga pembentukan RF dan GnRH tidak sempurna, lambat laun maturasi akan tercapai dan siklus haid akan menjadi ovulatoar.

Pada premenopause proses berhentinya ovarium tidak selalu berjalan lancar.  Stres dalam kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan perdarahan anovalatoar, tapi biasanya tidak terganggu.

c.       Menomethoraghia pada folikel resisten

Sering terjadi pada masa premenopause, jarang pada reproduksi.  Endometrium secara menetap dipengaruhi oleh estrogen sehingga terjadi hiperplasia baik jenis atipik maupun adenomelous.  Sering menjadi ganas memerlukan penanganan yang  seksama.  Sehingga folikel tidak mampu lagi membentuk estrogen.  Maka terjadilah perdarahan yang banyak.  Gambaran klinis mula-mula seperti haid biasa, kemudian terjadi perdarahan bercak, selanjutnya diikuti perdarahan yang semakin banyak dan terus menerus.

(Sarwono, 1999 : 226)





4.       Diagnosis 

a.       Singkirkan terlebih dahulu kelainan organik.

b.      Anamnesis, perlu diketahui:

-          Usia menarche

-          Siklus haid

-          Jumlah perdarahan

-          Lama menstruasi

-          Sifat perdarahan

-          Latar belakang keluarga  

-          Status emosi

c.       Pemeriksaan Fisik

-          Umum

Adanya tanda-tanda penyakit metabolik, endokrin, gangguan hemolisis, penyakit menahun dan lain-lain.

-          Ginekologi

Pada wanita usia pubertas, tidak diperlukan hapusan namun pada wanita usia premenopause perlu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknnya keganasan. 

-          Penunjang

Kelainan organik yang kecil pada genetalia interna seringkali sulit dinilai apalagi pada wanita firgin, sehingga dianjurkan pemeriksaan biopsi endometrium, lab darah dan fungsi hemostatis, USG, radic imun assay dan lain-lain

d.      Diagnosa anovulasi

-          Suhu basal badan  

-          Biopsi endomatrium

-          Sitologi

-          Hiperfungsi adrenal

-          Hipotiroid

-          FSH dan LH

-          Progesteron

-          Hipo fungsi pankreas.

(Manuaba, 2001 : 500)


5.     Pengobatan

a.       Tujuan  

-          Menghentikan perdarahan

-          Memulihkan pola haid ovulatoar

-          Mencegah akibat jangka panjang dari keadaan anovulasi

a.       Prinsip

-          Singkirkan dulu kelainan organik

-          Bila terjadi perdarahan banyak atau KU jelek atau anemis,  segera hentikan perdarahan dengan injeksi estrogen atau progesteron kemudian transfusi.

-          Perdarahan yang tidak mengganggu KU, terapi cukup dengan estrogen atau proge oral saja.

-          Terapi lain : antifibrinolitik  atau anti prostaglandin.

-          Setelah perdarahan berhenti atau gangghuan haid teratasi selanjutnya atur siklus haid selama 3 bulan berturut-turut

-          Setelah 3 bulan pengaturan siklus haid, keadaan kembali lagi seperti semula, cari penyebab lain (analisa hormon).

         Pengobatan pada siklus anovulatorik

Tujuan :  mengehntikan perdarahan danmengembalikan siklus haid sampai terjadi ovulasi atau sampai hormon-hormon untuk memicu ovulasi terpenuhi.

Obat yang diberikan :

-          Estrogen dosis tinggi

Estradiol diprolionass 2,5 mg

Estradiol benzoas 1,5 mg

-          Pil kombinasi 2 x 1 tablet selama 3 hari

1 x 1 tablet selama 21  hari

-          Progesteron

MPA 10 – 20 mg / hari selama 7 – 10 hari

Linestrenol 5 mg

         Pengobatan pada Menomethoraghia berat

Beri estrogen konjugasi dosis tinggi untuk merangsang terbentuknya lapisan mukopolisakarida pada dinding kapiler dan arteriola sehingga luka pada pembuluh darah tertutup.

Dosis :

25 mg IV/3 – 4 jam, maksimal 4 kali suntikan

Bila KL estrogen, beri progesteron 100 mg untuk merangsang kontraksi sitmik pada vasomotor dan menjaga ketahanan endometrium.

         Pengobatan operatif

Terapi ini bertujuan menghentikan perdarahan dengan angka keberhasilan 40% - 60%.

