ASUHAN KEBIDANAN
PADA Nn. “D” USIA 18 TAHUN DENGAN MENOMETHORAGHIA
DI POLI KANDUNGAN RSUD IBNU SINA GRESIK
DISUSUN OLEH :
DEVI RATNASARI
NIM : 02.09.261
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
MOJOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menomethoraghia adalah perdarahan uterus abnormal yang terjadi baik di dalam maupun di luar siklus haid yang disebabkan oleh gangguan fungsional mekanisme kerja hormon-hormon tanpa adanya kelainan organik alat reproduksi.
Menomethoraghia disebabkan oleh ketidak seimbangan hormon estrogen dan progesteron akibat endokrin, misalnya gangguan pada sistem hipotalamus, hipofisis ovarium dan endometrium, selain itu juga akibat gangguan non endokrin misalnya gangguan psikogenik, nutrisi yang kurang dan penyakit sistemik.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah membuat asuhan kebidanan, diharapkan mahasiswa dapat mengerti serta mampu membuat asuhan kebidanan dengan Menomethoraghia.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan yang dapat kita ambil dari penyusunan asuhan kebidanan ini adalah agar mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian data subyektif atau obyektif dengan Menomethoraghia.
b. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah
c. Mengidentifikasi masalah potensial
d. Mengidentifikasi kebutuhan yang harus dipenuhi
e. Membuat rencana tindakan
f. Melaksanakan tindakan
g. Melaksanakan evaluasi dan hasil tindakan
1.3 Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui konsep Menomethoraghia.
b. Bagi Institusi
Institusi dapat mengetahui sejauh mana mahasiswa akademi kebidanan STIKES DIAN HUSADA mampu membuat asuhan kebidanan dengan Menomethoraghia.
Bagi Lahan Praktek Rumah sakit dapat meningkatkan asuhan pelayanan yang komprehensif pada ibu dengan Menomethoraghia.
BAB II
tinjauan teori
1. Definisi
Menometrorhagia adalah hipermenorhea atau menoragia adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal/ lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari) (Sarwono, 1999 : 225)
Menometrorhagia adalah perdarahan dari rahim yang terjadi pada waktu haid juga pada saat-saat lain (Kamus Kedokteran. 2000: 86)
Menometrorhagia adalah perdarahan uterus yang tidak sesuai waktu tetapi dalam jumlah yang banyak (Manuaba, 2001 : 500)
Menomethoraghia adalah perdarahan uterus abnormal (jumlah, grekuensi atau lamanya) yang terjadi baik di dalam maupun di luar siklus haid yang semata-mata disebabkan oleh gangguan fungsional mekanisme kerja poros hipotalamus –hipofisis – ovarium, endometrium tanpa adanya kelainan organik alat reproduksi (Darlan, 1998 : 662)
2. Etiologi
Biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron akibat dari :
a. Endokrin : gangguan pada sistem hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium.
b. Non endokrin : psikogenik, neurogenik, nutrisi yang kurang dan penyakit sistemik.
(Sarwono, 1999 : 226)
3. Patofisiologi
Menomethoraghia dapat terjadi pada siklus ovulatorik, anovulatorik maupun pada keadaan folikel persisten.
a. Menomethoraghia pada pertengahan siklus
Disebabkan oleh rendahnya kada estrogen sedangkan progesteron terus membentuk. Macam-macamnya :
o Perdarahan pada pertengahan siklus
Biasanya sedikit dan sebentar, keadaan ini terjadi akibat rendahnya kadar estrogen.
o Perdarahan akibat gangguan pelepasan endometrium (ireguler sheeding)
Biasanya banyak dan panjang, penyebabnya adalah korpus luteum persisten, progesteron terus membentuk sedangkan estrogen rendah.
o Perdarahan bercak (spoting) pra haid dan pasca haid
Pra haid : disebabkan inefisiensi korpus luterum.
Pasca haid : disebabkan defisiensi estrogen, sehingga regenerasi endometrium.
Penyebab lain adalah apopleksia uteri wanita hipertensi dan kelainan darah seperti anemia, gangguan pembekuan darah, purpura dan lain-lain.
b. Menomethoraghia pada siklus anovulatorik
Dasar kelainannya adalah tidak terjadinya ovulasi korpus luteum tidak ada progesteron ↓ dan estrogen ↓, sering terjadi pada usia pubertas dan menopause.
Pada pubertas proses maturasi hipotalamus mungkin terlambat, sehingga pembentukan RF dan GnRH tidak sempurna, lambat laun maturasi akan tercapai dan siklus haid akan menjadi ovulatoar.
Pada premenopause proses berhentinya ovarium tidak selalu berjalan lancar. Stres dalam kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan perdarahan anovalatoar, tapi biasanya tidak terganggu.
c. Menomethoraghia pada folikel resisten
Sering terjadi pada masa premenopause, jarang pada reproduksi. Endometrium secara menetap dipengaruhi oleh estrogen sehingga terjadi hiperplasia baik jenis atipik maupun adenomelous. Sering menjadi ganas memerlukan penanganan yang seksama. Sehingga folikel tidak mampu lagi membentuk estrogen. Maka terjadilah perdarahan yang banyak. Gambaran klinis mula-mula seperti haid biasa, kemudian terjadi perdarahan bercak, selanjutnya diikuti perdarahan yang semakin banyak dan terus menerus.
(Sarwono, 1999 : 226)
4. Diagnosis
a. Singkirkan terlebih dahulu kelainan organik.
b. Anamnesis, perlu diketahui:
- Usia menarche
- Siklus haid
- Jumlah perdarahan
- Lama menstruasi
- Sifat perdarahan
- Latar belakang keluarga
- Status emosi
c. Pemeriksaan Fisik
- Umum
Adanya tanda-tanda penyakit metabolik, endokrin, gangguan hemolisis, penyakit menahun dan lain-lain.
- Ginekologi
Pada wanita usia pubertas, tidak diperlukan hapusan namun pada wanita usia premenopause perlu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknnya keganasan.
- Penunjang
Kelainan organik yang kecil pada genetalia interna seringkali sulit dinilai apalagi pada wanita firgin, sehingga dianjurkan pemeriksaan biopsi endometrium, lab darah dan fungsi hemostatis, USG, radic imun assay dan lain-lain
d. Diagnosa anovulasi
- Suhu basal badan
- Biopsi endomatrium
- Sitologi
- Hiperfungsi adrenal
- Hipotiroid
- FSH dan LH
- Progesteron
- Hipo fungsi pankreas.
(Manuaba, 2001 : 500)
5. Pengobatan
a. Tujuan
- Menghentikan perdarahan
- Memulihkan pola haid ovulatoar
- Mencegah akibat jangka panjang dari keadaan anovulasi
a. Prinsip
- Singkirkan dulu kelainan organik
- Bila terjadi perdarahan banyak atau KU jelek atau anemis, segera hentikan perdarahan dengan injeksi estrogen atau progesteron kemudian transfusi.
- Perdarahan yang tidak mengganggu KU, terapi cukup dengan estrogen atau proge oral saja.
- Terapi lain : antifibrinolitik atau anti prostaglandin.
- Setelah perdarahan berhenti atau gangghuan haid teratasi selanjutnya atur siklus haid selama 3 bulan berturut-turut
- Setelah 3 bulan pengaturan siklus haid, keadaan kembali lagi seperti semula, cari penyebab lain (analisa hormon).
Pengobatan pada siklus anovulatorik
Tujuan : mengehntikan perdarahan danmengembalikan siklus haid sampai terjadi ovulasi atau sampai hormon-hormon untuk memicu ovulasi terpenuhi.