         Pengobatan lain

Yaitu dengan pemberian anti fibrinolitik.  Aktifitas fibrinolitik di uterus tinggi karena akibat enzimatik plasmin atau plasminogen yang menyebabkan degradasi fibrin, fibrinogen, faktor V dan VIII.  Proses seperti urakinasi, tripsin dan streptokinase.  Dapat dihambat oleh asam amino keproat dan AS traneksamat dosis 4 gr / hari (4 kali pemberian).

(Sarwono, 1999 : 227)

6.         Komplikasi Menomethoraghia

a.                Komplikasi kehamilan 

  Perdarahan implantasi

  Abortus

  Kehamilan ektopik 

  Kehamilan mola penyakit trofoblastis

  Komplikasi plasenta

  Vaso previa 

  Hasil konsepsi yang tertahan 

  Sub involusi uterus setelah kehamilan.

b.   Infeksi dan inflamasi

  Dulfitis dengan ekskoriosi 

  Vaginitis 

  Serviskis 

  Endometritis 

  Solpingo – ooforitis

c.    Kelainan hormonal 

  Disfungsi hipolamus, hipopise – ovarium 

  Kisto fungsional ovarium yang menghasilkan hormon 

  Hormon eksogen (estrogen, kontrasepsi oral estrogen-progestis)

  Disfungsi tiroid-hipotiroid lebih mungkin dari hipertioid dalam menyebabkan perdarahan pervaginam ireguler.

  Gangguan psikogenik 


d.                       Trauma

  Perdarahan postoperotif 

  Laserasi obstetrik 

  Benda asing dalam vagina 

  Alat kontrasepsi dalam rahim

e.  Endometritis 

f. Odenamiasis 

g.Kelainan hemotalotik atau sistemik

  Trombositopenia

  Hipertensi 

  Leukimia 

  Penyakit hepar 

h.Adenomiosis 



                                                                  (Kedaruratan Obgyne, 1994, 466-467)

bab iii

TINJAUAN KASUS


1.       Pengkajian

Oleh          :  Devi Ratnasari

Hari           :  Selasa

Tanggal     :  10 April  2012 

Jam            :  11.00  WIB

A.    Data Subyektif 

1.      Biodata 

Nama Istri     :  Nn. “D”                  

Umur             :  13 tahun 

Agama          :  Islam                        

Pendidikan    :  SMP 

Pekerjaan      :  -                                                       

Alamat          :  Perum Cerme

2.      Keluhan Utama

Pasien mengatakan menstruasi sejak tanggal 23 Maret 2012 yang lalu belum berhenti, darah keluar banyak, berwarna merah kecoklatan.

3.      Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan mengalami menstruasi berkepanjangan, tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis dan penyakit menurun seperti diabetes militus dan penyakit menahun seperti jantung.

4.      Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis dan penyakit menurun seperti diabetes militus dan penyakit menahun seperti jantung.

5.      Riwayat Kesehatan  Keluarga

Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis dan penyakit menurun seperti diabetes militus dan penyakit menahun seperti jantung.

6.      Riwayat Haid

Menarche                   :  13 tahun  

Lama  haid                :  2-3 minggu                      

Siklus haid                 :  tidak teratur

Jumlah darah haid     :  3-4 x ganti pembalut / hari           

Warna dan bau          :  merah kecoklatan dan bau anyir  

Fluor Albus               :  tidak                    

7.      Riwayat Perkawinan

Belum pernah menikah 

8.      Riwayat KB

Belum pernah menggunakan KB

9.      Data Psikososial

a.       Psikososial

Pasien mengatakan cemas karena sekarang ini akan menghadapi ujian akhir nasional 

b.      Sosial

Pasien mengatakan tinggal dengan kedua orang tuanya, hubungan dengan kedua orang tuanya baik 

10.  Data Sosial Budaya

Pasien mengatakan masih menganut budaya Jawa seperti pantang makanan, perdarahan di luar haidnya termasuk darah Istikhadoh.

11.  Data Spiritual 

Pasien mengatakan beragama Islam, tidak percaya dengan hal yang takhayul.