Obat yang diberikan :
- Estrogen dosis tinggi
Estradiol diprolionass 2,5 mg
Estradiol benzoas 1,5 mg
- Pil kombinasi 2 x 1 tablet selama 3 hari
1 x 1 tablet selama 21 hari
- Progesteron
MPA 10 – 20 mg / hari selama 7 – 10 hari
Linestrenol 5 mg
Pengobatan pada Menomethoraghia berat
Beri estrogen konjugasi dosis tinggi untuk merangsang terbentuknya lapisan mukopolisakarida pada dinding kapiler dan arteriola sehingga luka pada pembuluh darah tertutup.
Dosis :
25 mg IV/3 – 4 jam, maksimal 4 kali suntikan
Bila KL estrogen, beri progesteron 100 mg untuk merangsang kontraksi sitmik pada vasomotor dan menjaga ketahanan endometrium.
Pengobatan operatif
Terapi ini bertujuan menghentikan perdarahan dengan angka keberhasilan 40% - 60%.
Pengobatan lain
Yaitu dengan pemberian anti fibrinolitik. Aktifitas fibrinolitik di uterus tinggi karena akibat enzimatik plasmin atau plasminogen yang menyebabkan degradasi fibrin, fibrinogen, faktor V dan VIII. Proses seperti urakinasi, tripsin dan streptokinase. Dapat dihambat oleh asam amino keproat dan AS traneksamat dosis 4 gr / hari (4 kali pemberian).
(Sarwono, 1999 : 227)
6. Komplikasi Menomethoraghia
a. Komplikasi kehamilan
Perdarahan implantasi
Abortus
Kehamilan ektopik
Kehamilan mola penyakit trofoblastis
Komplikasi plasenta
Vaso previa
Hasil konsepsi yang tertahan
Sub involusi uterus setelah kehamilan.
b. Infeksi dan inflamasi
Dulfitis dengan ekskoriosi
Vaginitis
Serviskis
Endometritis
Solpingo – ooforitis
c. Kelainan hormonal
Disfungsi hipolamus, hipopise – ovarium
Kisto fungsional ovarium yang menghasilkan hormon
Hormon eksogen (estrogen, kontrasepsi oral estrogen-progestis)
Disfungsi tiroid-hipotiroid lebih mungkin dari hipertioid dalam menyebabkan perdarahan pervaginam ireguler.
Gangguan psikogenik
d. Trauma
Perdarahan postoperotif
Laserasi obstetrik
Benda asing dalam vagina
Alat kontrasepsi dalam rahim
e. Endometritis
f. Odenamiasis
g.Kelainan hemotalotik atau sistemik
Trombositopenia
Hipertensi
Leukimia
Penyakit hepar
h.Adenomiosis
(Kedaruratan Obgyne, 1994, 466-467)
bab iii
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
Oleh : Devi Ratnasari
Hari : Selasa
Tanggal : 10 April 2012
Jam : 11.00 WIB
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Istri : Nn. “D”
Umur : 13 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : -
Alamat : Perum Cerme
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan menstruasi sejak tanggal 23 Maret 2012 yang lalu belum berhenti, darah keluar banyak, berwarna merah kecoklatan.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan mengalami menstruasi berkepanjangan, tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis dan penyakit menurun seperti diabetes militus dan penyakit menahun seperti jantung.
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis dan penyakit menurun seperti diabetes militus dan penyakit menahun seperti jantung.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis dan penyakit menurun seperti diabetes militus dan penyakit menahun seperti jantung.
6. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Lama haid : 2-3 minggu
Siklus haid : tidak teratur
Jumlah darah haid : 3-4 x ganti pembalut / hari
Warna dan bau : merah kecoklatan dan bau anyir
Fluor Albus : tidak
7. Riwayat Perkawinan
Belum pernah menikah
8. Riwayat KB
Belum pernah menggunakan KB
9. Data Psikososial
a. Psikososial
Pasien mengatakan cemas karena sekarang ini akan menghadapi ujian akhir nasional
b. Sosial
Pasien mengatakan tinggal dengan kedua orang tuanya, hubungan dengan kedua orang tuanya baik
10. Data Sosial Budaya
Pasien mengatakan masih menganut budaya Jawa seperti pantang makanan, perdarahan di luar haidnya termasuk darah Istikhadoh.
11. Data Spiritual
Pasien mengatakan beragama Islam, tidak percaya dengan hal yang takhayul.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Suhu : 3660 C
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
TD : 110/70 mmHg
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Bersih, tidak ada ketombe, penyebaran rambut merata
Wajah : Simetris, tidak oedem
Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus
Hidung : Bersih, tidak ada skret
Mulut : Simetris, bibir lembab, mulut bersih, lidah bersih, tidak ada caries gigi
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen
Leher : Tidak tampak bendungan vena jugularis,tidak tampak kelenjar tyroid
Dada : Tidak ada pernafasan intercoste, payudara simetris, kulit bersih, puting susu menonjol
Abdomen : Kulit bersih, tidak ada luka bekas operasi
Rambut : Hitam, bergelombang, bersih, tidak ada ketombe
Muka : Tidak pucat, tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum
Payudara : Simetris, puting susu menonjol
Genetalia : vulva : tidak oedem, tidak varises
Vagina : keluar darah haid
Anus : Bersih, tidak hemaroid
Ekstremitas atas : simetris, tidak oedem
Ekstremitas bawah : simetris, tidak oedem, tidak varises
b. Palpasi
Kepala : tidak ada benjolan
Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.
Payudara : tidak ada nyeri tekan
Abdomen : tidak nyeri tekan.
c. Auskultasi
Dada : tidak ada bunyi Ronchi maupun wheezing
d. Perkusi
Reflek patella : + / +
3. Pemeriksaan Penunjang
USG :
Uterus : Besar normal
Ovarium : Normal
2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx : Nn.”D” usia 18 tahun dengan Menomethoraghia
Ds : Pasien mengatakan menstruasi sejak tanggal 23 Maret 2012 yang lalu belum
berhenti, darah keluar banyak, berwarna merah kecoklatan.
Do :
K/U : baik
Kesadaran : composmentis
Suhu : 3660 C
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
TD : 110/70 mmHg
Genetalia : terdapat pengeluaran darah dari vagina, berwarna merah
Kecoklatan
USG :
Uterus : Besar normal
Ovarium : Normal
3. Identifikasi Masalah Potensial
1. Potensial terjadi infeksi
2. Potensial terjadi anemia gravis
4. Identifikasi Kebutuhan Segera
1. Kolaborasi dengan dokter SpOG
5. Intervensi
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 30 menit diharapkan pasien memahami dan mengikuti anjuran dari dokter
Kriteria Hasil :
K/U : baik
TTV : dalam batas normal
TD : 90/60-120/80 mmHg
S : 36,5 – 37,5 0C
N : 80 – 100 x/mnt
RR : 18 – 20 x/mnt
Siklus haid normal
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan terapeutik dengan pasien untuk mencari penyebab penyakit
R/ untuk mengetahui apakah psikologi pasien terganggu atau tidak
2. Lakukan pemeriksaan TTV
R/ Sebagai parameter keadaan pasien
3. Anjurkan pasien untuk menjaga personal hygine sekitar kemaluan
R/ Untuk mencegah infeksi
4. Anjurkan pada pasien untuk mengkonsumsi makanan bergizi yang berimbang
R/ meningkatkan kondisi tubuh
5. Lakukan kolaborasi dengan dokter obgyn
R/ Untuk melakukan penanganan yang lebih tepat dan mencegah komplikasi.