B.     Data Obyektif

1.      Pemeriksaan Umum

Keadaan umum      :  Baik

Kesadaran              :  Composmentis

Suhu                       :  3660 C

Nadi                       :  80 x/menit

RR                          :  20 x/menit

TD                          :  110/70 mmHg

2.      Pemeriksaan Fisik

a.       Inspeksi 

Kepala        : Bersih, tidak ada ketombe, penyebaran rambut merata

Wajah         :  Simetris, tidak oedem

Mata           :  Simetris, conjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus

Hidung       :  Bersih, tidak ada skret 

Mulut         : Simetris, bibir lembab, mulut bersih, lidah bersih, tidak ada caries gigi

Telinga       :  Simetris, bersih, tidak ada serumen

Leher          :  Tidak tampak bendungan vena jugularis,tidak tampak kelenjar tyroid

Dada          :  Tidak ada pernafasan intercoste, payudara simetris, kulit bersih, puting susu menonjol

Abdomen   :  Kulit bersih, tidak ada luka bekas operasi

Rambut      :  Hitam, bergelombang, bersih, tidak ada ketombe

Muka          :  Tidak pucat, tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum

Payudara    :  Simetris, puting susu menonjol

Genetalia    :  vulva   : tidak oedem, tidak varises

                      Vagina : keluar darah haid

Anus          :  Bersih, tidak hemaroid

Ekstremitas atas         :  simetris, tidak oedem

Ekstremitas bawah     : simetris, tidak oedem, tidak varises

b.      Palpasi

Kepala        :  tidak ada benjolan 

Leher          :  tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.

Payudara    :  tidak ada nyeri tekan

Abdomen   :  tidak nyeri tekan.         

c.       Auskultasi

Dada          :  tidak ada bunyi Ronchi maupun wheezing

d.      Perkusi

Reflek patella  :  + / +

3.      Pemeriksaan Penunjang

USG         : 

                 Uterus             : Besar normal

                 Ovarium          : Normal


2.             Identifikasi Diagnosa dan Masalah

Dx          : Nn.”D” usia 18 tahun dengan Menomethoraghia

Ds          : Pasien mengatakan menstruasi sejak tanggal 23 Maret 2012 yang lalu belum        

                          berhenti, darah keluar banyak, berwarna merah kecoklatan.


          Do          : 

                         K/U                :  baik

                         Kesadaran      :  composmentis

      Suhu               :  3660 C

                         Nadi               :  80 x/menit

                         RR                  :  20  x/menit

                         TD                  :  110/70 mmHg

                         Genetalia        : terdapat pengeluaran darah dari vagina, berwarna merah              

                                                  Kecoklatan

     USG                : 

                 Uterus             : Besar normal

                 Ovarium          : Normal


                        

3.             Identifikasi Masalah Potensial

1.      Potensial terjadi infeksi

2.      Potensial terjadi anemia gravis

4.             Identifikasi Kebutuhan Segera

1.      Kolaborasi dengan dokter SpOG

5.             Intervensi

Tujuan :  

Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 30 menit diharapkan pasien memahami dan mengikuti anjuran dari dokter

Kriteria Hasil :

         K/U        : baik

         TTV        :  dalam batas normal

         TD          :  90/60-120/80 mmHg

         S             :  36,5 – 37,5 0C

         N                        :  80 – 100 x/mnt

         RR          :  18 – 20 x/mnt

         Siklus haid normal

Intervensi :

1.      Lakukan pendekatan terapeutik dengan pasien untuk mencari penyebab penyakit

R/ untuk mengetahui apakah psikologi pasien terganggu atau tidak

2.      Lakukan pemeriksaan TTV

R/   Sebagai parameter keadaan pasien

3.      Anjurkan pasien untuk menjaga personal hygine sekitar kemaluan

R/   Untuk mencegah infeksi

4.      Anjurkan pada pasien untuk mengkonsumsi makanan bergizi yang berimbang 

R/ meningkatkan kondisi tubuh

5.      Lakukan kolaborasi dengan dokter obgyn

R/ Untuk melakukan penanganan yang lebih tepat dan mencegah komplikasi.