6. Berikan konseling cara minum obat secara teratur dan tepat waktu
R/ membantu pasien agar minum obat sesuai jadwal
6. Implementasi
Tanggal : 10 April 2012 Jam : 11.15 WIB
1. Melakukan pendekatan terapeutik dengan pasien untuk membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan pasien, dengan cara : memberi salam, memanggil nama, dan senyum
2. Melakukan pemeriksaan TTV
Suhu : 366ºC
Nadi : 80 x / menit
RR : 20x / menit
TD : 110/70 mmHg
3. Menganjurkan pasien untuk menjaga personal hygine dan menjaga celana dalam tetap kering, bersih selalu
4. Menganjurkan pada pasien untuk mengkonsumsi makanan bergizi yang berimbang seperti nasi, sayur – sayuran, lauk pauk dan buah - buahan serta tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan pengawet, penyedap dan pewarna
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn
Terapi : cycloprogynova 1 X 1 tablet selama 28 hari diulang sampai 3 blan secara cepat, tepat dan rutin
6. Memberikan konseling cara minum obat secara teratur dan tepat waktu apabila obat pertama diminum pada jam 12 maka untuk peminuman obat berikutnya harus jam 12 juga sehingga tidak menggurangi keefektifan obat tersebut, serta control saat haid hari 1
7. Evaluasi
Tanggal : 10 April 2012 Jam : 11.30 WIB
S : Pasien mengatakan mengerti penjelasan dari bidan
O : Pasien memahami apa yang dijelaskan oleh bidan tentang cara peminuman obat dan anjuran untuk selalu personal hygine dalam vagina
A : Nn.”D” usia 18 tahun dengan Menomethoraghia
P :
- Anjurkan pasien untuk minum obat sesuai jadwal pemberian, apabila minum jam 12 maka untuk obat pemberian selanjutnya harus diminum jam 12 juga jika tidak akan mengurangi keefektifan dari obat tersebut
- Kontrol saat haid hari 1
- Bila perdarahan banyak segera kontrol ke nakes terdekat
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan analisa dan penulis mengenai kesenjangan yang terjadi antara teori dengan kasus di lapangan. Dalam kasus ini tidak ada kesenjangan dengan teori.
a. Dalam pengkajian data baik subjektif maupun objektif dalam teori dalam kasus di lapangan terdapat kesamaan.
b. Dalam mendiagnosa tedapat keterkaitan yang erat dan tidsk terjadi kesenjangan antara teori dengan kasus di lapangan.
c. Diagnosa masalah dan potensial dalam kasus serta teori pun tidak jauh beda.
d. Tindakan segera, kebutuhan segera dalam penanganan di lapangan telah sesuai dengan teori
e. Perencanan yang telah direncanakan sesui dengan diagnosa dan masalah juga sesuai dengan teori
f. Evaluasi yang dilakukan setelah diadakannya implementasi berjalan sesuai dengan perkembangan keadaan pasien dan hasil yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan teori
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menometrorhagia adalah hipermenorhea atau menoragia adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal/ lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari) (Sarwono, 1999 : 225)
Biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron akibat dari :
a. Endokrin : gangguan pada sistem hipotalamus, hipofisis, ovarium dan
endometrium.
b. Non endokrin : psikogenik, neurogenik, nutrisi yang kurang dan penyakit sistemik.
(Sarwono, 1999 : 226)
Pengobatan
Yaitu dengan pemberian anti fibrinolitik. Aktifitas fibrinolitik di uterus tinggi karena akibat enzimatik plasmin atau plasminogen yang menyebabkan degradasi fibrin, fibrinogen, faktor V dan VIII. Proses seperti urakinasi, tripsin dan streptokinase. Dapat dihambat oleh asam amino keproat dan AS traneksamat dosis 4 gr / hari (4 kali pemberian).
(Sarwono, 1999 : 227)
B. Saran
Bagi wanita yang menderita menometroragia segera ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan penangganan lebih lanjut,menjaga personal hygine terutama daerah genetalia, makan – makanan yang bergizi, dan banyak istirahat.
DAFTAR PUSTAKA
Sastrawinata, Sulaiman. 1981. Ginekologi. Universitas Padjajaran. Bandung
Manuaba, Ida Bagus Gde. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin. Obstetri Ginekologi K13. Jakarta : EGC : 2001
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekat Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Diposkan oleh D3v!e di 23.06 Tidak ada komentar:
0 komentar:
Post a Comment