6.      Berikan konseling cara minum obat secara teratur dan tepat waktu

R/ membantu pasien agar minum obat sesuai jadwal

6.      Implementasi

Tanggal  : 10 April 2012                                                            Jam      : 11.15 WIB

1.      Melakukan pendekatan terapeutik dengan pasien untuk membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan pasien, dengan cara : memberi salam, memanggil nama, dan senyum

2.      Melakukan pemeriksaan TTV 

            Suhu    : 366ºC

            Nadi     : 80 x / menit

            RR        : 20x / menit

            TD        : 110/70 mmHg 

3.      Menganjurkan pasien untuk menjaga personal hygine dan menjaga celana dalam tetap kering, bersih selalu

4.      Menganjurkan pada pasien untuk mengkonsumsi makanan bergizi yang berimbang seperti nasi, sayur – sayuran, lauk pauk dan buah - buahan serta tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan pengawet, penyedap dan pewarna

5.      Melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn

Terapi  : cycloprogynova 1 X 1 tablet selama 28 hari diulang sampai 3 blan secara cepat, tepat dan rutin

6.      Memberikan konseling cara minum obat secara teratur dan tepat waktu apabila obat pertama diminum pada jam 12 maka untuk peminuman obat berikutnya harus jam 12 juga sehingga tidak menggurangi keefektifan obat tersebut, serta control saat haid hari 1

7.             Evaluasi

Tanggal :  10 April  2012                                  Jam      :  11.30 WIB

S    :  Pasien mengatakan mengerti penjelasan dari bidan

O   :  Pasien memahami apa yang dijelaskan oleh bidan tentang cara peminuman obat dan anjuran untuk selalu personal hygine dalam vagina

A   :  Nn.”D” usia 18 tahun dengan Menomethoraghia

P    :  

-          Anjurkan pasien untuk minum obat sesuai jadwal pemberian, apabila minum jam 12 maka untuk obat pemberian selanjutnya harus diminum jam 12 juga jika tidak akan mengurangi keefektifan dari obat tersebut

-          Kontrol saat haid hari 1

-          Bila perdarahan banyak segera kontrol ke nakes terdekat 


BAB IV 

PEMBAHASAN


Pembahasan merupakan analisa dan penulis mengenai kesenjangan yang terjadi antara teori dengan kasus di lapangan. Dalam kasus ini tidak ada kesenjangan dengan teori.

a.       Dalam pengkajian data baik subjektif maupun objektif dalam teori dalam kasus di lapangan terdapat kesamaan.

b.      Dalam mendiagnosa tedapat keterkaitan yang erat dan tidsk terjadi kesenjangan antara teori dengan kasus di lapangan.

c.       Diagnosa masalah dan potensial dalam kasus serta teori pun tidak jauh beda.

d.      Tindakan segera, kebutuhan segera dalam penanganan di lapangan telah sesuai dengan teori

e.       Perencanan yang telah direncanakan sesui dengan diagnosa dan masalah juga sesuai dengan teori

f.       Evaluasi yang dilakukan setelah diadakannya implementasi berjalan sesuai dengan perkembangan keadaan pasien dan hasil yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan teori


BAB V 

PENUTUP


A.    Kesimpulan

Menometrorhagia adalah hipermenorhea atau menoragia adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal/ lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari) (Sarwono, 1999 : 225)

Biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan  hormon estrogen dan progesteron akibat dari :

a.        Endokrin          : gangguan pada  sistem hipotalamus, hipofisis, ovarium dan 

            endometrium.

b.      Non endokrin   :  psikogenik, neurogenik, nutrisi yang kurang dan penyakit sistemik.

                                                                                    (Sarwono, 1999 : 226)

Pengobatan 

Yaitu dengan pemberian anti fibrinolitik.  Aktifitas fibrinolitik di uterus tinggi karena akibat enzimatik plasmin atau plasminogen yang menyebabkan degradasi fibrin, fibrinogen, faktor V dan VIII.  Proses seperti urakinasi, tripsin dan streptokinase.  Dapat dihambat oleh asam amino keproat dan AS traneksamat dosis 4 gr / hari (4 kali pemberian).

(Sarwono, 1999 : 227)

B. Saran

      Bagi wanita yang menderita menometroragia segera ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan penangganan lebih lanjut,menjaga personal hygine terutama daerah genetalia, makan – makanan yang bergizi, dan banyak istirahat.





DAFTAR PUSTAKA



Sastrawinata, Sulaiman. 1981. Ginekologi. Universitas Padjajaran. Bandung 

Manuaba, Ida Bagus Gde. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin. Obstetri Ginekologi K13. Jakarta : EGC : 2001

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekat Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius

Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 

Diposkan oleh D3v!e di 23.06 Tidak ada komentar: 


Share:

0 komentar:

Post a Comment

STRATEGI CUAN DARI YOUTUBE

STRATEGI CUAN DARI YOUTUBE
Pasti Cuan dijamin ampuh

CHATING DISINI YUK?

Header Ads Widget